Let Go (3)

2.7K 194 38
                                        

Senyum manis terpatri di wajah tampannya, kala sepasang mata seindah bulan sabit miliknya memandang potret pemuda dengan karangan bunga di hadapannya.

Ia lantas membungkuk, memberi penghormatan terakhir untuk mendiang sang teman sebelum akhirnya menyingkir dan membiarkan orang lain bergantian.

Setelahnya, ia--Park Jimin--tidak bisa menahan tangisnya lagi. Pemuda itu menangis sesenggukan dalam dekapan pemuda lain, yang juga merasakan hal sama dengannya.

"Mungkin waktunya tidak tepat. Tapi, bisa kalian jelaskan padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi?"

Kim Sejin--pria yang tidak lain adalah manager mereka--mengajukan pertanyaan yang sedari tadi terus berputar di otaknya setelah membawa keenam pemuda itu ke tempat yang lumayan jauh dari sana.

Hari ini--sekitar pukul tujuh pagi--ia mendengar kabar dari salah satu anak asuhnya yang membuatnya berhenti bernapas untuk sesaat. Sejin mungkin tidak akan percaya, jika ia sendiri tak langsung bergegas pergi menuju rumah sakit dan menemukan mereka tengah menangis, meraungkan nama pemuda yang sudah terbaring kaku dan tak bernyawa.

Kepergiannya begitu tiba-tiba. Begitu tak terduga. Dan meninggalkan begitu banyak tanya.

*****
Malam itu para member Bangtan kembali ke dorm pada tengah malam setelah acara makan-makan, yang berujung berbincang dan membuat mereka melupakan waktu.

Lima dari mereka langsung menuju kamar masing-masing begitu sampai di dorm yang selama beberapa tahun ini menjadi tempat tinggalnya. Tersisa satu member--yang tidak lain adalah Jimin--tampak berjalan menuju kamar Taehyung dengan menenteng makanan yang tadi ia beli.

Beberapa kali Jimin mengetuk pintu kamar Taehyung, tetapi tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.

Jimin yang sebenarnya sudah mengantuk pun berakhir meninggalkan kamar Taehyung, berpikir jika anak itu mungkin sudah tidur dan memutuskan untuk beristirahat setelah menyimpan makanannya di kulkas.

Namun, hal itu mungkin akan menjadi hal yang paling disesali oleh Jimin lantaran paginya--saat ia kembali ke kamar Taehyung, bermaksud untuk menyuruhnya sarapan--ia justru dikejutkan dengan menemukan sang pemilik kamar sudah terbaring mengenaskan dengan darah yang telah mengering di sebagian wajahnya.

Jimin berteriak histeris, membuat seluruh member lantas berlari menuju kamar Taehyung. Tak jauh berbeda dengan Jimin, mereka semua juga sama terkejutnya melihat keadaan Taehyung yang sepertinya memang jauh dari kata baik-baik saja.

Namjoon lah yang pertama kali sadar. Pemuda itu mencoba untuk tetap waras, kemudian mengambil alih tubuh Taehyung yang saat itu berada di pangkuan Jimin.

"J-jangan panik. Kita bawa dulu Taehyung ke rumah sakit, oke?"

Namjoon berucap demikian, kendati dirinya sendiri juga begitu takut saat menyadari napas serta denyut nadi Taehyung yang bahkan hampir tak bisa ia rasakan.

Mereka semua tiba di rumah sakit setelah menghabiskan waktu kurang lebih lima belas menit dalam perjalanan. Namun, hal itu tak lantas membuat mereka menjadi tenang. Dengan gusar keenam pemuda itu terus menunggu di depan ruang gawat darurat, berharap jika Taehyung akan keluar dengan selamat.

Namun, harapan hanya tinggal harapan. Karena pada saat dokter yang menangani Taehyung keluar, saat itu juga mereka harus mendengar kenyataan pahit yang membuat dunia mereka seakan berhenti berputar.

"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkannya. Taehyung-ssi sudah meninggal saat berada di perjalanan menuju rumah sakit."

*****
"Kanker otak. Dokter mengatakan jika Taehyung mengidapnya, Hyung."

Oneshoot || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang