CHAPTER DUA

13.7K 1K 65
                                    

" Ayo Sasuke-kun, kita harus bergegas."

Sakura hendak melangkah menuju pintu dengan penuh semangat, lega luar biasa karena jalan keluar untuk masalah yang menimpa Sarada ini setidaknya sudah berhasil mereka temukan.

Namun langkah Sakura harus terhenti karena pergerakan tangan Sasuke yang mencekalnya. Sakura menoleh ke arah belakang, mengenyitkan dahinya seraya menatap wajah suaminya dengan ekpresi seolah sedang bertanya 'kenapa?'.

" Kau tetap disini."

Sakura tersentak, menyadari sepenuhnya arti kalimat yang meluncur dari mulut Sasuke tersebut. Tatapan Sakura berubah tajam, situasi seperti ini terasa sebuah dejavu untuknya. Dia ingat betul hal serupa pernah Sasuke lakukan saat mereka menjalankan misi di pusat astronomi.

" Apa kau berniat pergi ke sana sendirian?"

Sasuke mengangguk, dia tahu Sakura selalu mengerti dirinya. Tak perlu repot baginya untuk menjelaskan makna tersirat dari ucapannya tadi.

" Apa kau sedang meremehkanku lagi seperti waktu itu?" tanya Sakura, ekspresi wajahnya terlihat lebih serius dibandingkan sebelumnya.

" Aku tahu kemampuanmu yang sebenarnya, hanya saja perjalanan ini terlalu berbahaya."

Sakura menarik tangannya kasar dari genggaman tangan Sasuke. Tatapan matanya tetap sama, tak mengendur atau pun menjadi luluh meski secara terang-terangan Sasuke menyiratkan bahwa dia mengkhawatirkan keselamatan Sakura.

" Kita bisa melewatinya bersama-sama. Seperti waktu di pusat astronomi."

" Jangan samakan perjalanan ini dengan misi kita kemarin. Kita akan mendatangi masa lalu dimana seluruh anggota klan Uchiha masih lengkap. Mereka Uchiha, kau tahu apa artinya kan? Tidak mudah untuk menyusup apalagi mengelabui mereka." jelas Sasuke panjang lebar.

" Bukankah aku juga seorang Uchiha sekarang?"

Sasuke sempat menegang mendengar jawaban Sakura yang penuh keyakinan seolah tak ada hal apa pun yang ditakutkan oleh Sakura. Dia tahu istrinya memang wanita yang kuat, tapi mengambil resiko bisa saja dia kehilangan Sakura dalam perjalanan kali ini, Sasuke tetap bersikukuh pada pendiriannya. Dia akan pergi seorang diri.

" Kau tidak mengerti situasinya Sakura. Para Uchiha di zaman itu berbeda. Mereka selalu berperang. Berambisi memimpin Konoha. Terutama ada Madara disana jika kau lupa."

Sakura tersenyum manis, sangat manis hingga Sasuke tak mampu berkata-kata lagi. Terutama saat Sakura tiba-tiba melangkah mendekatinya, mengulurkan kedua tangannya dan menangkup wajah Sasuke dengan kedua tangan lembut itu. Sasuke terpaku, tak mampu berkutik lagi saat emerald meneduhkan Sakura kini menatapnya lekat.

" Semuanya akan baik-baik saja Sasuke-kun. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Selama ini kita selalu berhasil melalui rintangan sesulit apa pun bukan? Karena bersama-sama, kita pasti bisa."

Dengan cepat Sakura meletakan jari telunjuknya di bibir Sasuke saat Sasuke membuka mulutnya hendak menyahut.

" Lagipula kita ini partner bukan?"

Dan Sasuke pun terdiam seolah kehilangan kemampuannya untuk berkata-kata.

Benar yang dikatakan Sakura, mereka berdua bukan hanya sekadar suami-istri ataupun keluarga. Sakura adalah rekan satu team-nya, partner yang tak tergantikan.

" Jika kita menghadapi masalah ini bersama-sama, pasti semuanya cepat selesai." Sakura mengusap dengan lembut rahang kokoh suaminya yang selalu berhasil membuatnya terpesona.

Tangannya naik menuju rambut Sasuke yang menghalangi mata kirinya. Dia pandangi mata suaminya yang berbeda warna namun tampak indah baginya. Lantas dia memiringkan kepalanya, tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit.

SAVE UCHIHA SARADA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang