(29)Misi✔

8 2 0
                                    


Jakarta,09/02/2018
Vote&coment💯


⤵⤵⤵


Saat ini saya dan Esa sedang menyantap sekotak nasi ayam geprek yang tadi sempat di beli saat dalam perjalanan menuju apartemen Esa

Kami makan dalam diam tidak ada sepatah kata pun yang keluar, langit sore sudah menampilkan semburat jingga yang artinya matahari akan segera tenggelam dan di gantikan sang rembulan

Saya meminum segelas besar air dingin hingga tandas karena pedas di mulut saya yang sangat menyengat di bibir hingga membekak dan berwarna merah. Beda halnya dengan Esa, laki-laki itu sama sekali tidak merasa kepedasan padahal level ayam geprek ia di atas level ayam geprek saya namun yang saya perhatikan, ia makan dengan santai bahkan ia belum meminum airnya dan setelah habis barulah Esa meminum airnya.

"Ekhmm."

Mata saya mengerjap kaget karena tertangkap basah sedang memperhatikannya, namun saya belum mengalihkan pandangan darinya karena saya salfok dengan bibir Esa yang sedikit membekak dan berwarna merah muda membuat bibir itu terlihat sangat seksi. Jika bibir Esa seperti ini setiap hari bisa-bisa saya khilaf ehh ko jadi ngelantur, saya menggeleng-geleng kan kepala agar pikiran kotor hilang dari otak saya yang mesum ini

TUKKK

"Aww." Sontak saya memegang kening yang di sentil Esa pelan, namun tetap saja sakit, ia kan laki-laki walaupun pelan tetap saja tenaganya lebih besar di bandingkan saya

Saya menatapnya sebal dengan bibir mengerucut "Sakit tau."

"Kenapa geleng-geleng kepala." Tanyanya dengan senyum miring

"Kepo."

Esa pun mendekatkan dirinya lalu memajukan wajahnya hingga cukup dekat dengan wajah saya

"Mikir mesum kan lu." Sarkas nya dengan senyum miring yang menyebalkan

Wajah kami yang cukup dekat membuat saya menjadi gugup dan tidak tahu harus berucap apa, hanya bisa diam menatap manik hitam legam nya yang tengah menatap saya

"El bibir gue seksi loh." Ucapnya seraya menggigit bibir bawahnya

Errr iya sangat seksi batin saya

"Te-terus?" Jawab saya tergagap

"Mau gue cium ngga?" Ucapnya seraya memajukan bibirnya ke depan saya

Sontak saya pun mendorong wajahnya kencang dan langsung duduk menjauhi Esa yang tertawa lepas karena berhasil mengerjai saya.

"Gila." Desis saya sambil menatapnya tajam

Esa yang tidak takut dengan tatapan tajam saya pun hanya menatap saya geli dengan seringai di bibirnya.

Dia bergeser mendekati saya, dan saya pun mengambil bantal sofa untuk berjaga-jaga jika ia melakukan sesuatu yang aneh.

"Haha santai aja kali." Ujarnya seraya tertawa

Saya mendengus kesal karena tawanya yang sangat menyebalkan

"Jadi ngapain tadi nyariin gue?" Tanya Esa setelah tawanya mereda

Ahh hampir saja saya melupakan niat saya menemuinya, tapi harus dari mana bertanya nya? saya takut Esa akan marah

Setelah merangkai kata yang akan di ucapkan saya pun membuka suara "Hmm Sa a-anu gue mau nanya."

Setumpuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang