07

1.8K 105 4
                                    

*
*
*
*
***

Jisoo melihat seseorang yang di cintainya, cinta pertamanya. Seseorang itu tersenyum kepadanya rindu rasanya. Dia mendekat kearahku mengelus pucuk rambutku, aku memeluk dirinya, setelah aku merasa sudah cukup aku melepaskan pelukannya. Dia menatapku sambil mengatakan.

" Jangan sia-siakan dia, jangan sampai kehilangannya!"

Jisoo masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh orang yang disayanginya. Namun setelah mengatakan itu dia menghilang dari hadapan Jisoo. Dirinya memanggil nama tersebut Jisoo takut benar-benar takut dengan apa yang terjadi sekarang.

Dirinya terbangun, tapi tadi hanyalah mimpi. Jisoo ingin kembali terlelap tapi saat ia,melihat wajah damai Seokjin ada sesuatu di hatinya. Bahkan di saat suhu dingin seperti ini dia tidak memakai selimut.

Jisoo beranjak dari kasurnya menuju lemari mencari selimut untuk dipakaikan untuk suaminya. Jisoo menyelimutinya, bahkan jika dilihat wajahnya memang tampan. Tapi Jisoo segera menepis pikirannya jauh-jauh. Setelah itu ia kembali menuju tidurnya.

Sang mentari mulai menunjukkan keberadaannya. Seseorang yang tidur terlelap terbangun karena pancaran sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Seokjin bangun dan tidak melihat Jisoo di ranjangnya maupun di kamar. Lebih baik sekarang dirinya nembersihkan diri itulah yang dipikirkan Seokjin.

Jisoo sekarang di dapur ingin sekali dia kembali ke kantor tapi Appa Jisoo tetaplah seperti itu tegas dalam apapun apalagi dengan anaknya. Di dapur sudah tersedia nasi goreng dengan teh sebagai pelengkap. Jisoo lah yang membuatnya, karena hari ini ia ingin memberitahu perihal ini. Ia tidak ingin jika persahabatannya rusak.

Siluet laki-laki yang notabenya adalah suami Jisoo sekarang turun dari tangga menghampiri dirinya. Dengan pakaian dokternya. Seokjin sekarang sudah duduk di hadapan Jisoo yang masih menatap Seokjin.

" Selamat pagi, Jisoo-ya apakah tidurmu nyenyak?" Jisoo membuang pandangannya?

" Pagi Oppa, aku baik." Seokjin mengangguk dan tersenyum penuh arti.

" Ini makanlah Oppa." Jisoo memberikan sepiring nasi goreng dan teh.

" Wah aku tidak sabar mencicipi masakanmu Jisoo-ya. Ayo kau juga makan." Jisoo mengangguk.

Mereka berdua makan dengan keheningan. Sampai acara mereka selesai makan. Seokjin beranjak dari kursi dan akan pergi untuk bekerja.

" Jisoo-ya aku berangkat ya. Jika kau butuh apa-apa hubungi aku mengerti. Jaga dirimu." Seokjin mengelus puncak rambut Jisoo tapi Jisoo hanya membalas dengan anggukan.

***

Jisoo sekarang sedang menuju cafe tepatnya dekat dengan kantornya. Sebenarnya hari ini dia akan memberitahukan kepada sahabatnya perihal pernikahannya.

Segera dirinya memakirkan mobilnya dan segera menuju cafe tersebut. Jisoo melihat sahabatnya melambai kepadanya. Mereka berpelukan untuk melepas rasa rindu.

" Oug aku rindu kalian, kesibukan ini membuat kita semakin jauh." Jennie.

" Ah benar sekali, tapi ada apa Jisoo-ya kau memanggil kami kesini?" Lisa dan rose mengangguk. Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan sahabatnya.

Fake Love ( Jinsoo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang