.
.
.Haruto sedang fokus mendengarkan demo lagu yang sebelumnya ia buat bersama Hyunsuk, dan Yedam. Ia menganggukan kepalanya dan sesekali bergumam mengikuti lirik lagu yang ia buat. Namun fokusnya terpecah ketika seseorang membuka pintu studio.
"Haruto.. kau tidak ingin balik huh? Tanya Jeongwoo yang hanya memunculkan kepalanya kedalam studio.
"Sebentar lagi, kau ingin balik sekarang?"
"Hoo.. kau ingin balik denganku atau dengan Hyunsuk hyung?" Tanya Jeongwoo memastikan tetapi dengan posisi tubuh yang masih sama.
"Emm ok tunggu sebentar, aku harus menyimpan ini terlebih dahulu." Haruto mengutak atik komputer dan memastikan demo lagunya telah tersimpan di flashdisk yang ia punya. Lalu ia bergegas menghampiri Jeongwoo untuk pulang bersama.
.
.
.Haruto dan Jeongwoo berjalan santai dan menikmati suasana malam kota Seoul. Haruto menongakan kepalanya, menatap langit gelap dan menarik nafasnya dengan kasar.
"Kau kenapa?" Tanya Jeongwoo yang sedari tadi memperhatikan Haruto.
"Huh?" Haruto menatap Jeongwoo bingung.
"Aishhh.. kau kenapa? Kau sedang ada masalah?" Tanya Jeongwoo yang sadar ada sesuatu yang terjadi terhadap sahabatnya itu.
"Kau bisa cerita jika kau mau." Lanjut Jeongwoo.
Haruto menatap lekat wajah Jeongwoo yang kini juga menatap Haruto dengan senyuman.
"Jeongwoo-ya.. apa kau sering rindu keluargamu?" Tanya Haruto dengan nada suara sedikit bergetar. Sebenarnya Haruto sering balik ke Jepang meskipun hanya sebentar dan hanya untuk mengurus visa dan hal lainnya. Namun entah mengapa kali ini ia merasa begitu rindu dengan keluarganya, ia juga rindu dengan suasana Fukuoka, kota dimana ia berasal.
"Kau rindu keluargamu?"
"sangat.. Aku rindu meskipun ibu setiap hari menghubungiku"
"Hmm.. aku sering rindu keluargaku meskipun jarak Iksan dan Seoul tidak begitu jauh, tetapi tetap saja aku rindu." Cerita Jeongwoo lirih. Mereka harus rela tinggal jauh dari keluarga mereka di usianya yang sangat muda demi menggapai impian mereka.
"Bagaimana jika weekend besok kau ikut aku ke Iksan huh?" Ajak Jeongwoo yang kali ini terdengar begitu semangat.
"Anniyo.. lain kali saja. Aku ingin tidur sepuasnya." Jawab Haruto tanpa pikir panjang dan pergi meninggalkan Jeongwoo
"Eiyyy.. kau memang Haruto yang ku kenal." Gerutu Jeongwoo seraya mengejar Haruto yang kini berada beberapa meter didepannya.
◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎
Seperti yang ia rencanakan sebelumnya, weekend kali ini Haruto lebih memilih untuk tetap di dorm dan tidur lebih lama dari biasanya.
Berbeda dengan Haruto, Hyunsuk dan beberapa member Treasure lainnya seperti Jeongwoo dan Junghwan memilih menghabiskan waktu weekend mereka dirumah masing-masing sembil menebus rasa rindu mereka dengan keluarga.
Suasanya dorm Treasure begitu sepi ketika Haruto terbangun dan keluar dari kamarnya. Ia merasa sedikit bosan, namun enggan untuk mampir ke dorm magnum. Ia berencana akan keluar mencari udara segar seorang diri tanpa harus di temani oleh manager. Menurutnya keadaan ini cukup langka diingat statusnya kini.
Haruto menutupi wajahnya dengan masker dan topi ketika ia berjalan di daerah Hondae. Haruto sudah sangat hafal jalanan sekitar Hongdae. Sesekali ia memasuki toko pakaian dan membeli jajanan tradisional yang menarik perhatiannya. Namun sialnya beberapa orang mengenalinya dan menyadari keberadaannya, lalu mengeremuni Haruto dan memfotonya.
Sontak hal tersebut membuat Haruto merasa sedikit tidak nyaman. Haruto berusaha kabur dari kerumunan orang yang meneriaki dan memfotonya. Hingga seseorang menariknya untuk lari dan menyuruhnya masuk kedalam mobil."Kau tidak apa-apa?" Tanya orang itu memastikan bahwa Haruto baik-baik saja.
"Kau.." Haruto kaget melihat sosok yang tadi membantunya itu.
Sosok itu tersenyum simpul, "kau ingat aku?"
Haruto mengangguk sambil menatap wajah yang kini berhadapan dengannya "kau wanita itu."
"Wanita yang di supermarket, kau saudaranya Hyunsuk hyung kan.. Kau Reina noona" lanjut Haruto dan memalingkan wajahnya kearah lain.
"Hyunsuk oppa sudah menceritakan aku rupanya." Kekeh Reina.
"Kau.. mengenalku?" Tanya Haruto kembali menatap Reina.
"Bagaimana aku tidak mengenalmu, kau Haruto kan, trainee dari Jepang yang sangat tampan." Jawab Reina semangat. Mata Hatuto membulat mendengar jawaban dari Reina, jantungnya mendadak berdegub lebih kencang dari biasanya. Reina terkekeh melihat reaksi lucu Haruto.
"Tetapi saat di supermarket sungguh aku tidak menyadari itu kau." Lanjut Reina mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
Haruto masih terdiam tidak tahu harus berbicara apa dan bersikap bagaimana. Reina hanya tersenyum dan tertawa pelan melihat sikap canggung Haruto yang kini jelas terlihat.
"Hmm kau bisa tunggu sebentar? Aku harus membeli sesuatu dan setelahnya aku akan mengantarmu." Tanya Reina yang kali ini lebih srius. Lagi-lagi Haruto tidak bersuara, dia hanya mengangguk pelan. Reina tersenyum dan seraya keluar dari mobil yang terparkir.
"Kau ini kenapa Haruto, kau memang bodoh" Gerutu Haruto kepada dirinya sendiri saat Reina sudah masuk kesebuah toko.
.
.
."Maaf menunggu sedikit lama. Hmm.. Aku harus mengantarmu kemana?" Tanya Reina saat setelah dia masuk kedalam mobil dengan membawa sebuah tentengan kecil bertuliskan nama sebuah apotek.
"Kau bisa mengantar ku ke dorm noona." Jawab Haruto yang dibalas anggukan pelan oleh Reina lalu menancapkan gas mobilnya. Mata Haruto tertuju pada plastik yang tadi di bawa oleh Reina.
"Kau sedang sakit?" Tanya Haruto pelan, kali ini Haruto berusaha untuk membuka obrolan.
Reina moneleh ke Haruto sebentar lalu menatap plastik apotek yang ada di dasbornya. "Hmm? Oh ini, hanya obat sakit kepa biasa."
Haruto Hanya mengangguk pelan mendengar jawaban dari Reina.
"Hmm Haruto-ssi, maaf kalau sikapku membuat kau tidak nyaman." Lanjut Reina yang fokus mengemudikan mobil.
"Huh? Anniyo, anniii.. kau tidak perlu minta maaf noona." Jawab Haruto cepat sambil menatap kearah Reina. Reina tersenyum tanpa melihat kearah Haruto.
"Kau pasti terkejut dengan ucapanku tadi, tapi aku memang mengikuti acara survival kalian. Bahkan teman-temanku juga mengikuti acara survival kalian."
"Kau tahu Haruto, kau sangat populer." Lanjut Reina yang tatapannya masih lurus kedepan.
Tersirat senyum simpul diwajah Haruto, ia tidak bisa membohongi bahwa ada perasaan senang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Reina.
"Hmm sepertinya kita tidak perlu lagi memperkenal diri masing-masing." Ujar Reina yang kini menatap Haruto yang disusul oleh tawa yang pecah dari keduanya.
"Kau sudah bekerja dengan baik Haruto, kau tidak sepenuhnya bodoh.. good job." Ucap Haruto dalam hati.
Sepanjang perjalanan mereka mengobrol mengenai banyak hal. Entah mengapa mereka langsung akrab meskipun pada awalnya Haruto merasa canggung namun sikap Reina yang ramah bisa membuat sikap Haruto berubah menjadi nyaman. Bahkan mereka bertukar contact dan memutuskan untuk berteman.
Setidaknya untuk saat ini~
◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎
Hello chinguyaaa~
Gimana - gimana chapter kali ini? Hehe
Don't forget to click ✩ + comment ok?
.
.
.♡KRUNGYXGRUNGY♡
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECRET LOVER : NOONA | HARUTO
FanfictionHaruto merupakan seorang trainee yang akan segera debut menjadi IDOL, mimpi yang berhasil ia capai dengan segala pengorbanan dan usaha. Namun, disaat itu juga seseorang masuk kedalam dunianya. Ini tentang Haruto yang begitu mencintai seseorang yang...