Hazel dan Yoongi tengah asik menonton film berjudul Real Steel yang diperankan oleh Hugh Jackman dan Dakota Goyo. For your information, Hazel dan Yoongi suka sekali menonton film seperti ini apalagi film Thor, Spiderman dan Maleficent. Yakinilah bahwa kedua Kakak beradik itu tidak akan mau pindah dari depan tv sebelum acara kesukaannya selesai.
"Yoon, aku ingin pergi ke minimarket sebentar. Ingin membeli camilan dan susu stroberi. Kau mau menitip sesuatu?"
"Tumben mau pergi begitu saja. Biasanya tidak mau pergi kalau film favoritmu belum selesai."
Hazel merotasikan bola matanya jengah kemudian berkata, "Filmnya sudah selesai satu menit yang lalu, Yoon. Lagipula, itu hanya tinggal lagunya saja."
"Jadi bagaimana? Mau menitip sesuatu atau tidak?" lanjutnya.
Yoongi terdiam sejenak memikirkan apa saja yang ingin ia titipkan. Kemudian ia menggeleng pelan, "Tidak. Pakai jaketmu. Diluar dingin. Jangan pergi terlalu lama, ini sudah malam. Cepatlah pulang jika sudah selesai dan hati-hati di jalan."
Hazel mengangguk dan menyambar jaket merahnya sebelum melangkah keluar dan menaiki sepedanya.
Hazel melangkah masuk ke dalam minimarket dan berdiri di depan rak-rak camilan. Ia mengambil lima buah camilan dengan rasa yang berbeda-beda lalu meraih sebuah susu rasa stroberi yang ada di rak atas sebelum semua belanjaannya itu dimasukkan ke dalam keranjang.
Sebelum suasana menjadi semakin dingin, Hazel segera pulang setelah membayar belanjaannya dan mengayuh sepedanya lebih cepat.
Kemudian ia berhenti sejenak ketika botol susu stroberi nya jatuh menggelinding ke jalan.
Gadis itu berbalik arah dan mengambil botol susu stroberi miliknya. Dan tepat saat itu juga, sebuah mobil sedan melaju dengan kencang dan menabrak Hazel hingga gadis itu terpental ke belakang.
BRAAKKK
"HAZEL!!!"
***
Dokter dan para Suster tengah sibuk memeriksa keadaan si gadis malang yang kini tengah terbaring di atas kasur dengan darah dan luka lebam yang tercipta di pelipis, lengan, dan juga kedua kakinya. Sementara itu, sosok pemuda yang terlihat begitu menyedihkan tengah duduk di ruang tunggu sambil menangis dan memohon kepada Tuhan agar menyembuhkan si gadis yang tengah diperiksa di dalam sana.
Seorang Dokter muda berkacamata dan berjas putih dengan alat stetoskop yang dikalungkan di lehernya itu keluar dengan seorang Suster yang mengekorinya di belakang.
"Anda keluarga dari pasien Min Hazel?" pemuda itu mengangguk dan membalas cepat, "Iya. Aku Kakaknya. Apakah Hazel sudah sadar?"
"Iya. Pasien sudah sadar. Tetapi tubuhnya masih sangat lemah. Tuan bisa menjenguknya sekarang tetapi mohon agar tidak terlalu berisik karena pasien tengah beristirahat. Saya permisi dulu." setelah Dokter pergi, ia langsung saja masuk ke dalam dan duduk di samping ranjang Hazel.
Segurat senyum getir kian hadir di sudut bibirnya dengan air mata yang meluncur tanpa diminta.
"Hazel. Ini aku—Jungkook." pemuda itu menahan hapas sejenak. Jungkook benar-benar tak kuat melihat selang-selang infus itu melekat di tangan Hazel. Ia lebih tak kuat lagi jika harus melihat Hazel berada di dalam keadaan seperti ini. Pemuda itu melanjutkan dengan suaranya yang terdengar parau, "Sadarlah. A-aku merindukanmu."
Pemuda itu mengusap air matanya. Benar. Jungkook melihat penabrakan Hazel saat beberapa saat yang lalu. Ia juga yang membawa Hazel ke rumah sakit. Tanpa sepengetahuan Yoongi. Bukan maksudnya tidak ingin mengabari Yoongi, hanya saja Jungkook belum sempat karena ia panik dan cemas sedari tadi. Ia juga belum siap bila harus bertemu dengan Yoongi. Tetapi apapun resikonya, Jungkook tetap harus menghubungi Yoongi. Yoongi juga harus tahu mengenai keadaan Hazel.
Namun sebelum ia menghubungi Yoongi, Jungkook menghubungi Namjoon lebih dulu. Jungkook ingin agar Namjoon menghubungi Yoongi agar seolah Namjoon yang menyelamatkan Hazel dari kecelakaan ini.
Namjoon menghela nafas. Ia cemas dan sempat protes kepada Jungkook namun ia tahu bahwa ini bukan saatnya untuk bercanda. Setelah mendapat informasi dari Jungkook, Namjoon segera datang ke rumah sakit dan menghubungi Yoongi sementara Jungkook memilih untuk segera pergi sebelum Yoongi datang kesana. Ia tahu bahwa Yoongi pasti tak akan mau melihat ataupun bertemu dengannya. Daripada memperburuk keadaan, lebih baik pemuda itu pergi.
Yoongi menangis hebat ketika Dokter Wonho mengatakan kalau Hazel menderita koma sementara. Walaupun hanya sementara tetapi tidak akan ada yang tahu kapan Hazel akan sadar dan membuka mata. Yoongi menyesal karena membiarkan Hazel pergi sendirian sedangkan Namjoon beberapa kali menenangkan Yoongi dan mengatakan kalau ini semua adalah kecelakaan, tidak ada yang perlu disalahkan.
"Sudahlah, Yoon. Sebaiknya kita pulang. Ini sudah malam dan kau harus istirahat. Jangan terlalu khawatir. Ada Dokter dan Suster yang menjaga Hazel. Ayo, aku akan mengantarmu pulang."
Yoongi merasakan kakinya seolah terpatri dengan lantai sehingga ia sulit untuk bergerak kemana-mana. Yoongi masih ingin disana—merawat dan menjaga Hazel sampai gadis itu sadar.
"Yoongi, ayo." pasrah, Yoongi lantas berjalan lambat mengekori Namjoon yang berjalan di depannya dan pulang ke rumah.
Sepersekon kemudian Jungkook kembali ke ruangan Hazel setelah dirasa kalau Yoongi sudah tidak ada di ruangan Hazel. Pemuda itu ingin menginap di rumah sakit untuk menjaga Hazel sekaligus sebagai permintaan maafnya karena kejadian mengerikan saat ia mencekik leher Hazel."Maafkan aku, Hazel. Maafkan aku. Kau tahu, aku tak pernah berniat untuk mencekikmu. Maaf telah membuatku terluka karena aku."
"Aku akan selalu datang untuk menunggumu sampai sadar, sayang. Aku disini. Aku tak 'kan pernah meninggalkanmu. Tidak akan."
Jungkook sibuk bercerita ini dan itu sembari menangis di depan Hazel. Hatinya sakit bukan kepalang sampai-sampai Jungkook memukul-mukul dadanya sendiri dan meremat kencang dengan tangis dan jejak-jejak air mata yang masih ada di pipi.
Lalu kemudian V berbisik, "Hazel, aku tahu kau tak bisa melihatku. Tetapi aku yakin kau masih bisa mendengarku."
"Aku selalu bersamamu, Hazel. Aku akan senantiasa berbisik agar kau dapat mendengar bisikanku ketika kau rindu seperti yang sering kau katakan padaku."
"Dan apakah kau tahu, aku juga terluka melihatmu seperti ini. Tetapi aku tahu, Hazel-ku adalah gadis yang kuat. Karena aku adalah milikmu dan kau adalah milikku. Selamanya akan selalu menjadi milikku." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper
FantasyAwal dari kehidupan Hazel yang begitu menyakitkan. Bersama dengan sebuah bisikan menenangkan yang tiba-tiba datang setelah kepergian Ibunya. Bisikan itu membuat hidup Hazel sedikit lebih berwarna walau hidupnya selalu dipenuhi akan sayatan luka. Dan...