13.

105K 5.1K 19
                                    

AJUN POV.

➖➖➖

Kalian tau bocah-bocah SMP dan SMA yang sedang jatuh cinta?

Bocah-bocah SMP atau SMA yang kalau jatuh cinta suka merenung di depan jendela sambil mendengarkan lagu galau?

Saya rasa, saya seperti sedang berada dalam fase mereka. Saya tau, ini sangat sangat sangat bukan saya.

Terlalu alay.

Tapi percaya nggak percaya, saya baru bisa merasakan ini sekarang, setelah sekian lama saya putus dengan kekasih saya terdahulu.

Ya, kemungkinan besar saya sedang jatuh cinta.

Tapi saya belum tahu pasti. Apa benar?

Padahal saya ini Dosen Fakultas Psikologi, saya bisa mengetahui arti dari ekspresi wajah seseorang. Bisa dibilang, saya kayak cenayang.

Tapi entah kenapa, saya tidak bisa menebak perasaan diri saya sendiri. Memang benar, saya kurang peka.

Ah, tiba-tiba saya pusing.

Tidak Arjuna, fokus saja kepada karir-mu sekarang.

Karena sekali lagi, jodoh nggak akan kemana.

Ah ya, kalian masih ingat Kinan kan, salah satu mahasiswi saya di Kampus?

Beberapa hari yang lalu, ia nggak sengaja menjatuhkan dompet-nya di mobil saya. Alhasil, saya khilaf buka-buka dompet-nya dan saya menemukan Kartu Mahasiswa milik Kinan. Saya liat foto-nya di Kartu "aneh sekali" gumam saya sambil tertawa kecil.

Tiba-tiba ide jahil muncul di kepala saya. Ah, entah kenapa ada rasa tersendiri menjahili murid saya yang satu itu.

Benar ternyata, saya kayak bocah SMA yang lagi jatuh cinta.

Saya ambil kertas dan pulpen. Dengan ide jahil, saya menuliskan kata-kata untuk-nya. Setelah menulis sedikit kata-kata, saya membungkus-nya bersamaan dengan dompet-nya yang tertinggal.

Langsung saja saya buka aplikasi gojek dengan menggunakan fitur gosend dan mengirimkan dompet beserta surat-nya.

Sebelum membungkus dompet-nya tadi, saya sempatkan mengambil Kartu Mahasiswa milik Kinan.

Tujuan-nya untuk apa? Saya juga tidak tahu.

Sudah saya katakan, kalau saya senang sekali menjahili murid saya yang satu itu.

➖➖➖

Ah, saya mambayangkan betapa lucu wajah-nya kala membaca surat kecil dari saya.

Dan benar saja, keesokan-nya setelah selesai kelas, Kinan langsung pergi datang ke-ruangan saya.

Tapi beberapa menit sebelum Kinan datang. Seseorang mengetuk pintu ruangan saya, yang kata-nya bernama Clarissa.

Saya nggak tahu siapa dia, tiba-tiba Clarissa masuk ruangan saya dan bilang 'hai Pak Ajun yang ganteng' begitu katanya.

Saya awal-nya merasa tersanjung saat dia mengatakan kalau saya ganteng.

Tapi tidak lagi setelah ia mengenalkan diri dan menghampiri saya serta duduk diatas meja saya.

Perlu digaris bawahi, diatas meja saya.

Sangat tidak sopan.

"Kamu siapa berani menduduki meja saya?" Kata saya.

"Loh? Saya kan jodoh bapak."

Saya langsung bingung saat dia bilamg seperti itu.

"Keluar atau saya adu-kan kejadian ini Kepada Rektor?" Kata saya sedikit mengancam.

Perlu diketahui, saya nggak bisa main-main jika mulut saya sudah berkata-kata.

"Ih Bapak mah, saya beneran loh jodoh bapak. Masa bapak nggak ngenalin sih?"

Lagi-lagi saya bingung.

"Kamu ada keperluan apa sebenar-nya?" Tanya saya berusaha menahan amarah.

"Mau ketemu jodoh saya lah Pak."

Lagi-lagi ia bicara tentang jodoh. Siapa jodoh-nya saja saya tidak tahu.

Setelah berbicara seperti itu, si Clarissa ini turun dari meja dan berjalan ke-arah tempat duduk saya. Dia memegang pundak saya, dan tentu saja langsung saya tepis. Amarah saya tidak bisa terbendung lagi kala itu.

"Silahkan keluar, nona Clarissa." Ucap saya sedingin mungkin.

"Apaan sih Pak, saya masih mau disini." Kata-nya dan dengan kurang ajar-nya ia mengusap tengkuk saya bak perempuan kurang belas kasih.

"Saya tidak main-main, tolong keluar sekarang."

"Iya saya tau kok Bapak nggak akan pernah main-main sama saya." Jawab-nya sambil meraih kancing kemeja atas saya.

"KELUAR SEKARANG CLARISSA." Ucap saya dengan bentakan akhirnya.

Kalian tau, si Clarissa itu malah duduk lagi diatas meja saya sampai pada akhirnya-

"Permisi Pak, Assalamualaikum." Itu Kinan, saya lihat ekspresi kaget-nya dan saya mati-matian menahan tawa saya.

"Maaf Pak, saya mau ambil Kartu Mahasiswa saya." Lanjut Kinan kala itu.

"Clarissa, bisa kamu keluar dari ruangan saya?" Kata saya se-dingin mungkin.

Dan alhamdulillah saya sangat bersyukur. Clarissa mau keluar dari ruangan saya. Meninggalkan saya dan Kinan tentunya, berdua.

Tapi tentu-nya saya tidak akan macam-macam karena ini masih daerah Kampus dan konteks saya dengan Kinan masih sebatas seorang Dosen dan murid-nya.

Digaris bawahi lagi, sebatas seorang Dosen dan murid-nya.

Dan ya,

Kalian yang paling tau tentang apa yang menjadi kelanjutan-nya.

Doakan saja, ya.

➖➖➖

To be continue.

Jangan lupa vote dan comment.









Dosen-able (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang