Sudah dua minggu Hazel berteman dengan V. Keduanya juga selalu bersama Kendati Hazel tak dapat melihat V.
Malam ini Jungkook datang ke rumah Hazel setelah mengembalikan helm motor milik Yoongi yang sempat dipinjamnya sejak dua hari lalu. Pemuda itu tak langsung pulang tetapi berjalan ke dapur untuk meminta segelas air. Ya, pemuda itu memang terkadang sering melakukannya setiap datang ke rumah Yoongi.
Lalu ia melihat Hazel yang kini tengah terduduk di kursi meja makan. Tampaknya gadis itu tengah melamun. Kemudian Jungkook duduk di hadapan Hazel yang kini menatapnya dengan wajah terkejut.
"Oppa."
Jungkook tersenyum manis dan mengedipkan matanya pelan, "Halo, Hazel. Sedang apa?"
"Ah, t-tidak ada. Aku hanya sedang melamun. Kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan sejak kecil."
"Sejak kecil aku juga sering melamun. Tetapi jangan melamun terus menerus. Tidak baik. Juga jangan melamunkan hal yang ne—"
"Oppa!"
Jungkook terkekeh mendapati ada semburat merah yang timbul di kedua pipi Hazel. "Aku bercanda. Hm, bagaimana kalau kita memasak bersama." usulnya kemudian.
Hazel menegang saat ini juga, "M-memasak?"
Jungkook mengangguk dengan seulas senyum tipis diwajahnya, "Iya, Hazel."
"Tapi aku tidak bi—"
"Tidak apa-apa. Aku akan mengajarimu memasak."
Jungkook mengeluarkan daging ayam lalu memotongnya dan tak lupa untuk membumbuinya. "Goreng ayamnya!"
Hazel menatap Jungkook sejemang lalu menggeleng pelan. Menggoreng ayam? Yang benar saja. Hazel bahkan tidak pernah melakukannya.
"Hazel..."
Mengela nafas, Hazel lantas menyambar ayam tersebut lalu memasukkannya ke dalam wajan yang sudah diberi minyak goreng. Jungkook berdiri di belakang Hazel—memperhatikan kegiatan Hazel yang kini belajar memasak.
Kemudian Jungkook mendekati Hazel dan mengambil seutas tali lalu mengikatkannya pada rambut panjang Hazel yang terurai. Mau bagaimana lagi? Tidak ada ikat rambut lagi. Daripada membiarkan rambut itu terus terurai, lebih baik ia mengikatnya.
Kemudian Jungkook memakaikan topi memasak dan memakaikan apron untuk Hazel. Oke sebetulnya perlakuan Jungkook ini sudah benar-benar membuat hati Hazel merasa tidak tenang.
"Poin pertama. Gunakanlah topi memasak dan apron jika sedang memasak. Itu sangat penting. Kenapa? Topi memasak itu digunakan agar rambutmu tidak rontok ke dalam makanan sedangkan apron digunakan agar minyak atau yang lainnya tidak membuat bajumu kotor." jelas Jungkook yang kemudian berdiri di belakang Hazel lagi, berada pada posisi awal.
Hazel mengumpat beberapa kali ketika minyak gorengnya memancit ke arahnya dan juga ke lengannya. Jungkook yang tadinya berdiri di belakang Hazel kini melangkah maju dan menyentil bibir Hazel lalu menggeleng pelan, "Watch your mouth before you speak, Hazel. Gadis baik tidak boleh mengumpat. Tidak baik, Hazel." Jungkook mengambil alih spatula yang tadinya dipegang oleh Hazel lalu ia menggoreng ayamnya sendirian.
"Bagaimana mau menjadi Ibu rumah tangga yang baik jika kau tidak belajar memasak dari sekarang. Nanti anak dan suamimu mau makan apa, hm?" Hazel merasakan pipinya terasa panas. Mengapa juga Jungkook harus membahas tentang hal seperti itu.
"Poin lainnya lagi. Usahakan agar jarak antara kau memasak jangan terlalu jauh. Jangan takut jika minyaknya memancit ke arahmu. Minyak tidak akan membunuhmu jadi berusahalah untuk santai dan jadikan memasak sebagai hobimu."
Hazel sibuk memperhatikan dan juga mencoba menjadi pendengar yang baik ketika Jungkook memberinya panduan cara memasak yang baik dan benar.
V tidak muncul. Sama seperti minggu lalu. Pria itu berusaha untuk tidak mengajak Hazel berbicara karena tahu bahwa Jungkook datang ke rumah. V sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Tidak apa ia hanya diam dan memperhatikan Hazel, yang penting ia masih bisa berada di dekat Hazel.
"Ayo, cobalah." Jungkook menyodorkan spatula nya ke arah Hazel. Gadis itu dengan ragu mengambil spatula nya lalu Jungkook berdiri di belakang Hazel dan memegang tangan Hazel yang tengah memegang spatula. Oke ini memang drama sekali tetapi jelas saja saat ini jantung Hazel berdegup abnormal hanya karena perlakuan Jungkook kepadanya.
Jangan terlalu berharap, Hazel.
Lalu Jungkook perlahan mundur ketika Hazel sudah terlihat sedikit ada kemajuan. "Nah, iya begitu. Bagus, Hazel. Sepertinya aku akan menjadi guru memasakmu selama beberapa minggu agar kau bisa memasak." ujarnya dibarengi dengan kekehan kecil, begitu juga dengan Hazel.
"Baiklah, guru."
Kemudian Hazel mengangkat ayam dari wajan dan meletakkannya di piring begitu juga dengan Jungkook yang membantu menyiapkan makanan yang lainnya.
"Kau tunggu disini dulu, ya. Aku akan memanggil Yoongi Hyung dulu."
Jungkook pergi meninggalkan Hazel di meja makan dalam keheningan yang menggerogoti separuh ruangan.
"Pria idaman."
Hazel mengangguk, "Iya. Tetapi rasanya aku tak akan pernah pantas untuk bersanding dengannya. Kami sangat berbeda dari segi apapun."
"Jangan bicara seperti itu. Yakinlah bahwa kau pantas dan pasti bisa memilikinya jika kau memang mencintainya."
"Hah. Tidak. Sudah terlambat."
"Apa maksudmu?"
"Aku dengar Jungkook sudah memiliki kekasih. Dan ternyata benar. Bahkan pacarnya sangat cantik dan imut, berbakat, cerdas, dan bertubuh tinggi. Selera Jeon Jungkook sangat tinggi. Pacarnya jelas berbeda jauh dari diriku."
"Mereka hanya sepasang kekasih yang bisa putus kapan saja. Masih ada kesempatan untukmu, Hazel."
Ekspresi Hazel berubah datar saat itu juga, "Hei, jangan coba-coba mengajariku untuk menjadi seorang perusak hubungan orang. Aku tidak suka itu, V."
"Maaf."
"Ya, t—"
"Maaf kami lama, Hazel. Tadi aku dan Yoongi Hyung sedang asik mengobrol. Baiklah. Ayo kita makan!" Jungkook duduk dihadapan Hazel sementara Yoongi duduk disamping Hazel. Ya, ketahuilah bahwa suasananya terasa sangat ramai karena Jungkook yang asik bercerita tentang bagaimana dia yang merasa sangat senang setelah mengajari Hazel memasak bersamanya. Bahkan Jungkook tak berhenti menatap Hazel dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maaf aku melanggar peraturannya, Hazel."
Hazel diam dan mencoba untuk menyimak apa yang ingin dikatakan oleh V.
"We need to talk. Just the two of us, Hazel."
Hazel beranjak dan membuat Yoongi maupun Jungkook mendongak menatap Hazel.
"Aku pergi ke toilet dulu. Ingin buang air kecil." Hazel buru-buru berlari dan masuk ke dalam toilet.
"Kau ingin bicara apa, V?"
"Soal Jungkook."
Kedua alis Hazel tertaut, "Ada apa dengan dia?"
"Entahlah. Rasanya sedikit aneh. Dari caranya menatapmu. Aku tidak suka melihatnya."
"Apakah itu semacam tatapan seseorang yang sedang jatuh cinta?"
"Aku rasa bukan. Berhati-hatilah padanya. Jungkook itu sedikit aneh."
"Apa maksudmu dengan mengatakan hal itu? Jadi menurutmu dia tidak baik? Bukankah sebelumnya kau bilang Jungkook itu pria yang baik? Kau bilang aku harus berhati-hati dengannya? Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri? Bukankah seharusnya aku harus lebih berhati-hati darimu?" []
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper
FantasyAwal dari kehidupan Hazel yang begitu menyakitkan. Bersama dengan sebuah bisikan menenangkan yang tiba-tiba datang setelah kepergian Ibunya. Bisikan itu membuat hidup Hazel sedikit lebih berwarna walau hidupnya selalu dipenuhi akan sayatan luka. Dan...