Jakarta,10/12/2017
07;00 PM
Malam ini adalah malam yang tidak akan pernah saya lupakan, sungguh ini pertama kalinya bagi saya jalan-jalan keluar bersama seorang laki-laki yang saya sukai
Mengingat malam ini adalah malam minggu wajar saja banyak muda-mudi yang bermesraan, saat ini saya dan Esa sedang berada disalah satu tempat ngopi lesehan yang sangat ramai dengan para pasangan yang sedang dimabuk cinta
Usai makan bakmi tadi, Esa mengajak saya muter-muter tidak jelas dengan mengendarai vespa nya dan pada akhirnya kami berakhir di tempat ini
Esa memesan kopi hitam sedangkan saya memesan es kopi cappucino beserta roti bakar, kami duduk bersebelahan kata Esa ia tidak mau jika di sebelahnya diisi oleh perempuan centil
Karena sejak awal kami memasuki tempat ngopi lesehan ini, sudah banyak perempuan yang menatap Esa dengan pandangan lapar dan saya pun menyadari hal itu, saya juga mendapatkan tatapan sinis dari para perempuan tersebut."Esa." Panggil saya, karena sudah sepuluh menit kami disini tampa suara dan itu membuat saya tidak nyaman
"Hmm." Jawabnya yang masih fokus dengan game online nya
"Hari apa aja kerja?" Tanya saya sambil mengaduk-aduk kopi es
"Setiap hari."
"Sekolah juga?"
"Pulang sekolah." Jawabnya yang sudah menatap saya
"Sebenernya dulu lu udah kenal gue belom?" Ini adalah pertanyaan yang saya ingin tanyakan sedari tadi
Esa mengangguk "Kenal,lu suka curi-curi pandang ke gue." Ia menaik turunkan alisnya
Saya tercengang mendengar jawaban nya, walaupun saya sudah tahu Esa mengetahui tingkah saya yang selalu curi pandang padanya namun tetap saja saya malu jika dipaparkan secara jelas olehnya seperti ini.
"Kenal nama maksudnya Sa." Saya mencubit lengan Esa gemas
Ia meringis mendapatkan cubitan dari saya "aww, iya-iya kenal El." Jawabnya sambil menghalau tangan saya yang mencubit nya membabi buta
Dan hap lengan saya tertangkap olehnya, ia menatap saya dengan tajam saya pun juga ikut menatapnya tajam walaupun jantung saya berdebar-debar serta wajah saya yang sudah memerah.
Pergerakan tangan Esa yang sangat cepat membuat saya tidak siap atas cubitan nya di kedua pipi saya.
"Gemess." Ucap Esa yang mencubit pipi saya semakin kencang
Saya mencoba melepaskan tangan nya karena pipi saya rasanya sudah sangat sakit "Esa lepas." Ucap saya tidak jelas karena bibir saya susah di gerakan
Esa melepaskan cubitan nya setelah itu ia tertawa sangat kencang "Hahaha pipi lu merah." Esa mencolek pipi saya
Dan saya menepisnya lantaran kesal atas perbuatan nya "Ngga lucu." Saya menutupi kedua pipi saya dengan telapak tangan
Esa semakin tertawa dan itu membuatnya menjadi pusat perhatian
"Esa stop ah diliatin tau." Ujar saya menatapnya kesal
Esa memberhentikan tawanya perlahan "Maap ya, lu lucu banget si." Ucapnya disertai senyum lebarnya sambil mengacak rambut saya pelan
Saya yang mendapatkan perlakuan tersebut dari Esa tentu saja bulshing, pipi saya semakin memerah untung saja saat ini saya tengah tutupi dengan kedua telapak tangan saya.
"El."
Saya diam tidak menjawab panggilan Esa
"Elly."
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rasa
Подростковая литератураHubungan yang mengantung bagai jemuran kering yang tidak di angkat membuat Elly bingung mau harus melakukan apa. Perlakuan Heksa yang selalu manis membuat Elly semakin jatuh hati padanya dan lupa bahwa hubungan mereka tidak ada kejelasan. Ini hany...