CHAPTER LIMA

11.8K 907 22
                                    

Sakura menghela napas panjang saat mengeluarkan Karasuki dari tas pinggangnya, sedikit tak rela saat menyerahkan pusaka agung berbentuk kura-kura itu pada Sasuke. Dan ekspresi tak relanya ini tentu saja tak luput dari perhatian seorang Uchiha Sasuke yang jeli dan selalu mengetahui suasana hati istrinya hanya dengan sekilas melihat raut wajah wanita itu.

" Kau kenapa?" tanya Sasuke.

" Aku tidak apa-apa, memangnya kenapa Sasuke-kun?" Sakura bertanya balik meski sebenarnya dia tak heran Sasuke menyadari suasana hatinya yang tiba-tiba buruk.

Sasuke mendengus, tanpa kata mengambil Karasuki dari tangan Sakura. Lantas meletakan benda itu di tanah.

" Kita disini bukan untuk liburan. Kau tahu itu kan?"

Sakura yang tengah fokus melihat ke arah Karasuki seketika tersentak kaget saat pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari mulut suaminya. Sudah dia duga, dia tidak akan pernah bisa membohongi pria itu.

" Iya aku tahu. Hanya saja aku sedikit kesal, kenapa kita tiba di zaman ini tidak beberapa hari kemudian? Hmmm ... maksudku ... kau tahu maksudku kan Sasuke-kun?"

Sasuke mengernyitkan alisnya, menatap sekilas pada Sakura yang sedang cemberut.

" Kau tahu kan beberapa hari setelah ini kita akan melangsungkan pernikahan? Haah ... aku sedikit tidak rela pergi sekarang. Padahal aku ingin menonton acara pernikahanku sendiri." Gerutu Sakura, Sasuke hanya berdecak sudah dia duga itulah alasan suasana hati Sakura memburuk pagi ini.

" Jangan konyol Sakura."

" Memangnya kau tidak ingin melihat pernikahan kita?"

" Tidak." Jawab Sasuke seraya menggeleng. " Lagipula aku masih ingat dengan baik kenangan itu." lanjutnya.

" Iya tapi kan ... maksudku ... pasti rasanya luar biasa jika kita bisa menonton acara pernikahan kita. Itu kenangan paling berharga bagiku. Sekali seumur hidup. Jika bisa melihat ulang, kenapa tidak? Benar kan?"

" Aku akan mulai mengalirkan chakra-ku, jadi diamlah." Sahut Sasuke, mengabaikan sepenuhnya ucapan Sakura.

Sakura menghela napas, tak ada gunanya juga dia merajuk pada suaminya yang dingin itu. Toh pada akhirnya selalu dia yang harus mengalah. Lagipula ada benarnya yang dikatakan Sasuke, mereka tidak sedang melakukan perjalanan untuk berlibur melainkan untuk mencari petunjuk guna menyembuhkan Sarada.

Menyadari kebodohannya, Sakura menarik napas dalam sebelum dia mengembuskannya dengan perlahan. Lalu memasang wajah seriusnya menatap Sasuke yang sedang mengalirkan chakra-nya pada Karasuki.

Tak berselang lama, kura-kura itu kembali hidup. Bergerak-gerak layaknya makhluk hidup dan mulai berbicara.

" Kita akan memulai proses transfer sementara. Bersiaplah." Kata Karasuki.

Sakura merapatkan tubuhnya pada Sasuke, menantikan portal menuju zaman lain akan segera terbuka.

Dan saat portal itu benar-benar terbuka, keduanya melompat ke dalamnya bersamaan. Tak heran lagi ketika mereka kini terjebak di ruangan hampa. Mereka tahu sebentar lagi mereka akan tiba di zaman yang lain. Meskipun belum tahu pastinya akan tiba di zaman mana.

Sasuke melirik sekilas ke arah Sakura yang berdiri di sampingnya. Istrinya itu masih diam, tak bersuara sedikit pun.

" Kau masih kesal?" tanyanya. Refleks Sakura menoleh, dia menggeleng lalu tersenyum setelahnya.

" Tidak. Kau benar, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu. Lagipula kenangan itu memang tidak akan pernah hilang dari ingatanku." Jawab Sakura. " Yang terpenting sekarang adalah tujuan utama kita melakukan perjalanan ruang dan waktu ini. Demi Sarada kan?" lanjutnya.

SAVE UCHIHA SARADA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang