31.

93.2K 4.8K 105
                                    

MONMAAP GENGS YANG TADI KEPENCET MUEHEHEHE.

➖➖➖

"Mau gue bantu duduk?" Tanya gue setelah sampai di taman Rumah Sakit tempat Alvin dirawat.

"Iya, boleh." Jawab Alvin yang sedang duduk di kursi roda.

Gue dan Alvin pergi ke taman karena permintaan Alvin. Gue si ogah kesini lagi gara-gara males liat Pak Ajun mesem-mesem sama cewek yang nggak tau siapa.

Gue membopong tubuh Alvin yang besar. Tubuh gue terlihat sangat kecil karena berada dalam rangkulan tangan Alvin. Ya, Alvin yang sekarang menjadi, pacar gue.

"Hati-hati." Kata gue setelah membawa Alvin duduk di bangku yang disediakan.

"Makasih, Kinan." Ucap Alvin setelah berhasil duduk dan tersenyum dengan manis-nya.

Gue ikut duduk disamping Alvin. Hanya diam, tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut gue. Sebelum ada sebuah lengan melingkar di pinggang gue.

"Eh?" Ucap gue sambil menoleh ke arah Alvin. Yang ditengok hanya menatap lurus kedepan dan merebahkan kepala-nya di bahu gue. Membuat gue tersentak kaget.

"Gue pinjem bahu lo, sebentar." Ucap Alvin terdengar familiar ditelinga gue. Merasa ada juga orang yang pernah ngomong kayak gitu ke gue.

"I-i-iya." Jawab gue sedikit gugup. Aneh, tapi ini nggak se-gugup saat Pak Ajun yang merebahkan kepala-nya di bahu gue.

Move, Kinan.

"Kamu nggak laper?"

Deg. Kamu?

Dan sekarang gue bingung mau jawab apa. Masa iya pake aku-kamu juga sih?

"Gu-gu-gue nggak laper." Jawab gue kikuk sambil menggaruk tengkuk.

Alvin menjauhkan kepala-nya dari kepala gue. Menatap mata gue dengan berbagai arti.

"Kamu nggak laper?" Tanya Alvin lagi.

"Nggak." Jawab gue singkat. Nggak pake ngomong kamu ataupun gue, aman.

"Pake aku-kamu, ya?"

Hah? Gimana?

"Hah?" Jawab gue linglung. Padahal gue ngerti apa yang dikatakan Alvin.

"Ngomongnya pake aku-kamu, boleh?" Tanya Alvin tidak melepaskan rangkuman lengan-nya di pinggang gue.

"B-b-boleh." Jawab gue.

"Kalo kamu nggak mau, nggak apa-apa. Aku nggak memaksa." Kata Alvin mungkin karena melihat wajah gue yang nggak meyakinkan.

"Eh? Nggak. Gue-eh aku nggak apa-apa." Jawab gue.

"Bener?"

"Iya." Jawab gue sambil tersenyum.

"Terimakasih." Kata Alvin sambil tersenyum juga. Senyum yang masih belum bisa membuat gue terkesima.

"Eh? Lo-maksudnya kamu, mau beli minuman?" Tanya gue terbata-bata karena baru kali ini pake kata aku-kamu.

"Boleh. Air putih aja ya." Jawab Alvin.

"Oke, tunggu disini ya." Kata gue sambil berbalik, berniat membeli minuman.

➖➖➖

"Bang, air mineral-nya satu ya. Sama ini deh satu aja." Kata gue sambil menunjuk satu minuman teh dingin.

"Oke neng." Kata si abang sambil mengambil pesanan gue tadi.

Mata gue beralih ke sekeliling taman. Melihat-lihat, siapa tau ada titisan iblis a.k.a Arjuna Aryanto Ekoputro. Kalo ada dia bawaan-nya pengen gue jadiin samsak aja.

Dosen-able (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang