(30)Semua Tau?

6 3 0
                                    

Jakarta,14/02/2018
Vote&coment💯


⤵⤵⤵



Siang ini sangatlah panas, saya yang baru saja selesai menjemur pakaian di halaman belakang rumah langsung buru-buru masuk ke dalam dengan berlari kecil menuju dapur, saya membuka kulkas dan mengambil kotak jus jeruk lalu di tuangkan  ke dalam gelas.

Rasanya sangat segar ketika jus jeruk mengalir di tenggorokan saya, ya beginilah jika hari libur saya yang mencuci pakaian, menyapu dan mengepel lantai. Urusan dapur tentu saya tidak bisa yang ada saya malah mengacau dan akhirnya bunda memberikan saya tugas membersihkan rumah jika hari  libur.

Namun jika saya ingin pergi pada hari libur, saya hanya sempat mencuci pakaian pada pagi hari dan bunda tidak marah akan hal itu, tapi terkadang saya merasa bersalah. Apakah kalian sama seperti saya?


Jam menunjukan pukul 11;30
Pekerjaan rumah telah selesai sekarang saatnya saya bersantai di kamar dan menonton film di laptop, ahh menyenangkan sekali hari libur.

"Elly."

"Apa bun?"

"Ada Wijaya katanya dia mau ngomong sama kamu." Ucap Bunda

Sontak saya langsung bangkit dari bangku ketika mendengar nama Om Wijaya, pasti ia mau bertanya tentang anaknya

"Iya bun." Jawab saya lalu melangkah menuju ruang tamu

"Om." Panggil saya

Om Wijaya mengalihkan pandangannya dari ponsel karena panggilan saya

"Iya Ly." Jawabnya dengan senyum

Saya duduk di sofa yang berada di sebrang Om Wijaya "Om mau nanya Heksa?" Tanya saya hanya sekedar basa-basi

"Iya, jadi gimana Ly?"

"Dia udah maafin Om " Ucap saya dengan senyum

Senyum Om Wijaya pun semakin melebar ketika mendengar ucapan saya, sepertinya ia sangat senang

"Kamu serius?"

Saya pun mengangguk mantap "Dua rius om."

Om Wijaya menarik telapak tangan saya dan menggoyangkan nya sambil berucap terimakasih "Alhamdullilah makasih Ly, makasih, Om ngga nyangka Heksa mau maafin Om." Ucapnya dengan haru

"Iya Om, tapi Heksa butuh waktu buat ketemu Om." Ujar saya

"Iyaa Om akan tunggu kapanpun dia siap, makasih Ly."

"Siap Om, jangan sedih lagi ya Om."

Om Wijaya hanya mengangguk tidak berhenti ia berucap syukur dan terimakasih kepada saya

"Wah-wah ada yang seneng nih."

Saya dan Om Wijaya lantas  terkejut melihat ke datangan Ayah dari luar rumah

"Ayah dari mana?"

"Rumah Pak RT." Jawabnya dan duduk di samping otm Wijaya

"Jadi berhasil nih." Ucap Ayah menatap Om Wijaya dengan senyum

"Iya, saya makasih banget sama anak kamu Her" Tutur Om Wijaya tersenyum senang

Ayah menepuk-nepuk punggung Om Wijaya lalu berucap "Siap Bro."

Saya yang melihat itu berkerut kening bingung, tunggu dulu jadi selama ini ayah tahu bahwa Esa adalah anak Om Wijaya, wow pantas saja ayah terlihat sangat santai dengan Esa dan ayah juga mempercayai Esa, tidak seperti teman laki-laki saya yang pernah berkunjung pasti
Ayah akan bersifat dingin kepada mereka.

Setumpuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang