Perempuan memang begitu, mulutnya sering berucap kasar, tapi hatinya gampang sekali ambyar.
Natya menatap ragu berkas tebal yang tadi Putu berikan kepadanya. Berkas yang memang sebelumnya sudah Ye Jun berikan kepada Natya, namun ia kembalikan karena kesal kepada laki-laki itu.
Akan tetapi kini, mau tidak mau, suka tidak suka, Natya harus membaca dan memahaminya. Semua penjelasan mengenai bisnis yang Ye Jun jalani tertulis jelas dalam berkas tersebut.
Meskipun Natya tahu bisnis Ye Jun berjalan tanpa ijin yang legal, tapi segala hal mengenai penjelasan terkait bisnisnya tersebut dibuat sangat rapi dalam satu berkas. Seakan bisnis itu sama seperti bisnis yang lainnya saja.
"Kalau mau main kotor jangan tanggung-tanggung, Nat." Dia bergumam seorang diri di dalam kamar hotelnya. Tadi ketika bertemu dengan Putu, laki-laki yang menjadi konsumennya, meminta Natya untuk segera menyelesaikan transaksinya kali ini. Apalagi secara jelas, Putu hanyalah pihak lain yang bertugas membantu seorang sahabatnya untuk membeli barang dari Ye Jun.
Akh, Natya sebal sekali jika mengingat tugasnya kali ini. Kenapa tidak langsung saja sahabat Putu menghubungi Ye Jun untuk membeli bisnis ilegalnya itu.
Tapi, ya, mau bagaimana lagi? Dari yang Natya tahu, kasus-kasus pembelian barang ilegal ini sama saja prosesnya dengan money laundering. Dimana pelaku harus semaksimal mungkin menyamarkan dirinya agar tidak terdeteksi melakukan kegiatan ilegal ini.
Dan sepertinya orang itu telah berhasil. Karena jika sesuatu hal buruk terjadi, maka yang pertama akan dicari adalah perusahaan jasa ekspor dan impor yang menjadi tempat Natya bekerja. Lalu yang kedua akan dicari adalah Putu. Laki-laki keturunan Bali yang memiliki bisnis makanan dan hotel di daerah Bali dan sekitarnya.
Sedangkan posisi Ye Jun, pasti akan langsung disamarkan. Apalagi sebagai pelaku utama penjual barang ilegal, pastinya dia memiliki trik khusus agar tidak dikenali.
Ah, pantas saja Ye Jun sering kali berpindah dari satu negara ke negara lain. Ternyata inilah hasil kesimpulan yang Natya ketahui.
Setelah cukup lama Natya bergulat dalam pikirannya, akhirnya perempuan itu memberanikan diri membuka berkas tersebut. Dia membaca dengan seksama latar belakang, serta tujuan dibentuknya bisnis ilegal yang masih berhubungan dengan pertahanan dan persenjataan.
BxC. Adalah nama bisnis yang Ye Jun bangun sejak 7 tahun yang lalu. BxC juga merupakan singkatan dari Bodyguard x Corps. Yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dalam bidang pertahanan dan persenjataan.
Lalu di mana Ye Jun mendirikan pabriknya? Batin Natya.
Secara ditulis dengan jelas di dalam berkas ini jika semua senjata bisa direquest custom. Itu berarti ada tempat khusus di mana Ye Jun akan membuat barang pesanan tersebut. Belum lagi orang-orang terlatih yang siap kapan saja dipergunakan untuk melindungi atau sekedar melakukan tugas atau misi rahasia juga sudah Ye Jun persiapkan dengan sangat maksimal.
Pantas saja ketika pertama kali Putu membisikan bisnis yang Ye Jun jalani, Natya langsung merinding takut. Sebenarnya sosok seperti apa Whan Ye Jun? Secara ekspresi laki-laki itu sulit sekali ditebak jika dia adalah pemimpin bahkan pemilik bisnis ilegal tersebut.
Belum ada setengah Natya membacanya, sebelah tangannya sibuk memijat pelipisnya yang terasa sakit. Mana pernah dia bayangkan tugasnya kali ini sangat berat. Padahal awalnya dia menerima tugas ini karena ingin menggantikan memorinya ketika di myeongdong kemarin ini. Namun ketika sudah diposisi ini, Natya yakin memori di myeongdong tidak akan menjadi hilang, tapi malah memperkuatnya agar tugas kali ini cepat selesai.
"Whan Ye Jun, sebenarnya siapa dirimu?"
***
Ye Jun kembali ke hotelnya setelah melakukan sesuatu yang sangat penting terhadap bisnis yang dia jalani. Ketika dia sampai di lobby hotel, dua orang penjaga di bagian pintu depan menunduk hormat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Man With Dimple's
ФанфикNatya awalnya tidak pernah mau jika disuruh melakukan perjalanan dinas oleh kantornya. Selama hampir 5 tahun bekerja, dia seperti anak ayam yang tidak berani keluar dari kandangnya, Head Office. Tapi ketika nama negara idamannya disebut, dengan sem...