Bab 4

3K 471 118
                                    

Aku hanya minta cintamu, tidak dengan lukamu.

Banyak hal yang Ye Jun ceritakan tentang orang-orang Korea ataupun kebiasaannya. Bahkan perjalanan yang mereka tempuh dengan menggunakan KRL sama sekali terasa. Walau ditengah perjalanan banyak sekali penumpang yang tidak sadarkan diri karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, namun di negara ini terlihat sangat biasa sekali pemandangan seperti ini.

Awalnya Natya cukup kaget dengan pemandangan yang dia lihat melalui kedua matanya. Akan tetapi ketika Ye Jun menjelaskan kebiasaan orang-orang di sini, Natya mulai paham. Inilah kebiasaan mereka. Mabuk-mabukan di jam malam memang hal biasa. Namun jika dibandingkan dengan orang-orang mabuk di Indonesia, Natya sedikit miris. Banyak sekali kejadian buruk terjadi akibat dari orang-orang mabuk di negaranya. Sedangkan di sini, bagaimana bisa semuanya masih patuh aturan.

"Lihat deh, orang mabuk itu tidur di mrt ini. Apa tidak apa-apa?" tanya Natya sedikit berbisik pada Ye Jun.

Ye Jun melihat sosok yang ditunjuk oleh Natya. "Tidak apa-apa. Dia akan dibangunkan oleh petugas esok pagi. Ketika kereta pertama akan beroperasi."

"Jadi benar tidak apa-apa?" tanya Natya kembali memastikan.

"Tidak apa-apa Natya. Selama mereka tidak melakukan keributan, petugas akan membiarkan mereka tertidur di dalam kereta."

"Lalu barang-barang mereka? Apa tidak akan dicuri?" lanjut Natya masih dengan rasa penasaran tinggi.

Ye Jun sedikit tertawa. "Jangan-jangan kamu sedang membandingkan hal-hal yang terjadi di sini, dengan kejadian yang terjadi di negaramu? Semuanya berbeda Natya. Orang-orangnya pun berbeda. Peraturannya pun berbeda. Jadi tidak ada yang bisa kamu bandingkan."

"Seperti kamu juga, yang berbeda dimataku, Ye Jun. Kamu baik. Walau kita baru bertemu, kamu layak dijadikan sahabat."

Ye Jun tersenyum malu. Dia tidak berani menjawab atau menanggapi apapun dari kalimat Natya. Yang dia tahu, Natya mengapresiasikan dirinya terlalu berlebihan.

"Kita sudah sampai Natya." Ye Jun memberitahu jika stasiun mereka sudah sampai. Keduanya turun, berjalan menuju hotel yang mereka tempati.

"Wow, terima kasih banget sudah menemaniku jalan-jalan malam ini. Aku bahagia. Dan aku merasa beruntung mengenalmu di negara yang baru pertama aku kunjungi." Kata Natya sangat bersemangat.

Mereka berdua sudah sampai di depan pintu kamar hotel Natya. Bahkan tidak tanggung-tanggung Ye Jun sangat membantu sekali membawakan barang perempuan itu yang sangat banyak, tentunya.

"Tidak perlu sungkan."

Natya tidak henti tersenyum. Dia sangat-sangat bersyukur, bertemu dengan Ye Jun di sini, dan bisa memahami bahasanya, adalah bagian yang paling luar biasa. Karena itu, mungkin jika mereka ditakdirkan bertemu lagi, Natya akan mentraktir laki-laki itu untuk makan makanan enak.

"Aku masuk dulu."

"Silakan."

Ye Jun tersenyum. Sebelum berbalik, dia sempat menunduk, lalu langsung berlalu menuju lift yang akan membawanya ke lantai di mana kamarnya berada.

Sejujurnya Ye Jun sendiri tidak paham akan sikap baiknya pada Natya. Padahal diawal cerita mereka bertemu, Ye Jun sudah tahu seperti apa akhirnya hubungan mereka nantinya. Akan tetapi rasanya, bila berjalan bersama Natya, ada saja hal baru yang sangat menarik tercipta di antara mereka.

"Kalaupun dia bisa menjadi milikku, berarti semua kebaikan yang sudah kulakukan sedang dibalas oleh Tuhan." Dia bergumam sebelum membuka pintu kamarnya di bagian teratas hotel ini.

A Man With Dimple'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang