4.

124K 7.3K 779
                                    

Gue nggak ngebayangin bakal duduk disini, di sebuah restoran di mall tempat toko buku yang mau gue kunjungi.

Dan, sama Pak Ajun.

Karena hujan, akhirnya gue terpaksa ikutin Pak Ajun. Dan dia ngajak gue ke restoran ini.

Dan sekarang gue lagi mikirin Arjuna Lovers. Kira-kira mereka lagi ngintai gue nggak ya?

"Kamu mau pesen apa?" Tanya Pak Ajun.

"Ehm, samain aja deh kayak bapak." Jawab gue.

"Mbak, caramel macchiato nya dua ya." Kata Pak Ajun ke mbak-mbak waitress.

Caramel macchiato. Kesukaan gue. Kok dia pesen itu?

Mungkin kebetulan.

"Pak, bapak tau nggak kalo bapak punya fans-club?" Tanya gue.

"Fans-club?"

Lah kok dia nggak tau dah?

Pantes para Arjuna Lovers pada nggak di notice. Yang di-idolakan nggak tau.

"Iya, Arjuna Lovers, kok bapak nggak tau?, padahal di instagram post mereka banyak banget foto bapak," Lanjut gue.

"Saya jarang buka sosmed, terlalu malas. Mendingan saya baca buku ketibang main handphone, bikin mata saya rusak."

Hm, sudah ku-duga.

Susah emang ngomong sama orang pinter. Susah.

"Terus?, tanggapan bapak gimana soal fans-club bapak?" Kepo gue.

"Saya nggak mau ambil pusing. Saya tau saya memang tampan, makanya saya sudah mempersiapkan semua-nya."

Anjir.

Mau muntah gue asli dah.

APAAN SIH KOK DIA JADI KE PEDE-AN GINI.

Salah gue ngomong kayak gini, salah besar.

"Kenapa?kamu Arjuna Lovers ya?" Lanjut Pak Ajun sambil nahan senyum gitu.

Heh Pak.

Heh.

Tingkat ke pede-an si bapak satu ini makin bertambah rupanya.

"Nggak lah Pak." Jawab gue sejujur-jujurnya.

Pak Ajun ketawa. Dan gue meyadari, kalo Pak Ajun itu emang beneran ganteng.

KINAN NGGAK BOLEH GOYAH!

"Hm?, memangnya kamu tidak terbuai dengan ketampanan saya?"

Lah anjir.

Apaan sih woi.

Ini orang emang kudu ke RSJ.

Pede banget sialan.

"Hah?, apaan dah Pak. Nggak lah." Jawab gue lagi.

"Permisi mas dan mbak-nya, restoran kami  memberikan harga potongan untuk kalian berdua, karena kalian adalah pasangan ke-1000 yang makan di restoran kami." Kata mbak-mbak waitress yang tadi.

Mendengar kata potongan tanpa pikir panjang gue langsung—

"Eh iya mbak, seriusan?, saya mau dong potongan-nya," Jawab gue.

"Iya mbak, tapi syarat-nya, mbak harus foto sama pasangan mbak, upload ke instagram dan mention akun kami."

Tanpa pikir panjang lagi, gue langsung ambil handphone dan ngajak Pak Ajun selfie.

"Ayo Pak, selfie. Mumpung ada diskon nih Pak, kan lumayan."

"Saya nggak mau, saya akan bayarin makanan kamu, saya nggak mau ikut dare konyol seperti itu." Kata Pak Ajun.

"Yah elah Pak, boongan doang, ayo dong Pak, gratis nih." Bujuk gue tanpa sadar telah menodai harga diri gue.

"Nggak, ayo pulang." Kata Pak Ajun dingin sambil taruh uang buat 2 caramel macchiato tadi.

Satu lagi, Pak Ajun gandeng tangan gue.

Gandeng tangan gue.

Tangan gue.

Dengan pasrah, gue ikutin langkah Pak Ajun dengan hati yang agak sedikit nggak tenang.

➖➖➖

"Masuk." Kata Pak Ajun.

Ternyata Pak Ajun bawa gue ke parkiran. Gue kira dia mau ngomel-ngomelin gue terus gue di-bunuh. Kayaknya pikiran gue kejauhan.

Sama kayak kemarin, keadaan mobil yang diisi gue sama Pak Ajun kembali awkward. Nggak ada yang mau buka obrolan sama sekali. Gue juga udah terlalu takut buat buka suara.

Setelah lama diem-dieman, akhirnya gerbang kost-an gue udah mulai terlihat.

Terimakasih banyak Ya Allah.

Dia berhenti tepat di depan kost-an gue.

Lagi-lagi saat gue mau buka pintu, dia nahan lengan gue.

"K-k-kenapa Pak?" Tanya gue takut-takut. Deg-degan parah, sial.

"Tadi kamu menerima potongan-nya, berarti kamu anggap saya sebagai kekasih kamu?" Tanya Pak Ajun tiba-tiba.

Gue kaget.

Fix banget gue kaget.

"Eh, enggak Pak. Tadi cuma main-main doang kok." Jawab gue.

Ah, gue jadi menyesali kejadian di restoran tadi.

"Bapak—marah ya?" Tanya gue.

"Jadi tadi kamu cuma main-main?" Tanya Pak Ajun sama dinginnya.

"I-i-iya Pak."

"Padahal saya pengin beneran."

Eh?

➖➖➖

To be continue.

Too short, sorry.

Jangan lupa vote dan comment.








Dosen-able (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang