.
.
."Oh, baiklah.. hyung akan menemuimu Ryu.. emm.. ok." Ujar Hyunsuk lalu memutuskan panggilan telfonnya. Hyunsuk berniat untuk bertemu dengan Ryu, adiknya Reina yang mengatakan ingin membicarakan sesuatu dengannya.
Lalu Hyunsuk membangunkan Haruto yang masih tertidur. Sebenarnya hari ini adalah weekend, Hyunsuk bisa saja membiarkan Haruto tidur lebih lama, namun ia tidak tega harus meninggalkan Haruto berduaan dengan Jeongwoo. Pasalnya Hyunsuk sangat hafal dengan sifat jahil Jeongwoo ke Haruto. Ya, Jeongwoo memutuskan untuk tidak balik kerumah keluarganya minggu ini, ia memilih untuk tetap di dorm, "Ruto.. Haruto.. bangunlah. Kau ingin ikut denganku?" Tanya Hyunsuk dengan mengelus punggung Haruto pelan.
"Hmm.. tidak hyung. Aku ingin di dorm saja." Jawab Haruto tanpa membuka matanya.
"Kau yakin?" Tanya Hyunsuk meyakinkan.
Haruto yang sudah terlanjur bangun akhirnya membuka matanya lalu duduk di tempat tidur, "Hmm ya aku yakin." ujar Haruto sambil mengusap wajahnya pelan.
"Baiklah, aku akan bertemu dengan Ryu sebentar, tidak jauh dari sini, dia baru saja mengantar Reina ke bandara. Kalau kau merasa bosan kau bisa ajak Jeongwoo keluar, tapi ingat jangan sendirian, dan jangan bertengkar dengan Jeongwoo ok." Ujar Hyunsuk menasehati adiknya itu.
"Hmm." Jawab Haruto tak bersemangat, ia menidurkan dirinya lagi dan menutupi dirinya dengan selimut.
"Ok kau bisa tidur lagi Ruto. Aku pergi." Ujar Hyunsuk. Lalu ia mengambil hoodie nya dan beranjak pergi meninggalkan Haruto.
Tidak, Haruto sebenarnya tidak kembali tidur. Dia hanya terdiam dibalik selimutnya. Ia merasa tidak mood hari ini. Ia bahkan tidak mengangkat panggilan dari ibunya.
.
.
."HARUTO, annyeong!" Sapa Jeongwoo semangat saat ia melihat Haruto keluar dari kamarnya. Tidak ada jawaban dari Haruto, ia menuju kearah kulkas dan mengambil sekaleng susu lalu menghampiri Jeongwoo yang sedang bersantai di sofa sambil menonton cartoon.
"Wae? Kenapa Harutoku akhir-akhir ini terlihat sangat muram hmm?." Tanya Jeongwoo yang mengetahui Haruto sedang tidak berada pada mood yang bagus.
Lagi-lagi tidak ada jawaban dari Haruto, ia hanya menonton televisi dan mengabaikan Jeongwoo."Eiyyy Haruto kau bahkan mengabaikan sahabatmu ini huh." Ujar Jeongwoo kesal lalu mematikan televisi.
"Yaaaa, Park Jeongwoo nyalakan kembali televisinya." Ujar Haruto tidak kalah kesal.
"Wanita itu Reina noona kan?" Tanya Jeongwoo.
"A-apa maksud mu?" Tanya Haruto gugup.
"Eiyy ternyata benar, wanita itu Reina noona. Kau memang terbaik Park Jeongwoo." Gumam Jeongwoo pada dirinya sendiri, bangga.
"Yaa Jeongwoo, jangan membuatku semakin kesal." Ujar Haruto dengan nada yang meninggi.
"Wae? Kenapa kau marah? Apa sebenarnya masalahmu? Apa ini ada kaitannya dengan kepergian Reina noona ke Amerika huh? Atau apa kau di tolak?" Tanya Jeongwoo santai tanpa adanya rasa takut sama sekali.
"Kau.."
"Wae? Kau ini sangat bodoh Haruto. Kau berusaha merahasiakannya kepada semua orang. Tapi apa kau tahu? Kau tidak bisa merahasiakannya kepadaku." Ujar Jeongwoo memotong ucapan Haruto.
"Terkadang memang lebih baik menyimpan apa yang kita rasakan seorang diri. Tapi jika kita sudah merasa tidak sanggup, tidak ada
salahnya memberikan sedikit beban kita kepada orang lain Haruto. Kita ini sahabat.. kau bisa memberikan sedikit bebanmu itu kepadaku. Aku akan selalu ada untuk kau Haruto." Lanjut Jeongwoo tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECRET LOVER : NOONA | HARUTO
Fiksi PenggemarHaruto merupakan seorang trainee yang akan segera debut menjadi IDOL, mimpi yang berhasil ia capai dengan segala pengorbanan dan usaha. Namun, disaat itu juga seseorang masuk kedalam dunianya. Ini tentang Haruto yang begitu mencintai seseorang yang...