(22)Sesak

20 2 0
                                    

Jakarta,27/01/2018
Vote&coment💯

Sudah berapa kali ku bilang perasaan ini teramat sangat bodoh membuat ku bingung bagaimana caranya menghilangkan rasa sialan itu

⤵⤵⤵

Bel istirahat telah berbunyi murid-murid berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin untuk sekedar mengisi perut serta bersenda gurau bersama teman-teman.

Hari ini saya bersama ketiga teman saya tidak ke kantin karena kami membawa bekal, kami makan di depan kelas dengan duduk lesehan di lantai dan membentuk lingkaran. Kegiatan ini sudah kami lakukan akhir-akhir ini dan biasanya kami makan di dalam ke kelas, ahh ya kami juga saling bertukar lauk.

"Ly bawa apa?" Tanya Zira

"Ayam serundeng nih mau ngga?"

"Mau dong." Seru Diska semangat karena ia sangat menyukai ayam serundeng

"Gue juga mau."

"Gue juga."

Saya mengangguk dan memotong daging ayam untuk mereka "Nih jangan rebutan"

"Gue mau kornet dong Ra." Ujar saya menunjuk bekal Zira

"Nih Ly."

Kami pun makan dalam diam, namun ditengah asiknya kami makan tiba-tiba ada seseorang yang memanggil saya dengan nada ketus

"Elly!"

Saya berhenti mengunyah dan mendongak untuk melihat siapa yang memanggil saya "Iya?"

"Bisa ngomong sebentar" Ucapnya ketus serta menatap saya sinis

Belum sempat saya menjawab Zeni sudah menyerobot nya "Mau ngapain lu."

Gadis tersebut memutar bola mata malas "Gue ada urusan sama dia." Ujarnya menunjuk saya

"Lu ngga liat kita lagi ngapain." Seru Zeni dengan nada nyolot nya

"Dia udah abis tuh bekel nya."

Mereka pun beralih menatap bekal saya yang memang sudah hampir habis

"Yaudah ayo." Ucap saya seraya membereskan kotak makan saya

Saya menyodorkan kotak makan saya kepada Zira "Ra bawain ke dalam ya."

"Lu serius?" Tanya Zira

"Iya, dia ngga bakal macem-macem ko sans aja."

"Jangan lama Ly." Tutur Diska menatap saya khawatir

"Jambak bibirnya kalo dia macem-macem sama lu." Ucap Zeni berbisik

Saya terkekeh ada-ada saja ia memangnya mulut itu rambut "Bye " Saya tersenyum untuk meyakinkan bahwa saya akan baik-baik saja

Saya pun berjalan meninggalkan ketiga sahabat saya, ternyata gadis tersebut mengajak saya ke taman belakang sekolah, kami memutuskan duduk di bangku taman.

Setumpuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang