17- Who is Gitsa?

1.6K 112 3
                                    

Mari Kita wujudkan budidaya Vote biar beranak pinak ! Sip

Happy reading😊

—————

Seokjin dari tadi hanya melihat Jisoo yang selalu mondar-mandir entah dia sedang apa Seokjin juga tidak tahu. Dilihat dari wajahnya seperti sedang kesusahan.
" Kau mencari apa?"

Jisoo berbicara masih dengan membuka satu persatu bantal sofa." Aku mencari remote TV Oppa tapi dimana?"

Seokjin terkekeh membuat Jisoo berbalik, " Kenapa tertawa bantu aku Oppa, aku ingin menonton TV dihari libur seperti ini jarang sekali aku menonton TV. " Seokjin mengelus pipi Jisoo sambil tersenyum diangkatnya tangan sebelah kirinya, wajah Jisoo seketika berseri-seri karena remotnya ada pada orang didepannya.

" kau menemukannya, berikan padaku Oppa ayo." Seokjin mengangkat remot itu tinggi-tinggi.

" Kenapa kau tinggi sekali eoh, aku tidak sampai."

" Hahaha kau yang kurang tinggi."

Tatapan elang Jisoo bukannya membuat takut malah membuat Seokjin semakin gemas.
" Aku bukan kurang tinggi tapi kau ini yang terlalu tinggi. Sudah aku tidak mau menonton lagi ambil lah sepuasmu."

Jisoo duduk di sofa dengan kesal serta wajahnya yang ditekuk. Seokjin menghampiri Jisoo dan memilih duduk disebelahnya tapi istrinya ini malah menjauh. Suatu ide terlintas dipikirannya, " Ah Oppa menyingkirlah." Seokjin tidur di paha Jisoo.

" Aku ingin seperti ini. Kau tahu Soo mengapa aku tinggi." Jisoo mengangguk. " Karena memang sudah dari sananya. Aku tinggi juga bisa melindungimu. Seorang laki-laki itu diciptakan untuk melindungi perempuan." Jisoo hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil menonton TV yang gelap.

" Eoh Oppa kelihatannya TV kita rusak deh? Kau lihat tuh warnanya hitam gelap." Seokjin yang mendengar omongan istrinya ini paham dengan maksudnya.

Seokjin mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Jisoo. " Mau jalan-jalan?"

Mendengar itu Jisoo antusias. Bahkan dirinya langsung berbalik menghadap Seokjin. " Tentu kita mau kemana memang?"

" Kemanapun putri pergi pangeran akan melayani."

" Ih Oppa jangan membual seperti itu, aku ingin bersiap-siap terlebih dahulu saja." Jisoo sudah tak tahan dengan bualan Seokjin yang membuat pipinya memerah.

Lima belas menit Jisoo akhirnya selesai begitupun dengan Seokjin. Sekarang mereka berdua didalam mobil. Suara alunan jazz membuat Jisoo ingin tidur saja, sungguh ini membuatnya mengantuk dimatikanlah musi itu olehnya.
" Mengapa dimatikan?"

" Aku mengantuk."

" memangnya mau, nanti Oppa hanya menjadi supirku berjalan mengelilingi kota tapi hanya didalam mobil menemani orang yang sedang tertidur?"

Seokjin mengangguk, " Tentu kan sudah ku katakan pangeran akan menuruti kata tuan puteri, pangeran akan selalu menemani tuan putri dan satu lagi melindungi serta mencintai."

Perkataan tersebut membuat pipi Jisoo memerah bahkan ia harus mengalihkan pandangannya menjadi ke samping.
" Kau membual lagi Oppa aaa jangan seperti itu." Jisoo memukul lengan Seokjin sedangkan yang dipukul hanya tertawa melihat tinggah istrinya.

" Iya iya sudah sudah sekarang putri duduk yang manis oke, kita mau kemana?"

" Hmmm..??" jarinya tampak mengetuk-ngetuk di dagu."

" Tuan puteri bolehkah pangeran yang tampan ini memberi saran."

" Ah tentu mengapa tidak, kebetulan aku juga belum terpikirkan satupun."

Fake Love ( Jinsoo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang