Kenyataan akan kematian San tak membuat keadaan menjadi lebih baik, justru sebaliknya, sangat buruk terutama untuk pria bermarga Song itu.
Mingi berubah, dari pria yang hangat dan ceria, kini menjadi pria yang dingin dan sedikit kasar. Apalagi setelah mendapat sepucuk surat dari San yang menuliskan bahwa ia harus menikahi sahabatnya yang bernama Jeong Yunho.
Awalnya pria bermarga Song itu menolak keras permintaan terakhir San, dan memilih untuk mengurung diri selama beberapa tahun. Dan selama itu pula sahabat-sahabatnya selalu datang mengunjunginya, sekadar melihat keadaan Mingi yang jauh dari kata baik. Dan saat itu pula, ketika yang lain beranjak pergi untuk kembali ke kediamannya masing-masing, Yunho selalu menjadi yang terkahir pergi, alasannya karena ia ingin menemani Mingi, mencoba untuk berbicara dengan pria Song itu, meski kemungkinan Mingi untuk membuka mulutnya itu sangat kecil. Ketika Mingi membuka mulutnya, yang keluar pastilah kata-kata umpatan, atau kata-kata pengusiran.
Namun, kenyataan itu tak membuat tekad seorang Jeong Yunho menurun, dia sangat ingin merubah Mingi, mengembalikan sosok Mingi yang dulu, sosok Mingi yang hangat nan ceria yang sangat ia rindukan. Jeong Yunho sangat mencintai Song Mingi.
"Mingi-ah..." Yunho yang tengah berbicara panjang lebar lantas memanggil nama Mingi kala pria itu berjanjak dari duduknya tanpa sepatah kata pun dan berjalan ke arah tangga menuju kamarnya.
"Pergi!" hanya satu kata yang keluar dari mulut Mingi hari ini, semua usaha untuk mengembalikan Mingi sudah bisa dibilang sia-sia, tapi ini bukanlah ujung dari usahanya. Jeong Yunho akan tetap berusaha membuat Mingi kembali seperti dulu.
Tepat setelah Mingi menginjakkan kakinya di lantai atas, Yunho pun memilih untuk segera pergi agar pria Song itu tak merasa terganggu. Tapi tenang saja, ia akan kembali besok lagi.
⭐☀⭐
"Pergi!""Jangan datang lagi."
"Enyahlah!"
"Pergilah!"
"Pulanglah!"
"Jangan muncul lagi di hadapanku."
Kata-kata seperti itulah yang selalu Mingi lontarkan pada Yunho yang sudah beberapa hari selalu mendatangi kediaman Mingi. Dan tetap saja Yunho yang keras kepala selalu datang mengunjungi kediaman Mingi hingga membuat pria itu jengah akan kehadiran Yunho.
"Mingi? Kau di dalam?" panggil Yunho kala tak mendapati sosok Mingi di rumah itu.
"Mingi?"
"Hey! Kau di mana?" setelah meletakkan barang bawaannya, ia lalu berjalan menyusuri rumah mewah milik Mingi, memeriksa setiap ruangan dan berharap dapat menemukan pria bermarga Song itu. Tapi nihil, bahkan ponselnya sengaja ditinggalkan di kamarnya.
"Astaga, pergi kemana kau, Song?" Yunho mengehela nafasnya seraya mengacak rambutnya frustasi. Ia melirik sekilas arloji yang melingkar di tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan Mingi tiba-tiba menghilang tanpa membawa apapun.
Dengan cepat, Yunho meraih kunci mobilnya yang sempat ia letakkan di meja ruang tamu, lalu beranjak keluar dari rumah itu. Yunho berlari ke arah mobilnya, menaikinya lalu melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Selama berkendara, pikirannya benar-benar kacau, otaknya hanya memikirkan keberadaan Mingi, bibirnya terus menggumamkan nama Mingi, sedangkan kedua netranya melirik ke sana-sini mencari sosok Mingi. Tapi nihil, ia tak menemukan Mingi.
Hingga sampai satu jam ia mengemudikan mobilnya, ia merasa lelah, lalu memilih untuk beristirahat sejenak. Keempat ban mobilnya berhenti di sebuah jembatan, memakirkannya sedikit menepi dari jalan, lalu keluar guna menghirup udara malam yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. FEAR; WooSan
FanfictionRasa takut akan sebuah perasaan yang ditujukan padanya mungkin hanya sebuah rasa belas kasihan saja. "Wooyoung, aku mencintaimu." Warn-! - bxb - Jwy: top Cs : bot Start: 16/10/2019 End : 24/12/2019