Epilog

44 5 0
                                    

UDAH EPILOG ):
JAN LUPA VOTE & COMMENTNYA YA GUYS😭

PLAY MULMED YA GUYS💋

🎵IU - ENDING SCENE

Happy reading guys💜

♔♔♔

Yoongi mungkin bisa saja memaafkan kebrengsekan Jungkook saat itu tetapi disisi lain ia masih belum bisa tenang setelah Jungkook yang nyaris melenyapkan nyawa adik kesayangannya. Ditambah lagi dengan Hazel yang kini masih belum ada perubahan. Yoongi merindukan Hazel. Yoongi rindu pada Adiknya itu.

"Kau kenapa melamun terus, sih?" Yoongi terkesiap saat seseorang yang duduk disampingnya itu mendorong pelan bahunya hingga lamunannya membuyar dengan ingatan tentang Hazel yang ikut memudar setelah sosok yang tak lain adalah Jung Hoseok itu membuat Yoongi sedikit tergelak karena leluconnya. Itulah Hoseok, selalu bisa mencairkan suasana dengan berbagai lelucon renyah nya. Setidaknya Yoongi masih bisa tertawa sedikit kendati ia juga tahu kalau kondisi hati Yoongi sedang tidak baik-baik saja.

"Aku merindukan Hazel." lirihnya—yang kemudian menatap Hoseok dengan wajah kuyu. Hoseok mengerti dan dia hanya bisa berdoa untuk Hazel yang masih dirawat di rumah sakit. Lantas pemuda itu menepuk dan mengelus punggung Yoongi.

"Semuanya akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Tuhan akan selalu ada untukmu. Percayakan semuanya kepada Tuhan." Yoongi mengangguk setelah dirasa dirinya sudah sedikit lebih tenang karena Hoseok. Ia beruntung karena memiliki sahabat seperti Hoseok itu. Setidaknya Hoseok mampu membuat hatinya sedikit lebih tenang, setidaknya untuk saat ini.

Disisi lain, Jungkook menatap kosong pada layar TV yang dibiarkan menyala. Dirinya sudah terlampau bosan kendati Namjoon sudah mampir ke apartemennya dan bermain disana sejak 6 jam yang lalu.

Jungkook memilih diam dan menyimak saat Namjoon mulai menceritakan kisah cinta nya yang sempat kandas dua tahun lalu dengan Song Erry. Namjoon mengalami banyak tekanan ketika Erry memilih untuk memutuskan hubungan dengan dirinya secara sepihak padahal saat itu dirinya juga tahu bahwa Namjoon sangat menyayanginya. Kemudian Namjoon memilih untuk menyudahi kisah sedihnya tatkala Jungkook tak memberikan respons apapun. Menghela nafas jengkel setengah mati karena merasa diabaikan oleh lelaki yang lima tahun lebih muda darinya itu, Namjoon berusaha keras menahan emosi yang terpendam di dalam dada. Sekarang bukan waktunya untuk mengeluarkan emosi.

Namjoon memejamkan matanya sejemang hingga dirinya tanpa sengaja mengingat tentang si gadis yang bernama Hazel itu.

"Bagaimana dengan keadaan Min Hazel?" dengan sekonyong-konyong Jungkook menoleh dan menatap Namjoon dengan sedikit terkesiap. Ah, benar juga. Hazel. Bagaimana Jungkook bisa lupa dengan gadis yang selama ini telah menempati posisi yang terpenting dihatinya?

Jungkook lantas beranjak dan memakai jaketnya dengan asal serta menyambar buket bunga dan kunci mobilnya. Pemuda itu ingin mengunjungi Hazel. Namun suara Namjoon membuat dirinya berhenti dengan aktivitasnya. "Kenapa, Jung? Kau mau kemana?"

"Rumah sakit. Menjenguk Hazel." jawabnya cepat hingga pemuda berlesung pipi itu ikut berdiri. Tentu saja Namjoon juga ingin ikut menjenguk Hazel sebab dirinya juga ingin melihat keadaan Hazel.

Mobil yang dikendarai Jungkook melaju kencang dan menggilas trotoar kota.

Sementara itu, di sebuah ruangan persegi dengan cat serba putih itu, sebuah angin kencang mendadak masuk melalui jendela yang sedikit terbuka. Dan di atas ranjang, Hazel tampak masih berbaring dengan nyaman seolah dirinya tak merasa terganggu sama sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Whisper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang