Suara merdu berasal dari ruang musik. Hazel tengah asik bermain piano dan ditemani oleh Yoongi dan—Jungkook.
Yoongi tampak menikmati permainan cantik Hazel ketika jari-jari lentik itu menari-nari dengan indah di atas tuts-tuts piano. Yoongi berdiri di belakang Hazel dan bersandar pada dinding dengan bersidekap dada sembari memejamkan matanya sementara permainan piano yang indah itu masih terus mengalun merdu.
Permainan piano itu berakhir dibarengi oleh suara tepukan tangan dari Jungkook yang penuh antusias dan bersiul-siul sendiri. Hazel hanya tersenyum tipis menanggapi itu kemudian gadis itu berdiri dihadapan Yoongi yang kini menggaruk lehernya.
"Aku hebat, 'kan?" tanya Hazel bermaksud menyombongkan diri dihadapan Yoongi yang sering mengejeknya tak bisa bermain piano. Yoongi mengangguk lalu tersenyum dan mengusap rambut panjang Hazel yang terurai manja itu.
"Permainan yang indah, Hazel. Aku menyukainya." Hazel tersenyum lebar mendengar komentar V yang terdengar menggema di telinganya.
"Permainanmu sangat bagus, Hazel. Mungkin kau bisa mengajariku lain waktu." ujar Jungkook dengan senyum miringnya. Hazel terdiam sejenak kemudian V berbisik kembali. "Mau saja. Tidak apa-apa, kok."
Hazel tersenyum kemudian mengangguk pelan. Gadis itu senang sekali selama ia masih bisa mendengar V berbisik padanya. Yah, setidaknya hidup Hazel terasa sedikit lebih berwarna selama ia masih bisa bersama V.
***
Malam ini Jungkook menginap di rumah Yoongi. Yah, tadinya ia ingin pulang tetapi tiba-tiba hujan deras dengan kilatan petir menyambar dan bersahut-sahutan membuat Jungkook terjebak di rumah Yoongi. Yah, sekali-kali menginap mungkin tidak apa-apa. Pikir Jungkook.
Malam ini Jungkook mengajak Hazel untuk memasak lagi. Sekalian mengajari gadis itu memasak karena Jungkook juga tahu kalau gadis itu tidak bisa memasak.
"Apa yang akan kita masak?" tanya Hazel ketika gadis itu memperhatikan Jungkook yang sibuk dengan bumbu-bumbu yang tidak ia ketahui namanya. Jungkook menoleh kepada Hazel sekilas lalu menjawab, "Aku akan memasak kimchi, sup ayam jamur, dan juga sosis goreng sebagai tambahan. Bagaimana?" tanya Jungkook mencoba meminta pendapat Hazel. Gadis itu mengangguk semangat, "Baiklah. Boleh. Lagipula Sup ayam jamur adalah salah satu makanan favorit ku juga."
Jungkook terkekeh kemudian berkata, "Oh, ya? Hahaha. Kalau begitu ayo kita memasak." Hazel mengangguk kemudian berdiri disamping Jungkook sembari mendengarkan arahan dari Jungkook setelah gadis itu memakai topi memasak dan juga apronnya.
"Kau suwiri ayamnya ya. Aku akan memasak kimchi nya dulu."
"Emm, suwiri?"
Jungkook terkekeh kecil kemudian menggeleng pelan, "Potong daging ayamnya menjadi kecil dan panjang."
Kemudian Hazel hendak mengirisnya menggunakan pisau namun Jungkook segera menukas, "Jangan menggunakan pisau." Hazel mengernyit kemudian berkata dengan suaranya yang terdengar sangat lugu, "Lalu pakai apa?"
"Gunakan tanganmu. Lebih mudah untuk dilakukan. Biar kucontohkan dulu." Jungkook mengambil sepotong daging ayam yang masih segar kemudian disuwirinya kecil-kecil dan berbentuk panjang kemudian ia meminta Hazel untuk melakukannya.
Setelah itu Jungkook mulai fokus membuat kimchi nya dan meminta Hazel untuk memotong daun seledri setelah gadis itu selesai menyuwiri ayamnya.
"Sudah selesai? Goreng sosisnya!" perintah Jungkook. Oke kalau yang satu ini... Hazel kurang yakin. Gadis itu tidak mahir dalam hal goreng-menggoreng.
"Tidak bisa." Hazel menatap Jungkook dengan wajah gelisah. Kemudian Jungkook membantu Hazel menggoreng sosisnya setelah ia selesai membuat kimchi.
"Kau harus membiasakannya agar kau bisa memasak dengan baik, sayang."
Hazel meringis kemudian berujar tak nyaman, "Iya iya. Tapi tolong jangan mengatakan— sayang. Aku merasa kurang nyaman dengan kata itu."
Jungkook terkekeh kemudian berujar, "Apakah aku membuatmu takut?" gadis itu menatap Jungkook sekilas sebelum akhirnya mengangguk pelan dengan kepala tertunduk, "Selalu."
"Oke, baiklah. Aku akan berusaha membuatmu merasa sedikit lebih nyaman. Jadi lebih baik sekarang kita fokus memasak saja."
Hazel mengangguk sebelum akhirnya fokus menggoreng sosisnya. Tidak boleh sampai gosong karena semua orang pasti juga tidak akan suka dengan makanan yang gosong karena rasanya akan— aneh. Mungkin.
Mereka bertiga makan dalam keheningan. Hanya suara dentingan sendok yang berbenturan dengan piring yang terdengar. Begini lebih baik, pikir Hazel.
"Kudengar Jimin dirawat di rumah sakit setelah ia mencoba untuk melakukan percobaan bunuh diri, ya?" celetuk Yoongi setelah melahap sepotong sosisnya. Hazel mengangguk dan membalas, "Benar. Kau ketinggalan info, Yoon. Aku sudah menjenguknya kemarin. Untung saja Jimin baik-baik saja."
"Memangnya kenapa dengan temanmu itu? Ada masalah?" tanya Jungkook kemudian. Hazel mengangguk dan melanjutkan, "Iya. Masalah keluarga, kau tahu, sebuah privasi yang tidak boleh disebar luaskan." Jungkook mengangguk setelah menyeruput kuah sup ayam jamur yang baru dibuatnya itu.
Sudah pukul sembilan malam. Hazel berniat untuk menggosok gigi dan mencuci kaki sebelum tidur namun lagi-lagi ia bertemu Jungkook yang pasti tak akan membiarkannya pergi dengan mudah sebelum pemuda itu berhasil mengajaknya mengobrol barang untuk sejemang.
Pemuda itu tersenyum sembari menunduk agar bisa melihat wajah Hazel lebih jelas. Lalu pemuda itu berujar, "Belum tidur, ya?"
Hazel mendongak guna menatap wajah Jungkook sebelum akhirnya menjawab pertanyaan retoris dari si Jeon. "Iya. Oppa juga belum tidur?"
Jungkook terkekeh lalu mengajak Hazel untuk mengobrol sejenak di ruang tengah. Hazel menurut saja. Toh ia juga belum mengantuk benar.
Jungkook menyandarkan lengannya pada kepala sofa sembari menatap wajah imut Hazel dengan senyum teduhnya. "Cantik."
Hazel mencoba untuk mengalihkan pandangannya. Mengapa Jungkook lagi-lagi mengatakan hal itu? Sungguh Hazel bahkan tidak ingin mendengarnya lagi.
"Terima kasih."
"Izinkan aku untuk mencintaimu, Min Hazel." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper
FantasyAwal dari kehidupan Hazel yang begitu menyakitkan. Bersama dengan sebuah bisikan menenangkan yang tiba-tiba datang setelah kepergian Ibunya. Bisikan itu membuat hidup Hazel sedikit lebih berwarna walau hidupnya selalu dipenuhi akan sayatan luka. Dan...