(18)Susu jahe

33 3 0
                                    

Jakarta,16/01/2018
Vote&coment





⤵⤵⤵



Selama ujian berlangsung interaksi saya dan Esa memang sedikit berkurang karena saya yang fokus belajar,entah dengan Esa saya tidak tahu ia belajar atau tidak namun ia bisa  memahami keadaan.Kami hanya berangkat serta pulang sekolah bersama setelah itu saya dan Esa sama sekali tidak chartingan lewat WhatsApp. Dan hari ini adalah hari terakhir ujian,saya dan teman-teman saya sudah berencana sepulang sekolah nanti kami akan bermain di rumah Diska

Saya menghirup nafas lega karena sudah terbebas dari soal-soal yang sangat menyebalkan menurut saya dan rasa penat di kepala saya hilang seketika,sekarang saya dan Diska sedang menunggu Zira dan Zeni di kantin karena mereka berdua berbeda ruang ujian dengan kami,saya dan Diska ruang empat sedangkan Zira dan Zeni di ruang tiga

"Hayy gaisss," Sapa Zeni dengan riang

"Akhirnya selesai juga," Ucap Zira duduk di sebelah Diska

"Omg makasih beb udah pesenin mie ayam buat gue," Ujar Zeni dengan nada di buat lebay

Diska mendelik jijik "Diss jijik gue,"

"Haha udah-udah ayo makan," Ucap saya dengan tertawa kecil

Kami pun makan dengan tenang,sesekali Zira dan Zeni berceloteh perihal masalah contek mencontek yang terjadi di ruangannya serta guru pengawas yang menyebalkan

"Ohiya lu tau ngga si Ly," Dengan tiba-tiba Zeni berujar antusias

"Apa?" Tanya saya

"Si Heksa tiap ulangan nyontek mulu,tiba-tiba nih dia ijin ke kamar mandi terus balik dari kamar mandi bawa contekan dari kelas sebelah abis itu di oper ke si Fais," Ucap Zeni panjang lebar

Saya yang mendengarnya hanya tersenyum kecil,karena hal itu tidak lumrah lagi bagi saya yang sudah mengetahui kebiasaan Esa yang selama ini memang saya perhatikan,ya walaupun ia mahir dalam pelajaran Fisika namun di setiap ujian selalu saja ia mencontek, bahkan ketika soal dan lembar jawaban sudah di bagikan ia sama sekali tidak menyentuhnya dan malah tertidur dengan kepala di atas meja hingga guru pengawas yang menegurnya, baru ia terbangun dan memulai aksinya mencari contekan. Entah mengapa ia seperti itu saya pun tidak tahu

"Ahh udah dari kelas sepuluh dia mah begitu," Ucap Zira

"Betul, kadang dia juga nanya sama gue," Timpal Zeni yang menatap ponselnya

"Aneh aja gitu ya, dia kan lumayan otaknya," Ucap Diska

"Males mikir kali," Ucap saya yang sedari tadi hanya menyimak

"Ly dia pernah nanya sama lu ngga?" Tanya Zira penasaran

Saya mencoba mengingat-ingat apakah Esa pernah bertanya kepada saya, namun yang saya ingat ia hanya pernah bertanya sekali itu pun sewaktu kelas sepuluh dan selebihnya ia tidak pernah lagi bertanya kepada saya hingga saat ini.

"Hmm pernah sekali, tapi waktu kelas sepuluh,"

Mata Zira melebar mendengarnya "Gilaa itu udah lama banget," Ucap Zira menggelengkan kepalanya

Setumpuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang