📌 10 Mei 2020
© dhayucaristasy
~
"Assalamu'alaikum!!"
"Wa'alaikumsalam!"
Pritha membulatkan mata ketika melihat ayahnya tengah duduk di ruang tamu. Senyum lebar sepulang sekolahnya tampak semakin lebar.
"Ayah!" pekik Pritha sembari menghambur ke Ayahnya.
"Eh, Pita udah pulang," ujar Ayah Pritha.
"Ayah kok pulang nggak ngabarin Pita!"
"Ngapain ngabarin kamu?" tanya Ayah Pritha santai.
"Kan Pita anak ayah!" jawab Pritha.
"Ah, masa sih?" tanya Ayah Pritha sambil mengerutkan keningnya.
"Ih, iya!!" jawab Pritha kesal.
"Mah! Emang Pita anak Ayah ya?!" tanya Ayah Pritha setengah berteriak, membuat mama Pritha segera menuju ruang tamu.
Pritha memanyunkan bibir mendengar pertanyaan ayahnya, sedangkan mamanya tengah menahan tawa.
"Anak ayah, eh, iya bukan sih?" tanya Mama Pritha.
"Lah, terus yang kita temu digantung depan pager dibungkus karung goni itu siapa? Bukannya Pita ya?" tanya Ayah Pritha memastikan.
"Bukan ih! Pita nggak ditemu!!" sahut Pritha sambil memajukan bibir.
Sepertinya kita mulai tau nurun dari siapa kalo Pritha agak-agak gini.
"Ada dulu, Ayah ingetnya kamu anak yang digantung depan pager itu! Kecil, nangis kenceng banget sampe bikin Ayah jantungan!" ujar Ayah Pritha heboh.
"Enggak!!! Pita nggak ditemu ih!! Mahhhh!!! Ayah nakal nih!!" ujar Pritha sambil memeluk mamanya.
Mama Pritha tertawa pelan, kemudian mengusap surai biru Pritha yang perlahan mulai kembali hitam, "Kayanya bener, Pit. Kamu dulu digantung di pager rumah," ucap Mama Pritha tiba-tiba.
Pritha melepaskan pelukan dari mamahnya. Terus jalan mundur ke belakang. Sumpah ya, dia percaya sama omongan mamanya. Bahaya kalau dia bukan anak ayahnya. Kan jadi nggak tau nurun dari siapa otak gesreknya.
"Hiks, Pita anak temuan beneran," ratap Pritha sedih.
"Kasian ya, Mah. Udah anak temuan, nggak tau anaknya siapa," ujar Ayah Pritha dengan bibir maju sambil menggelengkan kepala pelan.
Tapi kalo dia bukan anak ayahnya. Kok ayahnya udah persis banget kaya Pritha kalo lagi ngejailin kakaknya sendiri. Watadosnya sama lagi! Pritha jadi heran, kenapa dulu mamanya mau sama ayahnya.
"Ayah nakal ih!!" rengek Pritha.
"Hahaha! Bercanda, anak Ayah sama Mama kamu tuh. Dah ah, Mama mau lanjut bersihin kulkas. Banyak sampah bekas coklatnya tuh," sarkas Mama Pritha.
Prithanya nyengir dong, hehe. Dia kan kalo makan coklat bungkusnya dibuka di kulkas sekalian, terus diambil isinya doang. Oh, iya, terus sekarang Pritha sujud syukur, soalnya ternyata dia bukan anak temuan, tapi anak buangan. Buangan dari rahim mamanya sendiri maksudnya.
Pritha melirik ayahnya yang cekikikan, terus manyun-manyun kesel gitu sebelum akhirnya masuk ke dalam kamarnya.
* * *
Malam ini setelah makan malam dan shalat isya, Pritha dan keluarga kecilnya yang tidak lengkap karena kurang kakaknya tengah duduk di satu sofa sambil menonton tv. Yang nonton tv sih mama sama ayahnya. Kalau dia sibuk main hp.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Lupa
Fanfiction[COMPLETE] Semua yang terlihat pada mata dan telinga, hanya bagian kecil dari sebuah kesalahan sebagaimana manusia kecewa. Mereka tidak benar-benar sesakit itu. Sebab semua manis dari manusia penuh cinta seperti mereka selalu tertinggal di setiap su...