Bab 11

2.5K 450 108
                                    

Jangan samakan aku seperti matematika yang selalu membuatmu pusing dan sulit kamu pahami.

Putu tertawa puas sekali saat mendengar cerita Ye Jun ketika laki-laki itu menceritakan tentang penolakan Natya padanya. Karena menuru Putu, baru kali ini dia mendengar kisah penolakan yang Ye Jun rasakan. Biasanya ketika mereka bertemu, dan bercerita tentang para wanita yang berhasil mereka nikmati dalam beberapa waktu sebelumnya, pasti Ye Jun yang memiliki koleksi paling banyak jika dibandingkan Putu.

Tapi sepertinya kali ini berbeda. Apa mungkin karena Natya lah semuanya menjadi tidak sama lagi.

"Terus sekarang gimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terus sekarang gimana?"

"Gimana apanya?" lirik Ye Jun pada sahabatnya ini yang sudah dia kenal hampir 3 tahun.

"Lo sama dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo sama dia. Gue enggak mau karena masalah ini bisnis kita gagal, ya!!!"

"What the fuck!! Get off my ass." Bahasa kasar Ye Jun mulai keluar. Jika sudah berbicara berdua saja dengan Putu, Ye Jun sering kali terpancing emosinya.

"Hahaha, rileks. Kalau lo percaya enggak akan ganggu bisnis kita, lo harusnya tunjukin dong. Jangan kayak abg yang baru putus cinta." Wajah Putu terlihat sangat bahagia karena berhasil membuat Ye Jun kesal padanya.

"Sana mandi. Dandan yang rapi, kita party malam ini." Ajak Putu yang berjalan menuju mini bar dalam kamar Ye Jun. Dia terlihat santai menanggapi kasus Ye Jun dan Natya. Padahal dua orang manusia itu tengah mati-matian mengendalikan perasaan mereka masing-masing.

***

Natya sangat tidak tentu arah malam ini. Dia bingung harus melakukan apa. Sedangkan jalannya waktu terasa sangat lama jika hanya dihabiskan di dalam kamar hotel saja.

Karena itu dia putuskan untuk turun ke bawah. Menikmati sedikit makanan dan minuman, serta live musik di lounge hotel.

Memang akan sangat awkward ketika sendirian di tempat ramai, yang bahkan tidak ada yang dikenali satupun. Namun mau bagaimana lagi? Dia juga sedang malas memikirkan pekerjaannya. Karena semua itu harus berhubungan dengan Ye Jun, dan dia benci laki-laki itu, sehingga lebih baik dia rehat sejenak sebelum memikirkan cara terbaik agar dapat menyelesaikan semua ini secepat mungkin.

A Man With Dimple'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang