15

1.6K 180 5
                                    

Udah up lagi nih mana vote nya huhuhu😭😭😭 masa yang vote sedikit banget. Kalian gak ngehargain banget aku udah nulis capcai capcai  juga. Pokoknya kalo sampe votenya gak menembus 100 keatas aku up bulan depan rasain lhu mantap... Hahahahaha

——————




































Maafkan akau Oppa, tapi aku harus melakukan itu. Kau harus merasakan apa yang tadi kurasakan. Seringaian tipis menghiasi bibir Jisoo.

***


Hiruk piruk kota Seoul yang padat. Hempusan angin menerpa kulit wajahku. Aku sedang menunggu seseorang yang akan datang sekitar dua menit lagi.

Aroma kopi yang membau, dinding-dinding yang bercat hitam menambah kesan elegan untuk si pengunjung. Cafe yang kutempati berada dekat pusat kota Seoul.

Kedatangan seseorang membuatku mengengadahkan pandanganku padanya. Wanita dengan nametag Dr. Sowon. Ya dialah yang aku temui.
" Maaf aku telat." ucapnya sambil menundukkan tubuhnya dihadapanku.

" Tak apa, apa yang ingin kau bicarakan?"

" Aku hanya ingin lebih dekat denganmu dan juga berteman."

" Hanya itu?" ucapku sambil meneguk teh black rose dihadapanku.

" Hmm kurasa begitu."

" Kau... Ah maksudku dokter Sowon apakah tidak ada yang ingin kau sampaikan lagi?" tampak mukanya yang terlihat bingung.

" Hmm kurasa"

" Apa tidak ada lagi benarkah?? Kurasa tidak," sambil tersenyum sinis didepannya," Baiklah, jika tidak ada. Lalu apa hubunganmu dengan dokter Seokjin aiisshh tidak-tidak maksudku Suamiku?"

Pandangannya seketika langsung fokus kearahku. Aku mengetuk-ngetukan jariku diatas meja.

" Apa pertanyaanku kurang jelas! dokter Sowon hahaha jangan sampai hubungan pertemanan yang baru dijalani rusak." aku menuguk sisa terakhir tehku. Tak lupa sebelum aku beranjak aku membisikkan sesuatu ditelinganya.

" menjauhlah." ucapku lirih diakhiri dengan seringaian.

Aku tidak ingin kejadian dulu terulang lagi maka aku akan melakukan apapun untuk membuang batu kerikil yang ada didepanku.

  Apakah aku mulai mencintai suamiku?

***

Aku tidak tahu kenapa? Irene Eonni selalu saja bolak-balik ke rumah sakit. Sakit tidak periksa tidak lalu dia itu kenapa harus datang terus menerus.

Sekarang aku berada di ruangannya yang didominasi warna putih dan silver. Seleranya memang bagus jika dibilang. Irene eonni memang kemarin-kemarin dia terkena flu tapi sudah hilang. Apa jangan-jangan Irene eonni ingin jadi perawat disana wah tidak bisa dibiarkan.

Irene eonni masih berkutat dengan laptopnya tangannya yang tak luput mengecek satu persatu kertas bertinta itu.
" eonni katamu jika ada kerikil apakah kau akan menyingkirkanya?" tangannya terlihat berhenti mengecek tapi ia lanjutkan lagi.

" Apa maksudmu? Coba kau jelaskan." aku mengangguk-angguk.

" Jadi seperti ini."

Tok..tok..tok..

Sekretaris Irene eonni memang tidak datang tepat pada waktunya. Dia kesini hanya mau mengingatkan jadwal eonni Irene saja.

Fake Love ( Jinsoo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang