12

1.6K 118 0
                                    

" Oh , dokter Seokjin! "

" Eoh."

" Haaah hha fyuh." Sowon mengambil napas sebelum ia bicara. Lagipula ia habis berlari-lari dan Seokjin melihat itu.

" Tenanglah dokter Sowon, ada apa Sampai kau lari seperti itu?"

" A...a..ku ingin meminta ma..maaf. Soal kejadian kemarin  Karena istrimu kelihatan marah, itu semua karenaku." Sowon menunduk.

" Tidak, apa-apa pasti Jisoo-ku mengerti. Dia itu wanita baik." Sowon memandang Seokjin tersenyum sedikit kepadanya.

" Aku harus kembali sepertinya dokter Jimin membutuhkanku. Aku permisi dokter Sowon. "

" Terimakasih dokter Seokjin."

Setelah itu Seokjin pergi dan Sowon masih mentap punggung Seokjin yang semakin menjauh.

Mengapa aku tidak pernah beruntung? Bahkan aku dimatanya terlihat sebagai teman, rekan kerja. Kau tidak tahukah Seokjin aku mencintaimu saat kita masih kuliah sampai sekarang. Seakan-akan takdir tak berpihak padaku, bahkan kau sudah bahagia bersama orang lain. Mungkin aku harus menghapus semua tentangmu..( gumam Sowon memandangi punggung laki-laki berbahu lebar.)

***

" Sial! Wanita penyihir ini. Arrghh... Mengapa dia seperti penyihir...!!!"

" Yak! Jimin aku memanggilmu dari tadi tapi kau tidak dengar!"

Jimin menoleh mendapati Seokjin yag mentap kotak yang ada dia atas mejanya.

" Memang kau memanggilku dimana?"

" Di depan pintumu."

" Pantas saja aku tidak dengar."

" Itu apa? Apa dari pacarmu hhhhhaaa?"

" Tidak, ini dari wanita penyihir!"

" Haaa? Maksudmu siapa?"

" kim Irene."

" Kim Irene noona. Apa isinya wah, apa dia menyukaimu."

" Tidak! Dia mengirimiku Cermin!"

" Haaa!!!"

" Kau ini dari tadi haaa, hooo,heee terus aja gitu! Dan dia juga menuliskan sesuatu untukku lihatlah."

Jimin memberikan kertas itu pada Seokjin.

Untuk : Tuan Jimin Bantet

Haii, Jimin Bantet oh maaf kau ini kan dokter. Kau tahu aku baru tahu kalau kau dokter. Kemarin aku mengunjungi rumah sakit untuk menemui kepala rumah sakit. Aku kesana untuk memberikan bantuan kepada rumah sakit. Aku juga tidak sengaja membaca nama-nama dokter di suatu map.

Aku sangat terkejut saat melihat kau adalah seorang dokter hahahhaahaa itu lucu sekali. Jadi karena kau itu seorang dokter maka aku tidak akan lagi mengataimu Tuan Jimin Bantet. Tapi Dokter Bantet. Bagus bukan, tapi bukan begitu kau harus bangga karena aku bilang seperti itu. Maka dari itu aku memberikanmu sebuah cermin yang bisa kau pajang di suatu tempat. Cermin itu bisa untuk melihat dirimu dan satu lagi cermin itu mahal karena terdapat ukiran transparant jadi kau harus merawatnya. Jika aku bertemu denganmu aku akan melihat cermin itu. Jadi jaga baik-baik. Dokter Jimin eoh maaf ralat Dokter Bantet.

Kim Irene.

" Puftt hahahhahaa aku turut berduka untukmu Jimin eoh tunggu Dokter Bantet. "

Plaakk!!!

" Yak! Itu tidak lucu."

" Haish maaf , kau harus menjaga cermin itu Jimin. Karena dia kakak iparku."

Fake Love ( Jinsoo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang