(33)Telat

13 4 0
                                    

Jakarta,04/04/2018
Vote&coment💯



⤵⤵⤵


Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional. Rasanya sangat senang karena saya sudah bisa bernafas lega,seminggu yang lalu saya tekun belajar, pagi,siang,dan malam saya belajar tanpa henti. Yaa begitulah saya belajar giat jika ada ujian saja hehe

Karena pulang cepat saya beserta sahabat saya memutuskan untuk berkumpul di rumah Zeni. Sebelum berangkat ke rumah Zeni, saya menemui Esa untuk bilang jika saya tidak pulang bersama dengannya

Saat ini saya sedang menunggu di depan lab komputer. Yaitu ruangan ujian Esa, saya menunggu sendirian sedangkan Zeni,Zira,dan Diska menunggu saya di kantin.

"Woi Ly."

"Ehh Fan." Saya tersenyum dan bergeser duduk untuk mempersilahkan Ifan duduk

"Lu nunggu Heksa?" Tanyanya sambil mengeluarkan ponsel di saku celana

"Iya nih."

"Lu mau ke rumah Zeni?" Ujar Ifan

"Iya Fan." Jawab saya

Terjadi keheningan beberapa menit hingga suara seseorang yang baru keluar lab komputer memecah keheningan.

"Fan."

Saya dan Ifan sama mendongak ke arah sumber suara. Ternyata Esa, ia berdiri di depan Ifan.

"Ehh Sa udah selesai?" Tanya Ifan sambil bangun dari duduknya

"Udah."

Seperti tau maksud saya menunggu Esa di sini. Ifan pun menyuruh Esa untuk menghampiri saya.

"Noh Elly mau ngomong, lu ngobrol aja dulu gue tunggu sini."

Heksa mengangguk, Ia menatap saya sebentar lalu berjalan meninggalkan saya yang masih duduk di kursi panjang. Saya pun memberengut sebal dan berjalan mengejar Esa sambil merutuki dirinya.

Esa berhenti di lorong kelas 11 yang sepi. Mereka di liburkan karena ada ujian nasional kelas 12.

Kami berdiri di dekat jendela. Esa menatap saya dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana.

"Kenapa?" Tanyanya dengan kening berkerut

"Gue ngga pulang sama lu, mau main di rumah Zeni." Ucap saya

"Gue juga mau nongkrong di warkop."

Ohh kalo gitu tadi saya tidak usah repot-repot bilang kepadanya. Toh ia juga akan nongkrong di warkop, tapi jika tidak bilang pasti ia akan marah dan spam chat WhatsApp karena tidak memberi tahunya. Namun jika ia tidak bisa mengantar saya pulang, ia tidak pernah bilang. Saya akan tahu jika sudah pulang sekolah dan itu pun di beri tahu Bilal atau Ifan, saat sedang menunggu Esa di parkiran. Nyebelin bukan? Namun tetap saja saya suka, bodoh emang.

Sedangkan Esa hanya cuek padahal ia melihat saya. Namun ia tidak peduli lantas menyuruh saya untuk pulang menggunakan ojol yang ongkosnya di bayar olehnya. Saya pun hanya diam menurutinya dan Esa pun menemani saya hingga ojol tiba.

Back to topic⤵⤵

"Oh oke " Balas saya tak kalah cuek

"Pulangnya gue jemput,"

"Oke."

Saya tidak menolak karena lumayan ngga ngeluarin ongkos, uangnya bisa ditabung untuk skincare saya yang sudah menipis hehe.

Setumpuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang