Hidup di dunia cuma sebentar, hanya saja jomblonya yang kelamaan.
Sendirian di negara orang memang bukan pilihan terbaik. Walaupun Natya selalu diantarkan ke mana pun tempat yang ingin dia tuju, namun ketika dia diperlihatkan keromantisan pasangan muda di Korea membuatnya waspada untuk pergi terlalu jauh dihari pertamanya.
Karena itulah dia putuskan hanya tinggal di hotel saja pada malam pertamanya ini. Apalagi tadi pagi dia sudah ke tempat-tempat indah di sekitaran sini, rasanya Natya pikir cukup untuk hari pertamanya.
Faktanya mulai besok dia harus menghemat tenaga. Dia yang datang ke Korea karena memang tugas dari kantor mau tidak mau harus bekerja ditengah liburan seperti ini. Dan besok dia punya janji bertemu dengan klien.
Perusahaan ekspor impor tempatnya bekerja memang sudah sangat besar. Sampai-sampai barang apapun yang ingin dibeli oleh klien, maka sebisa mungkin akan perusahaannya penuhi.
Jadi untuk itulah dia di sini selama dua minggu. Klien yang besok dia akan temui adalah orang penting, dan dia ingin meminta jasa dari perusahaan Natya untuk membeli sesuatu yang berharga dari negara lain.
Maklum saja barang berharga yang dibeli dari negara lain, atau maksudnya bukan dari dalam negerinya, memang akan dikenakan banyak masalah ketika di imigrasi. Lalu karena kliennya ini orang yang tidak mau ribet mengurus ini dan itu maka dari itu ia bekerja sama dengan perusahaan Natya.
"Duh, ampun. Bosen banget di kamar. Sendirian. Bingung juga mau ngapain. Aduh.... "
Natya terus saja bergumam seorang diri karena kebingungan harus melakukan apa. Jam di pergelangan tangannya baru menunjukkan pukul 10 malam, dan itu berarti di Indonesia baru sekitar pukul 8 malam.
Rasa kantuk pun belum sedikitpun menyapanya, lantas apa yang harus dia lakukan?
Terlalu bingung mau melakukan apa, dia memilih naik ke lantai paling atas hotel ini. Yang ternyata terdapat taman di bagian atasnya.
Dari posisi tertinggi ini, Natya bisa melihat ke sekitar. Bangunan-bangunan, bahkan Natya pikir dia bisa melihat sungai Han dari posisi setinggi ini.
Sejenak dia menikmati pemandangan ini, namun setelahnya bersin-bersin langsung menyerangnya. Udara musim dingin yang mulai tidak bersahabat merambat masuk melalui cela mantelnya.
Dingin. Satu kata itu yang terpikir di otaknya. Akan tetapi walau suhu di ponselnya menunjukkan 6 derajat, Natya sama sekali tidak ingin kembali ke kamarnya untuk menghangatkan diri.
Dia masih membiarkan tubuhnya dipeluk oleh rasa dingin yang lama-lama berhasil menghapus rasa kesendiriannya di negara lain.
"Jangan terlalu memaksakan diri kalau tidak kuat dingin."
Suara seorang laki-laki menginterupsi kegiatannya menikmati indahnya malam. Natya langsung mencari sosok itu dari sumber suara.
Dan ternyata dari arah sudut taman ada seorang laki-laki yang memunculkan wajahnya.
Dari minimnya cahaya di taman bagian atas ini, Natya hanya bisa menduga-duga. Apakah dia orang Indonesia juga? Ataukah orang Korea yang bisa bahasa Indonesia?
Sejenak dia menunggu laki-laki itu mendekat kepadanya. Lalu ketika mereka sudah saling berhadapan, Natya membulatkan kedua manik matanya. Ternyata oh ternyata, laki-laki itu adalah sosok yang sebelumnya menabrak tubuhnya di bandara.
"Indonesia or Malaysia?"
"Indonesia."
"Kamu?" tanya Natya hati-hati.
"Saya Whan. Whan Ye Jun."
"Kok... bisa bahasa Indonesia?"
Lagi-lagi Natya dibuat meleleh dengan kedua lesung pipi yang dimiliki oleh laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Man With Dimple's
FanfictionNatya awalnya tidak pernah mau jika disuruh melakukan perjalanan dinas oleh kantornya. Selama hampir 5 tahun bekerja, dia seperti anak ayam yang tidak berani keluar dari kandangnya, Head Office. Tapi ketika nama negara idamannya disebut, dengan sem...