(32)Rayen

12 2 0
                                    

Jakarta,21/03/2018
Vote&Coment💯



⤵⤵⤵


Siang ini ketiga sahabat saya berkumpul di rumah saya, untuk sekedar melepas penat karena ujian sekolah yang memusingkan dan tepat hari ini pula ujian sekolah telah selesai. Jadi mereka memutuskan untuk berkumpul  di rumah saya, biasanya kami akan saling bertukar cerita entah itu masalah keluarga atau masalah asmara

"Nih donat nya," Seru saya sambil meletakkan piring donat yang bertabur meses dan keju itu di karpet berbulu, yang saya gelar untuk mereka duduk

"Widihh makasih Ly," Ujar Zeni semangat yang langsung megambil donat

"Ly Bunda lu tiap hari bikin donat?" Tanya Zira

Saya menggeleng "Kalo ada pesenan aja,"

"Bunda bisa bikin varian apa aja,?" Kali ini Diska yang bertanya

"Hmm apa aja, sesuai pesenan,"

"Kalo gitu gue pesen donat tiramisu bisa kan Ly,?" Tanya Diska lagi

Saya pun mengangguk "Bisa dong" Jawab saya

Bunda memang mahir dalam hal memasak apalagi membuat donat. Sejak Bunda masih remaja tepatnya SMA katanya Bunda sudah menjual donat, hingga kini bisnis donat Bunda berkembang pesat.Sudah ada beberapa karyawan juga yang membantu membuat donat, saya pun terkadang ikut membantu jika ingin si hehe

Hampir setiap hari Bunda mendapatkan pesanan, entah itu untuk acara ulang tahun, arisan atau acara apapun.

"Ly lu sama Heksa gimana?" Tanya Zira

Setelah mendengar curhatan Zeni tentang pacarnya Ifan, sekarang Zira bertanya hubungan saya dan Esa. Hufft itu adalah pertanyaan yang sangat saya hindari.

"Ahh Ly lu mah betah aja si di gantung." Tambah Zeni

Saya hanya tersenyum tipis "Ya begitu lagian gue nyaman ko kaya gini."

Bohong, karena sejujurnya saya juga ingin kejelasan atas hubungan saya dan Esa. Namun saya tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak tahu juga harus melakukan apa.

"Halah boong kan lu." Seru Zeni

"Saran gue Ly mending lu ngga usah ngarepin Heksa deh, lu bisa jalan sama cowok lain ko. Selagi lu belum official."

"Ngga bisa Zen." Jawab saya diiringi gelengan kepala

Susah rasanya untuk melakukan saran Zeni tersebut. Karena sejatinya saya tidak berniat melakukan hal seperti itu, lagipula satu harapan saya sudah terkabul yaitu bisa dekat dengan Esa jadi, itu saja sudah membuat saya bersyukur. Untuk harapan berikutnya saya hanya bisa bersabar menunggunya, seperti harapan yang sebelumnya.

"Bukanya ngga bisa lu nya aja yang ngga mau coba."

"Udah ah Zen, yang jalanin kan Elly. Lu ngga usah ribet deh." Seru Diska

"Ck gue cuma ngga mau Elly sakit hati nanti." Ujarnya dengan cebikan bibir

Saya pun tersenyum lalu merangkul Zeni "Makasih Zen sarannya, kapan-kapan gue coba."

Setumpuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang