Good Bye

6.1K 304 20
                                        

"Kankernya sudah mencapai stadium empat. Dan, kemungkinan Taehyung sembuh hanya sekitar 35% saja, Hyung. Maaf, aku sudah berusaha sebaik mungkin, tapi semuanya kembali lagi kepada Tuhan."

"Hyung tidak siap jika harus kehilanganmu, Taehyungie," gumam Seokjin seraya menatap sendu sang adik yang tengah terbaring lemah di brankarnya.

Perkataan Yoongi selalu terngiang-ngiang di telinga Seokjin, selama beberapa tahun ini adiknya sudah berjuang melawan penyakit kanker otaknya. Lalu, haruskah kali ini Seokjin melepaskan Taehyung begitu saja?

"Eunghh." Lenguhan dari bibir Taehyung membuat atensi Seokjin mengarah padanya, Seokjin menggenggam erat tangan sang adik, kemudian mengelus lembut surai kecoklatan miliknya.

"Kau membuat Hyung takut, Tae." Taehyung tersenyum simpul menanggapi omongan sang kakak. "Maaf."

"Jangan lakukan lagi, Hyung benar-benar takut kehilanganmu, Taehyungie."

Takut? Tentu saja, kakak mana yang tidak takut jika harus ditinggal adiknya? Terlebih lagi Seokjin sudah tidak punya siapa pun lagi selain Taehyung, kedua orang tua mereka telah meninggal saat usia Taehyung masih lima tahun.

Dan, sejak saat itu mereka hanya tinggal berdua berbekal warisan dari orang tuanya dan juga usaha Seokjin yang terus mencoba mengembangkan perusahaan miliknya.

Seokjin amat sangat menyayangi Taehyung, tidak ada yang lebih penting bagi Seokjin selain Taehyung, adiknya.

"Hyung harus mulai terbiasa hidup tanpa Tae," lirih Taehyung membuat Seokjin mendelik tak suka,

"hidup Tae tidak akan lama lagi, Tae tahu itu," lanjutnya.

"Stop bicara yang tidak-tidak, oke? Hyung tidak suka." Taehyung kembali mengulas senyumnya melihat kekhawatiran kakaknya, sebenarnya Taehyung juga tidak mau jika pada akhirnya ia harus meninggalkan sang kakak. Tapi Taehyung bisa apa? Ia juga tidak bisa menentang takdir, kan?

"Tapi kan--" Taehyung menggantungkan ucapannya saat irish tajam Seokjin menatapnya, baiklah, mungkin Taehyung harus mengakhiri drama menyedihkan ini sekarang.

"Arraseo," ucap Taehyung. Seokjin tersenyum lalu mengusak lembut surai adiknya. "Good boy, ah, ya. Apa kau lapar, Taehyungie?" Taehyung menggeleng.

"Baiklah, tidur saja dan istirahat, nde?"

"Tidak mau, Tae bosan tidur mulu, Hyungie~" rengek Taehyung seraya mengerucutkan bibirnya.

"Lalu? Kau mau apa, hm?" kata Seokjin, sontak membuat mata Taehyung berbinar cerah.

"Jalan-jalan sama Jinnie Hyung!"

*****
"Turunkan Taetae saja, Hyung. Pasti Hyung lelah terus menggendong Tae, kan?" ujar Taehyung yang sekarang ini tengah berada di gendongan sang kakak.

Yah, Seokjin benar-benar menuruti keinginan Taehyung. Di sore hari yang indah ini, Seokjin mengajak sang adik jalan-jalan sekedar untuk menghilangkan rasa jenuhnya saja. Seokjin tahu, jika adiknya itu bosan terus-terusan terbaring di brankar rumah sakit.

"Sama sekali tidak, bahkan ... jika Hyung harus menggendongmu selama seharian penuh itu tidak masalah. Kau tahu? Tubuhmu ini sangat ringan hingga Hyung tidak merasa lelah saat menggendongmu, Taehyungie," ungkap Seokjin.

Seokjin tidak bohong, berat badan sang adik benar-benar menurun derastis akibat penyakit sialan yang ada di otaknya itu.

Taehyung tersenyum simpul menanggapi omongan kakaknya, namja tampan itu mengeratkan tangannya di leher Seokjin dan menyenderkan kepalanya di pundak kakak kesayangannya.

Oneshoot || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang