The Truth Untold

1.8K 170 40
                                    

Suara gemericik hujan di luar tak lantas membuat pemuda berparas tampan yang sedari tadi hanya diam, berdiri termenung sembari menatap tetes demi tetes air jatuh membasahi bumi dari balik jendela kamarnya itu terganggu.

Tidak, hingga satu tepukan di punggungnya ia terima.

Membuatnya menoleh, dan mendapati sang kakak yang entah sejak kapan sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Melamun lagi, hm?"

"Tidak. Hanya mencoba untuk menikmati hujan saja, Kak."

Dulu, Yoongi mungkin akan percaya jika Taehyung mengatakan itu. Adiknya memang menyukai hujan, sangat. Anak itu bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekadar memandang, atau bahkan menari layaknya anak kecil di tengah derasnya hujan kendati esok harinya akan langsung terserang demam.

Namun, ini berbeda.

Binar kebahagiaan yang selalu Yoongi lihat tatkala hujan mulai turun, kini tidak bisa ia dapatkan lagi dari kedua mata setajam elang miliknya.

Hanya tatapan kosong, yang membuatnya akan selalu mengutuk kejadian di balik perubahan sikap adiknya.

"Kakak tidak memaksa, tapi Kakak hanya ingin Adek tahu; jika ada Kakak yang akan selalu siap mendengar keluh kesah kamu."

"Mungkin Kakak tidak bisa membantu, atau merubah kesalahan yang sudah terjadi di masa lalu. Tapi setidaknya, beban kamu akan berkurang, Dek."

"Jadi, tolong. Sebesar apa pun masalah kamu, jangan ragu untuk membaginya dengan Kakak, ya?"

Sungguh, Yoongi tidak menginginkan apa pun selain kejujuran dari adiknya. Ia hanya ingin Taehyung mengatakan dengan gamblang, apa saja yang telah terjadi padanya selama tiga hari dirinya menghilang tanpa ada apa-apa yang ditutupi darinya.

Karena Yoongi yakin, perubahan drastis yang Taehyung tunjukan setelah ia pulang dengan wajah penuh lebam, serta baju yang robek sana-sini tak serta merta ia dapatkan hanya dengan alasan diculik oleh seseorang tak dikenal.

Pasti ada alasan lain.

Yang membuat adiknya menjadi seorang tertutup dan pendiam seperti sekarang.

"Sudah malam. Adek tidur, ya?"

Kali ini Taehyung mengangguk. Mulai melangkah menuju ranjangnya, membiarkan Yoongi menyelimutinya sebatas dada.

"Kak--"

"Kakak gak akan pergi," potong Yoongi.

Taehyung kembali mengangguk, mulai memejamkan matanya dan tertidur dengan memeluk sang kakak.

Maaf,

Tapi Adek belum punya keberanian untuk mengatakannya, Kak.

Dan mungkin, sampai kapanpun Taehyung tidak akan pernah mendapatkan keberaniannya.

Tiga hari yang ia lewati saat itu begitu buruk. Sangat buruk, hingga kakaknya mungkin tidak akan bisa menerima kenyataan pahit yang telah terjadi padanya.

***
Entah kenapa, Taehyung merasa jika selama beberapa hari belakangan ini ada seseorang yang selalu mengintainya. Akan tetapi, ia berusaha berpikir positif dan mengabaikan kecurigaannya.

Namun, agaknya ia menyesal sekarang.

Hari ini ia pulang lebih awal dari sekolah, dan sayangnya, sang kakak yang biasa menjemputnya tidak bisa dihubungi.

Ponselnya mati.

Sialnya lagi, uang sakunya juga sudah habis untuk mentraktir temannya--Jimin--yang berulang tahun hari ini.

Oneshoot || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang