19

2.6K 330 9
                                    

"San-ah, apa kau serius?" San menoleh ke arah Wooyoung yang tengah fokus menyetir.

Setelah dari rumah sakit, mereka pulang ke rumah San dan beristirahat sebentar, sebelum akhirnya San berpikir untuk mengganti warna rambutnya, dan sudah tentu mengajak Wooyoung.

"Kenapa? Kau tidak mau?" Wooyoung melirik sekilas ke arah San.

"Yang kutanyakan itu kau, bukan aku."

"Ck, serius untuk apa maksudmu?"

"Mengganti warna rambutmu."

"Kenapa tidak? Kau lihat, rambutku sudah panjang, aku juga ingin memotongnya." Wooyoung merlirik San lagi yang tengah menunjuk rambut bagian belakangnya yang terlihat mulai memanjang.

"Hah~ baiklah."

Setelahnya hening menyelimuti keduanya, hingga beberapa saat mobil yang dikendarai mereka sampai di sebuah salon mewah milik Ibunya San.

"Selamat datang Tuan San. Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu karyawan salon itu dengan ramah.

"Kau mengenalku?"

"Tentu saja Tuan, Anda adalah putra dari Nyonya Choi, pemilik salon ini. Jadi, apakah ada yang bisa dibantu?"

"Ouh, baiklah. Tolong potong dan ganti warna rambutku." San berujar lalu mendekati karyawan itu dan membisikkan kata yang Wooyoung mungkin akan kesal ataupun marah jika tau.








"Dan jangan lupakan dia, tolong ganti juga warna rambutnya." bisik San.

"Baiklah, mari ikut saya." San mengangguk lalu berjalan mengikuti karyawan itu dan diikuti Wooyoung yang sedari tadi hanya diam.

"Silahkan duduk Tuan. Karyawan kami akan segera melayani Anda." San pun kemudian duduk di sebuah kursi yang berada di depan cermin. Setelah duduk, tangannya dengan cepat menahan tangan Wooyoung yang hendak beranjak meninggalkan San untuk duduk di sebuah bangku yang disediakan di sana.

"Jangan pergi, duduk di situ saja." cegah San seraya menunjuk kursi di sebelahnya. Wooyoung lantas mengangguk, lalu berpindah dan duduk di kursi yang ada di sebelah San.

Setelahnya seseorang datang untuk mendandani San. Wooyoung hanya diam memperhatikan dan sesekali memainkan ponselnya, hingga beberpa saat ia pun tertidur.

Melihat Wooyoung yang tertidur, dengan cepat San memanggil seorang karyawan lain untuk mendandani Wooyoung.









"Eungh~" San menoleh saat mendengar suara Wooyoung yang sepertinya sudah bangun.

"Eoh? Kau sudah bangun." Wooyoung tak langsung menjawab, ia justru mengusap matanya yang terasa berair.

"Apa aku tertidur?" tanya Wooyoung dengan masih mengusap matanya yang setengah terbuka.

"Sudah jelas bukan? Kenapa masih bertanya." Wooyoung yang entah sadar atau tidak malah mengangguk dan berdehem.

Beberapa saat Wooyoung berusaha mengumpulkan kesadaranya, hingga setelah terkumpul ia pun menatap cermin di depannya.

















"APA INI!"

Beberapa orang yang ada di salon itu sontak menoleh ke arah Wooyoung yang berteriak keras, bahkan San pun sampai menutup telingannya.

"Tidak perlu berteriak Wooyoung."

"Apa yang kau lakukan dengan rambutku? Arghh, kenapa warnanya seperti ini?"

"Warna itu cocok untukmu, jadi berterimakasihlah padaku karena kau sekarang jauh terlihat lebih tampan." dengan gaya angkuh, San pun berujar sambil memainkan sebuah game di ponselnya.

[✔] 1. FEAR; WooSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang