"Apa yang terjadi?"
Sekarang San tengah di kelilingi oleh ketiga sahabatnya- Seonghwa, Jongho, dan Mingi. Mengetahui keadaan San yang babak belur membuat Seonghwa geram dengan orang yang menyakiti San, meski dia tidak tau siapa orangnya.
"Bukan apa-apa. Terima kasih karena sudah peduli denganku."
Jika kalian bertanya di mana Wooyoung, jawabannya... Dia berdiri di belakang Jongho sambil bersandar di lemari kecil berisi obat-obatan.
"Hyung, jangan berbohong." Jongho itu termasuk orang yang lumayan susah di bohongi, jadi wajar jika dia tau mana yang bohong dan mana yang tidak. Contohnya sekarang, kalian tau bukan kalau seorang Choi San itu tidak pintar berbohong, terlebih dengan ketiga sahabatnya.
"Tidak ada apa-apa, Jongho. Sudahlah itu tidak penting."
"Yak! Kenapa kau bodoh sekali sih, harusnya kau tidak perlu men-" belum sempat menyekesaikan kalimatnya, Seonghwa dengan cepat menutup mulut Mingi agar dia mau diam dan tidak sembarangan berbicara.
"Diamlah, ada Wooyoung di sini." bisik Seonghwa dengan masih membekap mulut Mingi, sedangkan Mingi mengangguk kecil mengiyakan.
Wooyoung merasakan keanehan dengan apa yang diucapkan Mingi, namun ia lebih memilih untuk tidak peduli dan berpikir untuk kembali ke kelasnya.
"San-ssi, aku ke kelas dulu." setelahnya Wooyoung keluar dari UKS dan San hanya melirik sekilas saat siswa itu pergi.
"Seharusnya kau tidak perlu menyamar seperti ini." cetus Mingi setelah ia memastikan kalau Wooyoung benar-benar sudah pergi.
"Kau ingin aku mengumbarnya? Untuk apa? Agar aku tidak di bully begitu?"
"Tentu saja."
"Yak! Mingi-ah, sudah ku bilang bukan? Lebih baik menyamar dan di bully, daripada mengumbar lalu dikelilingi orang-orang penggila harta yang sama sekali tidak bisa diam itu. Kau tau kan? Aku ini benci pembohong."
"Ya aku tau itu, tapi ini demi kebaikanmu."
"Aku baik, Mingi. Sangat baik, hanya luka kecil yang selalu kudapatkan. Jangan seperti itu, ku mohon." Mingi memalingkan wajahnya, ia juga terlihat mendesah frustasi.
Seonghwa dan Jongho hanya bisa diam memperhatikan San dan Mingi yang tengah bertengkar. Sebenarnya Seonghwa ingin melerai, tapi ia juga ingin menyuruh San untuk berhenti menyamar, jadi ia biarkan saja Mingi menyelesaikannya.
"Ya sudah, yang penting kau harus hati-hati dan jaga dirimu baik-baik." setelah berucap seperti itu, Mingi kemudian memilih untuk keluar dari UKS dan meninggalkan San, Seonghwa, serta Jongho di sana.
San menunduk, ia menyesal karena membuat Mingi kesal dengannya. Yang dikatakan Mingi memang benar, tapi San hanya tidak ingin hidupnya dipenuhi oleh sandiwara dari orang-orang penggila harta yang pasti akan mendekatinya, San benci itu, San tidak suka dibohongi.
"Hyung, tidak apa-apa. Mingi Hyung pasti sedang banyak pikiran." San mengangguk saat Jongho berucap untuk menenangkan San.
"San-ah, sebenarnya ada apa? Kenapa kau bisa babak belur seperti ini?" San menghela nafasnya, lalu ia menceritakan semua kejadian yang menimpanya hingga membuat tubuhnya di penuhi banyak luka seperti itu. Ceritanya dimulai saat dirinya mendapati sosok Wooyoung yang tengah bermain basket sendirian, lalu Wooyoung yang juga melihat ke arahnya, hingga saat istirahat dirinya dihadang oleh tiga orang siswi, lalu ia diseret ke gudang dan berakhir seperti sekarang, pingsan dengan tubuh penuh luka dan Wooyoung serta Yunho yang membawanya ke UKS.
"Seperti itu ya?" San mengangguk menanggapi pertanyaan Seonghwa.
"Sial! Kalau bukan perempuan pasti sudah kubalas dia, dan... Arghh! Seharusnya ku pukul dulu tadi si Wooyoung." ujar Jongho kesal setelah memukul lemari kecil di sampingnya yang sebelumnya digunakan untuk bersandar Wooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. FEAR; WooSan
FanfictionRasa takut akan sebuah perasaan yang ditujukan padanya mungkin hanya sebuah rasa belas kasihan saja. "Wooyoung, aku mencintaimu." Warn-! - bxb - Jwy: top Cs : bot Start: 16/10/2019 End : 24/12/2019