Bab 6

3K 434 163
                                    

Banyak hal yang hanya bisa dipendam, karena bila diceritakan, maka akan membuat kisah baru yang memilukan.

Senyuman itu membuat Natya terhipnotis. Dia terus diam ketika sentuhan dari Ye Jun terus terasa di beberapa bagian area sensitifnya. Bibir Natya sedikit mengerang. Entah karena merasa kaget ketika Ye Jun mengetahui bagian terlemahnya, atau ada hal lain yang Natya pikirkan.

Setelah yakin Natya menerimanya, Ye Jun tanpa pikir panjang langsung memeluk tubuh Natya erat. Gadis itu tersentak kaget atas pelukan Ye Jun. Namun dia tidak bisa berontak. Tubuhnya tersudutkan.

Perlahan, Ye Jun mendekati wajahnya. Dia berusaha menyelami manik mata Natya. Seakan memberitahu Natya bila ia tidak akan mundur lagi.

Dia tahu Natya belum terlalu yakin padanya. Tapi Ye Jun tidak mau ditolak. Karena Ye Jun tahu bagaimana tipe dan karakter seorang perempuan. Kadang hati dan bibir mereka tidak pernah sejalan.

Maka dari itu sedikit demi sedikit Ye Jun terus memberikan serangan-serangan kecil kepada Natya.

Bibirnya menempel sejenak pada pipi kiri Natya, lalu perlahan dia bergerak. Bergeser ke arah bibir perempuan yang kini terkurung dalam pelukannya.

Dia sadar apa yang kini dirinya lakukan adalah sebuah kesalahan. Tapi dia tidak mau berhenti sebelum dia merasakan kebahagiaan.

Karena tidak mendapatkan penolakan, Ye Jun langsung mempercepat temponya. Dia mencium bibir Natya cukup kasar. Bahkan bagian lidahnya memaksa masuk ke dalam mulut Natya.

Natya mengeram kembali. Kedua tangannya mencengkram lengan Ye Jun kuat. Dia tahu ini bukanlah hal yang pantas dia lakukan. Namun hatinya tidak mau menghentikan semua ini. Dia juga mendamba sentuhan-sentuhan Ye Jun pada seluruh bagian sensitifnya.

"Izinkan aku memilikimu," ucap Ye Jun disela-sela aktifitasnya memberikan tanda merah pada bagian leher Natya.

***

Natya terengah-engah merasakan sensasi luar biasa yang sekarang dia sedang alami. Inilah pertama kali dia melakukannya. Dan parahnya ketika sudah terjadi seperti ini, tidak ada kata menyesal sedikitpun dalam pikiran perempuan itu.

Dia hanya terus mengikuti tempo yang Ye Jun lakukan kepadanya. Dan dalam suasana sore menjelang malam, kamar Natya tidak hanya berantakan karena barang-barangnya. Melainkan ada beberapa barang Ye Jun yang ikut berserakan di lantai kamar hotel ini.

Ketika Ye Jun semakin cepat mengajaknya menjemput sesuatu yang sebentar lagi akan dia rasakan, kedua tangan Natya sengaja merangkul erat tubuh Ye Jun. Dia rasanya tidak mau semua ini berakhir. Karena Natya akan sangat yakin, setelah ini jalan cerita mereka pastinya berbeda.

Natya yang akan kembali ke Indonesia, dan Ye Jun yang tetap setia keliling dunia, sesuka hatinya.

"Tunggu aku. Tunggu aku, Natya."

Berulang kali Ye Jun mengatakan hal yang sama. Pola gerakannya semakin dipercepat. Natya yang berusaha mengikutinya seperti tidak sanggup lagi.

Dia semakin terengah, menatap wajah Ye Jun yang dipenuhi keringat dari posisinya saat ini.

Suasana kamar yang mulai gelap, membuatnya tidak terlalu jelas melihat bagaimana ekspresi Ye Jun saat ini. Karena itu, Natya mencoba untuk menyentuh wajah Ye Jun dengan jemari tangannya.

Tapi siapa yang bisa menyangka, Ye Jun dengan cepat menangkap jemari tangan Natya. Kemudian dia cium, bahkan dia isap dengan mulutnya.

Natya tersenyum bahagia. Perasaan lelahnya tergantikan dengan bahagia. Dengan semangat kembali, Natya mencoba untuk mengikuti gerakan Ye Jun. Hingga pada akhirnya dia merasakan sesuatu yang akan keluar di dalam sana.

A Man With Dimple'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang