Regret (1)

4.6K 269 37
                                        

Dia itu bungsu, tetapi sering kali mengalah untuk si sulung. Dia yang termuda, tetapi selalu dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya. Yah, dia. Pemuda itu, Kim Taehyung namanya.

Anak kedua, atau si bungsu dari keluarga Kim yang sudah menerima ketiakadilan sebelum ia dilahirkan. Sebutan anak haram, pembawa sial, dan berbagai kata hina lainnya sudah tidak asing lagi untuknya. Cacian juga makian seakan sudah menjadi makanan untuk Taehyung di setiap harinya.

Awalnya Taehyung tidak mengerti, apa kesalahannya? Apa dosa yang telah ia lakukan hingga pantas diperlakukan layaknya binatang oleh keluarganya sendiri? Anak kecil itu tidak mengerti, sampai usianya beranjak dewasa, di saat Taehyung mulai mengerti tentang apa arti sebutan 'anak haram' yang selalu tersemat di tengah namanya. Saat itu pula Taehyung mengerti, kenapa ayah dan kakaknya begitu sangat membencinya.

Karena kenyataannya, kelahirannya hanyalah hasil dari sebuah kesalahan, kelahirannya memang tidak pernah diharapkan. Kelahirannya sebagai anak haram, hasil dari dosa ibunya dengan pria lain, membuat hidup Taehyung seakan tidak ada harganya di mata sang kakak juga ayah tirinya.

"Kau hanyalah anak haram, masih untung kami mau merawatmu setelah Ibu dan Ayah bejatmu itu mati! Jangan menjadi orang yang tidak tahu diri seperti Ibumu itu, sialan!"

Pemuda tujuh belas tahun itu menunduk takut, pipinya yang sudah basah kini memerah akibat tamparan yang ia terima dari sang ayah. Selalu saja begini, saat Taehyung ingin melawan ketiakadilan yang ia terima. Ayah-nya, Kim Hyunwo, pasti akan langsung mengingatkan tentang siapa dirinya. Membuat Taehyung tidak bisa untuk tidak menuruti permintaan sang ayah.

"T-tae tidak mau, Appa. Hiks ... tidak mau," isaknya begitu menyakitkan.

Untuk kali ini Taehyung ingin egois, tidak apa jika nantinya ia akan terkena pukulan atau cambukan dari Hyunwo. Toh, itu sudah biasa ia rasakan.

"Kau mau melawan perintah Appa, hah?" Tangan kekarnya mulai mencekram kuat bahu sang putra.

"Katakan sekali lagi, kau mau melawan perintah Appa, hah? Kim Taehyung!"

Hyunwo menarik kasar kerah baju sang putra, menatap Taehyung penuh kebencian, "Dasar tidak tahu diri!"

Tanpa belas kasih Hyunwo mendorong tubuh kurus itu kesudut tembok, menghantamkan kepala sang putra hingga beberapakali, membuat darah segar mengalir dari pelipisnya.

"Appa hanya meminta satu ginjalmu untuk Yoongi! Tidak bisakah kau memberikan itu padanya? Nyawamu tidak akan hilang hanya karena kehilangan satu ginjal saja!" ucap Hyunwo tanpa perasaan.

Sedangkan Taehyung? Namja itu hanya bisa menangis, sakit di kepalanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit di hatinya. Dengan tulus Taehyung sudah menerima Hyunwo sebagai ayah-nya, persetan dengan perlakuan buruk yang selalu ia terima, tetapi hatinya sudah terlampau menyayangi sang ayah. Sedikit saja, walaupun hanya sedikit Taehyung ingin merasakan kasih sayang dari Hyunwo, tetapi sepertinya itu hanyalah akan menjadi angan semata. Karena nyatanya, nyawanya bahkan sama sekali tidak ada artinya untuk sang ayah. Sama sekali tidak berarti!

"T-tidak, Appa. Taehyung mohon. Jangan lakukan ini, hiks ... A-appa."

Tanpa peduli dengan permohonan sang putra, Hyunwo terus menarik kasar tangan Taehyung. Memaksanya masuk ke mobil, kemudian menuju rumah sakit tempat Yoongi dirawat.

Hyunwo sama sekali tidak peduli apa konsekuensi yang harus Taehyung terima setelah operasi dilakukan, yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah putra kandungnya, Kim Yoongi. Dengan cara apa pun ia akan berusaha menyelamatkan nyawa Yoongi, pria paruh baya itu bahkan tidak mengetahui, jika satu ginjal Taehyung juga sudah rusak akibat terlalu sering mengkonsumsi obat penenang, serta obat tidur jika insomnianya datang.

















Tbc ...

Komen di sini kalau mau dilanjut yah, maksa aku lho><

Oneshoot || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang