MELIHATMU LAGI

4.6K 545 18
                                    

Shello menemui temannya yang bernama Venus. Keduanya saling berpelukan.

"Apa kau baik baik saja? Tidak ada yang terluka kan?" tanya Venus pada Shello.

"Aku baik baik saja. Hanya kedinginan saja" jawab Shello.

"Baiklah. Mari kita kembali ke vila. Kita buat perapian untuk menghangatkan badan" ucap Venus.

Lalu keduanya berjalan kembali ke vila. Dan tanpa diketahui Shello, Venus menengok ke belakang.
Ia melihat rubah putih itu masih berada ditempat yang sama seperti saat ia melihat Shello tadi.

Rubah putih  itu terus menatap kedua gadis yang berjalan semakin jauh. Menatapnya dengan sendu.
Setelah keduanya tak terlihat lagi, rubah itu menunduk dan mengibaskan ekornya.
Lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Menyisakan jejak kakinya yang semakin tertutup oleh lebatnya guyuran salju.

***

Seekor rubah putih menatap ke langit malam dari goa tempat tinggalnya.
Ia terus menatap pekatnya langit tanpa berbintang.
Bulan pun mendengkur di peraduannya.
Hiasan langit malam itu seolah tak ingin kedinginan oleh salju yang menggunung.

Rubah itu menunduk, menatap kakinya yang dibalut sapu tangan berwarna biru muda. Ia tidak tahu dimana pemilik sapu tangan itu sekarang. Terakhir rubah itu melihat gadis penolongnya ya saat gadis itu meninggalkannya sendirian karena kembali bersama teman temannya.

Rubah itu kembali menatap ke langit yang gulita. Termenung sendirian menatap sang langit.  Ia akan selalu merindukan sang rembulan setiap musim salju atau musim hujan tiba.

Ia tidak suka mendung. Sebab mendung akan menutupi sang rembulan.
Dan ia akan dilupakan oleh siapapun jika sang rembulan tak juga muncul.

Beberapa saat kemudian. Rubah itu mendengar langkah orang berjalan. Ia mencari sumber suara.
Dan akhirnya ia melihat dua orang laki laki berjalan dengan masing masing membawa lentera.

Setelah dua orang itu sudah berjalan agak jauh. Rubah itu mengikutinya dari belakang.
Rubah itu berharap ia dapat kembali melihat gadis yang telah menolongnya.

_

Setelah berjalan cukup jauh, rubah itu berhenti dibawah pohon cemara saat melihat dua orang laki laki itu memasuki salah satu vila. Ya, dua vila disana.
Satu untuk perempuan, dan satu untuk laki laki.

Rubah itu berlari mendekat ke arah vila perempuan. Ia berputar mengelilingi vila itu. Lalu berhenti saat melihat cahaya dari salah satu kaca jendela yang tak tertutup gordennya.

Rubah itu mendekat. Lalu mengintip kedalam sebuah kamar.

Ia terpaku saat melihat seorang gadis tengah duduk disebuah kursi malas dengan mata terpejam.

Rubah itu menatap sapu tangan biru muda dikakinya. Lalu kembali menatap gadis itu dengan lekat.
Matanya seperti memancarkan kebahagiaan kala menatap gadis yang tertidur di kursi malas itu.

Rubah itu terus memperhatikan sang gadis dari luar kaca jendela. Dan dilihatnya sang gadis terbangun dari tidurnya.
Ia memperhatikan bagaimana gadis itu mengerjapkan matanya.
Bagaimana gadis itu menutup mulutnya saat menguap.
Bagaimana gadis itu menyibakkan rambutnya ke belakang.
Dan ketika gadis itu menggaruk tengkuknya dengan mengantuk.
Rubah itu seperti ingin tersenyum saat menyadari dirinya memperhatikan gerak gerik gadis itu dengan amat jeli.

Kemudian gadis itu bangun dari kursi malasnya lalu mematikan lampu dan berbaring di ranjang.
Dan kamar itu pun gelap.

Rubah itu membaringkan tubuhnya diluar jendela vila. Memejamkan matanya disana sendiri. Ia ingin bersama gadis itu meskipun tertidur diluar sekalipun.

SAPHIRA : Di Antara Sinar BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang