Jakarta,23/12/2017
Vote&coment💯⤵⤵⤵
Sabtu ini adalah hari dimana pertandingan anggar, pagi-pagi sekali saya sudah bersiap-siap. Bunda pun ikut andil dalam menyiapkan keperluan saya
Setelah sarapan saya pun berangkat bersama ayah dan bunda menggunakan mobil, bang Riko seperti nya menyusul menggunakan motornya karena ia belum bangun walaupun sudah bunda bangunkan
Tempat pertandingan nya cukup jauh butuh waktu satu jam untuk sampai ditempat tersebut
Selama di perjalanan saya sibuk mendengarkan musik di ponsel lewat earphone yang terpasang di kedua telinga saya
Saya membuka whatsapp, dan menghela nafas kasar karena pesan yang saya kirim tidak kunjung dibalas. Mungkin belum bangun pikir saya positif
Saya memandang chat yang semalam, dan membacanya dalam hati.
Esaa
"Sa bsk jgn lupa dateng"
(19;20)"Jam brp?"
(19;22)"Jam 9 pagi"
(19;23)"Ok"
(19;27)"Jangan lupa"
(19;30)"Esaaa"
(06;47)"Bangun"
(06;50)"Jgn lupa loh"
(07;00)"Gue tunggu"
(07;05)Kemarin Esa bilang bahwa ia akan datang ke acara pertandingan Anggar. Entah ia tahu dari mana saya ada pertandingan, saya sudah bertanya namun tidak di jawabannya. Alhasil saya mengiyakannya dan memberikan alamat pertandingannya.
Saya menggurutu sebal, karena Esa tak kunjung membalas. Jika Esa tidak datang saya akan mendiamkannya selama dua hari, biar saja memang ia pikir saya tidak bisa marah. Ahh tunggu dulu buat apa saya marah, saya ini hanya sebatas teman tanpa kepastian
Benar tidak? Jangan salahkan saya terbawa perasaan atas perlakuan Esa, karena memang perempuan dasarnya segala sesuatu perlakuan manis laki-laki akan di bawa ke perasaan, beda hal nya dengan laki-laki yang memilih menggunakan akal
"Ly ayu turun udah sampe"
"Ehh iya bun"
Saya membuka pintu mobil setelah itu keluar tidak lupa menutupnya, saya menyeret tas anggar yang bentuk nya seperti koper tapi panjang yang berisikan pedang serta alat-alat anggar, berjalan ke dalam GOR
Di dalam GOR ternyata sudah cukup ramai, saya melihat coach Wijaya yang sedang duduk di tribun bersama teman-teman satu klub saya
Saya pun berjalan menghampiri mereka bersama ayah dan bunda"Assalamu'alaikum coach" Saya menyalimi punggung tangan coach Wijaya
"Walaikumsalam"
Ayah dan bunda pun akhirnya berbincang bersama coach Wijaya
"Halo gaess" Sapa saya pada teman-teman club
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rasa
Teen FictionHubungan yang mengantung bagai jemuran kering yang tidak di angkat membuat Elly bingung mau harus melakukan apa. Perlakuan Heksa yang selalu manis membuat Elly semakin jatuh hati padanya dan lupa bahwa hubungan mereka tidak ada kejelasan. Ini hany...