DASAR RUBAH ITU!

2.7K 328 57
                                    

Shello melongok kearah jendela bus yang ia tumpangi, membuat Tobhias yang duduk disebelahnya menoleh.

"Apakah sudah sampai?" Tanya Tobhias.

Shello menoleh.

"Sebentar lagi. Aku akan turun di persimpangan depan" jawab Shello.

"Benarkah? Jadi kau tinggal di sekitar situ?" Tanyanya lagi.

"Ya. Kau mau mampir dulu? Kita bisa minum teh dirumahku" ucap Shello.

"Eummm lain kali saja, aku harus segera pulang" ucap Tobhias.

"Baiklah" ucap Shello seraya mengangguk.

Lalu beberapa detik kemudian, bus yang mereka tumpangi berhenti disebuah persimpangan jalan.
Shello pun berdiri dari tempat duduknya.

"Aku duluan. Hati hati ya" ucap Shello pada cowok berambut keriting yang mirip dengan PERCY WEASLEY itu.

"Kau juga hati hati dijalan" ucap Tobhias.

Keduanya saling melambaikan tangan lalu setelahnya Shello turun dari bus.
Ya, tidak ada trem didaerah tempat tinggal Shello. Jadi ia membutuhkan dua kali menaiki transportasi umum untuk sampai ditempat kerjanya.

****

Shello menyurukkan kunci ke knop pintu. Tapi sesekali melirik kearah jendela.

'didalam masih gelap rupanya'

Setelah pintu terbuka, ia pun masuk dan kembali menutup pintu dari dalam.
Lalu ia menanggalkan sepatunya dan meletakkan nya di rak kecil didepan pintu. Ia pun kini memakai sendal rumah.

'astagaaaa! Kenapa aku tidak kepikiran kalau Saphira pasti tidak bisa menyalakan lampu? Aaaah harusnya aku membiarkan lampu tetap menyala!'

Shello menekan saklar dan ruangan pun kini terang.
Tapi ia tidak melihat rubah itu.

"Saphira!!" Panggilnya.

"Ini aku pulang Saphira!!" Teriaknya.

Tapi tidak ada tanda tanda rubah itu akan datang.

"Saphira!!! Aku pulang!!!" Teriaknya lagi.

Lagi lagi rubahnya tidak menyahut.

Shello masuk ke ruang makan, ruang perapian, ruang tengah tempat biasa Saphira menonton televisi, tapi tidak ada.

Ia berlari ke dapur, lalu membuka pintu dapur siapa tahu rubah itu ada di halaman belakang. Tapi nyatanya nihil.

Ah, Shello harus tenang. Dia tidak boleh panik. Ia lalu berlari ke kamar.
Ah, kenapa ia tidak langsung ke kamar saja tadi? Siapa tahu Saphira sedang tidur.

Buru buru Shello masuk ke kamar dan menyalakan lampu.
Ia menghela nafas putus asa karena nyatanya rubah itu tidak ada disana.

Tas yang sedari tadi masih dipunggungnya pun ia jatuhkan begitu saja dilantai. Ia juga tidak ingat dimana ia meletakkan makanan yang ia bawa untuk Saphira.

Ia kini duduk dilantai bersandar di tepian ranjang. Tatapan matanya terlihat kosong.
Jika tahu akan begini, lebih baik ia tidak bekerja. Lebih baik ia mendengarkan rengekan Saphira. Dan langsung pulang setelah kuliah.

Beberapa saat ia melamun, ia menoleh kearah pintu kamar mandi yang terbuka.
Seketika ia menegakkan kepalanya.

Ia melihat ke lantai didepan pintu kamar mandi yang nampak basah. Terdapat ceceran air disana.

Ah, kenapa ia tidak kepikiran untuk mencari Saphira di kamar mandi?

Shello lalu berdiri dan melepas mantelnya. Lalu berlari masuk ke kamar mandi.

SAPHIRA : Di Antara Sinar BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang