SETELAH NATAL

3.6K 445 24
                                    

Rubah putih itu masih bersama Shello hingga perayaan Natal tiba. Dan rubah itu melihat bagaimana Shello yang begitu riang saat berkumpul bersama keluarga.
Namun rubah itu merasa sedikit terlupakan.
Saat bersama keluarganya, Shello sama sekali tidak menyapanya. Dan rubah putih itu hanya bisa menatapnya dalam diam.

_

Shello merasa bersalah pada rubah putihnya. Merasa bersalah karena sempat mengabaikannya. Ia berdiri didepan pintu, menatap rubah putih itu yang berdiam diri didepan perapian.

"Kau marah padaku Saphira?" Shello bertanya pada rubahnya.

Karena biasanya rubah putih itu akan melompat ke pelukannya saat melihat Shello. Tapi tidak kali ini. Rubah itu hanya diam saja, seperti seseorang yang tengah marah.

"Aku minta maaf" ucapnya. Lalu berjalan mendekat pada rubah putihnya.

"Aku tidak bermaksud mengabaikanmu" ucap Shello. Tangannya tergerak ingin mengusap kepala rubah itu. Tapi seketika rubah itu menghindar.
Shello menghela nafas lemah. Rubahnya itu benar benar marah padanya.

Lalu Shello berdiri dan menatap ke arah rubah putihnya yang kini berada di sofa.

"Aku jarang bisa berkumpul bersama keluargaku Saphira.
Aku jauh dari mereka. Disini, aku menuntut ilmu dan harus rela jauh dari mereka.
Berkumpul bersama keluarga saat perayaan Natal adalah hal yang paling ku tunggu"

Shello mengambil nafas dan kembali melanjutkan perkataannya.

"Jika kau berkumpul bersama keluargamu, kau pasti bahagia kan?
Begitu juga aku. Aku hanya terlalu bahagia saat mereka disini.
Maaf kalau kau merasa terabaikan.
Aku tak pernah berniat mengabaikanmu. Ku mohon mengertilah" ucap Shello. Lalu beranjak menuju kamarnya.

Rubah itu menatap punggung Shello hingga lenyap dibalik pintu. Rubah itu jadi merasa bersalah telah membuat Shello bersedih.

'Aku tidak ingin kau bersedih'

'Maaf aku sudah egois'

'Shello, maafkan aku'

Rubah itu masih diam diatas sofa. Persis seperti seseorang yang sedang melamun.

Rubah itu mendongak dan tak sengaja melihat ada cahaya samar samar dari cerobong asap diatas perapian.

Matanya melebar. Lalu rubah itu berlari menuju jendela. Dan menatap keluar, tepatnya ke langit malam yang gulita.

'Bulan?'

Matanya berbinar saat melihat sinar dari sang hiasan langit malam yang bercahaya meski redup.

'Sudah lama aku menantinya'

'Aku merindukanmu'

'Selayaknya si pungguk'

Rubah itu masih setia menatap sang rembulan dari balik jendela. Hingga malam telah larut. Ia masih ditempatnya.

_

Sebuah bayangan bergerak pelan. Seperti siluet seorang perempuan. Namun cahaya diruangan itu hanya temaram. Hingga tak mampu menunjukkan wujud asli dari bayangan itu.

Bayangan itu mendekat ke ranjang dimana Shello tidur. Dan kini jelas jika bayangan itu adalah seorang perempuan yang tiba tiba muncul di kamar Shello.

Ia duduk dan memperhatikan Shello yang tengah terlelap.
Perempuan itu tersenyum. Lalu perlahan membaringkan tubuhnya disamping Shello.

Perempuan itu memiringkan tubuhnya menghadap ke Shello. Lalu tangan kirinya menyentuh lembut pipi Shello. Membuat gadis itu menggeliat dengan mata yang tetap terpejam.
Dan Shello kini bergerak memunggungi perempuan asing itu. Kembali masuk ke alam mimpi.

SAPHIRA : Di Antara Sinar BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang