"Aku yakin Wooyoung sudah memberitahumu." Yunho pun mencoba untuk menerka apa yang dimaksud dari ucapan Mingi.
"San amnesia, dan..." Melihat Mingi yang mengangguk, Yunho pun tak ingin melanjutkan kalimatnya.
"Aku turut sedih, pasti ini sedikit berat untukmu."
"Aku tak apa." tanpa di duga, setelah Mingi berujar Yunho justru menarik Mingi ke dalam pelukannya.
"Tidak apa-apa, menangislah. Kau pria yang kuat, tapi untuk saat ini tidak perlu, menangislah jika ingin." Yunho mengelus punggung Mingi, namun nampaknya itu membuat Mingi terisak dalam pelukannya. Yunho merasa kasihan, ia tidak tega jika orang yang di cintainya malah menangis seperti itu.
●''●
"Dari mana saja kau?" tanya Seonghwa saat melihat Mingi yang baru saja memasuki ruangan San dengan Yunho di sampingnya.
"Aku dari taman depan, dan kebetulan bertemu dengan Yunho."
"Lalu kenapa matamu sembab seperti itu?" mendengar Seonghwa bertanya, buru-buru Mingi memalingkan wajahnya.
"Mingi tadi kelilipan, aku tak tahu dia kelilipan apa, tapi dia sampai menangis karena matanya terasa sakit. Benar kan Mingi?" Mingi kemudian menoleh ke arah Yunho yang tersenyum padanya. Lalu ia mengangguk mengiyakan.
"Iya, itu benar." sebenarnya Mingi takut jika ia akan ketahuan oleh Seonghwa karena berbohong, tapi untungnya ia percaya dan malah menuyuruh Mingi dan Yunho untuk duduk di sofa yang di sediakan di ruangan San.
"Mama, Papa, Jongho dan Yeosang kemana?" tanya Mingi seraya menyodorkan minuman yang sudah di bukanya pada Yunho.
"Mereka sudah pulang, Yeosang khawatir jika Ibunya Jongho akan mencarinya, dan Mama Papa yang ku suruh mereka untuk istirahat."
"Wooyoung?" tanya Yunho yang baru saja meminum minuman yang diberikan Mingi.
"Dia sedang menemani San jalan-jalan, entahlah ada apa dengan San hingga malam-malam seperti ini malah ingin jalan-jalan." mendengar penuturan Seonghwa, hati Mingi seperti kembali ditusuk oleh ribuan duri, sakit. Mingi kemudian menunduk dan menghela nafasnya.
"Hey, jangan sedih. San itu lupa ingatan, jadi tolong maklumi." ujar Yunho yang sadar dengan keadaan Mingi seraya merangkul bahu pria itu. Mingi pun mengangguk mengiyakan ucapan Yunho yang mencoba menenangkannya.
"Ah, Hyung. Aku titip ini untuk Wooyoung, dia tadi menyuruhku untuk membawakannya kemari." pinta Yunho sembari menyodorkan sebuah tas berisi seragam dan pralatan sekolah milik Wooyoung. Seonghwa pun menerimanya lalu di taruhnya tas itu di sebelahnya.
"Terimakasih, akan ku berikan nanti." Yunho mengangguk.
"Kalau begitu, aku pulang dulu. Maaf karena tidak bisa menemani kalian di sini." Seonghwa tersenyum.
"Tidak apa-apa, apa kau membawa mobil?" tanya Seonghwa yang direspon gelengan oleh Yunho.
"Biar ku antar." Yunho menoleh ke arah Mingi saat pria itu berujar.
"Tidak perlu, aku bisa naik taksi."
"Ini sudah malam, bahaya jika pulang sendirian. Jadi ayo!"
"Tapi-" ucapan Yunho terpotong, karena Mingi yang dengan tiba-tiba menarik tangannya.
●''●
"Aku harus membicarakan ini dengan Mingi."- Wooyoung
"Wooyoung?" San melambaikan tangannya di depan wajah Wooyoung yang sepertinya tengah melamun itu.
"Aish, Wooyoung!" karena kesal San pun memanggil Wooyoung dengan sedikit berteriak tepat pada telinganya, hingga membuat Wooyoung terlonjak kaget dan reflek memegang telinganya yang terasa bedengung.
"Kenapa San?"
"Ayo kembali ke kamarku, di sini mulai dingin." pinta San seraya memeluk dirinya sendiri.
Wooyoung menghela nafasnya, "Ya sudah, ayo." setelahya ia membantu San untuk duduk ke kursi rodanya, lalu mendorongnya dan membawanya untuk kembali ke kamarnya.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. FEAR; WooSan
FanfictionRasa takut akan sebuah perasaan yang ditujukan padanya mungkin hanya sebuah rasa belas kasihan saja. "Wooyoung, aku mencintaimu." Warn-! - bxb - Jwy: top Cs : bot Start: 16/10/2019 End : 24/12/2019