📌 29 November 2019
© dhayucaristasy
~
"AMPUN, PIT!"
Pritha menatap tajam teman lelakinya yang kini tengah merengek minta ampun karena tidak mau membayar uang kas kelas. Ya gimana nggak minta ampun, orang Pritha jewer kuping temennya.
"Makannya buruan bayar! Nunggak dua bulan nih! Mau bikin kelas kita miskin ya?!"
"Ya Tuhan, iya besok bayar kok! Ini lepas dong, sakit nih!" pinta teman Pritha.
"Nggak! Bayar dulu!"
"Bayar lu, Bob! Jangan jajan mulu!" seru teman Pritha yang lain.
Mencoba mengompori Pritha agar tambah semangat menjewer telinga temannya. Yang dijewer, si Bob sih sekarang cuma bisa pasrah. Ia mengeluarkan uang lima puluh ribu dari sakunya, lalu memberikannya ke Pritha.
Pritha melepas jewerannya. Lalu menerima uang tadi sambil tersenyum.
"Makasih ya, Bob. Lain kali nunggak lagi ya, nyiksa lo ternyata sebuah kesenangan tersendiri hehe," ujar Pritha sambil berlalu.
"Kampret, duit jajan gue seminggu, hiks," gerutu Bob.
* * *
Pritha kembali duduk di tempatnya. Menghitung-hitung uang kas yang baru saja ia palak dari teman-temannya. Tak lama kemudian, seorang perempuan berjilbab tampak mendekat.
"Pit!"
Pritha mengangkat kepalanya, mencoba melihat siapa yang baru saja memanggil namanya.
"Eh, apaan, Dila?" tanya Pritha.
"Tau nggak, nant——"
"Enggak," potong Pritha sambil menggelengkan kepalanya, membuat pipi gembilnya bergoyang.
"Belom selesai cuk," sahut Dila dengan wajah datar.
"Astaghfirullah ughtea, nggak boleh ngomong gitu ih," balas Pritha sambil melebarkan matanya.
"Tau ah, Pit. Ga jadi ngomong," ujar Dila sambil mendudukkan dirinya di samping Pritha.
Pritha cekikikan melihat temannya yang terlanjur ngambek. Dengan cepat ia menyimpan uang yang sedang ia hitung.
"Apaan, Dil... Ututuuu ngomong dong," bujuk Pritha sambil menoel-noel lengan Dila.
"Ih, Iya-iya!" ujar Dila sambil berusaha menyingkirkan telunjuk Pritha.
Pritha memasang senyum, "Jadi?"
"Jadi... Nanti kita bakalan ada sosialisasi, Pit!" ujar Dila senang.
"Sosialisasi? Apaan? Tau nih. Pasti bimbel kan? Skip ajalaaa," balas Pritha sambil memajukan bibirnya.
"Bimbel pala you. Ini tu dari kampus tau!"
"Bikin ngantuk pasti tu, Dil. Skip aja nanti," ajak Pritha.
"Skap-skip mulu. Dari kampus gede nih, mayan," ujar Dila.
Pritha memajukan bibirnya sebal. Ya gimana, biasanya dia sama Dila selalu skip kalo ada sosialisasi. Apalagi yang dari bimbel online. "Belajar aja nggak, ditawarin bimbel." Gitu kalo kata Pritha.
"Gaya banget sih mau ikut, mentang-mentang dari kampus gedhe," ujar Pritha.
"Ehhh siapa tau. Nanti ketemu sama mas-mas ganteng. Kan lumayan dijadiin gebetan," balas Dila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Lupa
Fanfiction[COMPLETE] Semua yang terlihat pada mata dan telinga, hanya bagian kecil dari sebuah kesalahan sebagaimana manusia kecewa. Mereka tidak benar-benar sesakit itu. Sebab semua manis dari manusia penuh cinta seperti mereka selalu tertinggal di setiap su...