"Kau sudah menghilang selama dua bulan. Kau kemana, V? Kumohon datanglah. Aku merindukanmu. Maafkan aku. Aku menyesal. Tolong berbisiklah padaku, V. Aku membutuhkanmu." lirih Hazel dengan isak tangis yang memenuhi kamarnya.
"Aku selalu disini, Hazel. Disampingmu. Jangan menangis. Hapus air matamu, sayang."
Hazel tersenyum tipis. Betapa senangnya gadis itu ketika mendengar bisikan itu lagi. Bisikan yang ia rindukan selama dua bulan ini.
"Soal waktu itu—aku minta maaf."
"Tidak mengapa. Aku mengerti."
"Kau membuatku khawatir, V."
"Jangan khawatirkan aku. Kaulah yang harus mengkhawatirkan dirimu sendiri."
"Tetapi bukankah kau akan selalu disampingku? Kau akan selalu melindungiku, 'kan?"
"Tentu. Itu adalah janji yang pernah kukatakan padamu, Hazel."
Hazel terdiam sejenak lalu berujar lirih, "Aku takut, V. Dengan Jungkook. Dia—"
"Aneh." tukas V. Hazel terdiam lagi. Mengapa semua ini terjadi seolah buana tengah mempermainkan hidupnya?
"V," Hazel menjeda kalimatnya sejemang dengan tenggorokannya yang terasa tercekat dan hati yang renyang kemudian gadis itu melanjutkan dengan suara lirih, "Aku... Takut jika kau akan pergi lagi dari hidupku. Aku takut kau hilang."
"Aku selalu disini. Jadi, tidak ada apapun yang harus ditakutkan lagi, Hazel."
Hanya mendengar suara bisikan itu sudah membuat Hazel merasa tenang dan aman selama V berada disisinya.
"Kau adalah sahabat kesayanganku, V."
"Aku sayang Hazel juga."
Kemudian Hazel terkekeh ketika mendengar V berbisik dengan lugunya. Bahagia seperti ini membuatnya melupakan sejenak tentang masalahnya bersama Jungkook di mobil kemarin.
"Hazel. Apakah kau ada di dalam?" suara Yoongi yang berasal dari luar kamarnya membuat Hazel terkesiap lalu segera membukakan pintu kamarnya untuk Yoongi.
"Jungkook ingin bertemu denganmu. Kau senang, 'kan?"
Hazel menghela nafas panjang. Apa tadi katanya? Senang? Oh, mungkin tidak. Gadis itu tersenyum paksa lalu berjalan mengekori Yoongi.
"Teruslah berbisik padaku apapun yang terjadi dan ajaklah aku berbicara semaumu. Aku tak akan pernah melarangmu lagi, V. Kau berhak melakukannya." bisik Hazel lalu ia kembali ke dalam kamar dan mengambil boneka singa miliknya.
"Halo, Hazel." sapa Jungkook ramah kemudian Hazel tersenyum dan duduk tepat disamping Jungkook.
"Kalian tidak apa-apa 'kan kalau aku tinggal sebentar? Aku ingin pergi berbelanja keperluan dapur dulu." pamit Yoongi lalu Hazel mengangguk dan tersenyum tipis, "Iya. Silahkan. Kami bisa mengobrol dan melakukan hal lain selama kau pergi."
Yoongi tersenyum manis, "Selamat bersenang-senang kalian berdua." ujarnya lalu berjalan keluar—meninggalkan Hazel dan Jungkook berdua.
"Bagaimana kabar pacarmu itu, Oppa?" tanya Hazel kemudian. Jungkook merubah raut wajahnya menjadi datar—tampak tak suka dengan apa yang hendak dibicarakan oleh Hazel. Kemudian Jungkook membalas ketus, "Raa dan aku baik. Tapi bisa tidak kalau kita tidak usah bicarakan tentang itu?"
Hazel mengangguk pelan lalu memeluk boneka singa miliknya.
"Apakah boneka itu lebih menarik daripada aku?" celetuk Jungkook membuat Hazel mendongak menatap Jungkook yang kini tengah menatapnya kesal setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper
FantasyAwal dari kehidupan Hazel yang begitu menyakitkan. Bersama dengan sebuah bisikan menenangkan yang tiba-tiba datang setelah kepergian Ibunya. Bisikan itu membuat hidup Hazel sedikit lebih berwarna walau hidupnya selalu dipenuhi akan sayatan luka. Dan...