📌 2 Mei 2020
© dhayucaristasy
~
"HUWAAA! HIKS ... HIKSS!!!"
Pritha mendorong pintu rumah sambil menangis. Kedua tangannya mengusap mata yang mengeluarkan air mata, sesekali mengusap pipi.
Semua orang yang tengah berada di rumah Pritha tampak terkejut. Ya gimana kan ya, anaknya pulang sekolah nangis gitu. Mana nangisnya kaya anak kecil. Kan temen-temen Diva yang lagi di sana jadi gemes, termasuk Fathur.
"Ya Allah! Pita kenapa, Sayang?" tanya Mama Pritha panik sembari mendekat ke arah anaknya yang masih menangis.
Bukannya menjawab pertanyaan sang mama, Pritha justru menangis semakin keras.
"Div, ini adekmu nangis kenapa?!" tanya Mama Pritha.
"Nggak tahu. Cokelatnya yang di kulkas nggak Diva makan kok," ujar Diva.
"Tuh, cokelatnya nggak dimakan kakakmu. Kamu nangis kenapa, Pit?!"
"Huwaaa, Maaa," rengek Pritha sambil mengusap pipi.
"Iya, kenapa?" tanya Mama Pritha masih terlihat panik.
Pritha masih sibuk menangis, nggak sadar dia tuh jadi tontonan temen-temennya Diva. Apalagi Fathur, untung sih nggak sadar. Bisa malu setengah mati kalo lagi sadar dilihatin Fathur pas nangis gini.
Diva tampak menghela napas, kemudian berjalan mendekat.
"Makannya kalau masuk rumah tuh salam dulu!" kata Diva.
"Apa sih! Orang bukan gara-gara itu! Hiks!" balas Pritha di sela tangisnya.
"Makannya kalo punya cokelat bagi-bagi! Pelit sih, kena karma nih pasti," ujar Diva sambil tersenyum meledek.
"Nggak ada hubungannya!" balas Pritha.
"Udah-udah! Pita kenapa nangis?" tanya Mamanya lembut sambil mengusap kepala Pritha pelan.
"Hiks."
Pritha terdiam selama beberapa saat, kemudian kembali menjatuhkan air mata sembari meringis.
"Pita, ngomong, Nak ... " pinta mamanya.
"Sakit, Mah," ujar Pritha.
"Sukurin! Makannya anak kecil nggak usah pacar-pacaran!!!" kata Diva sambil bersiap berlari menuju teman-temannya.
Pritha memajukan bibirnya sambil memelototkan mata. Dengan cepat mengejar kakaknya. Baru mau cubit tangan Diva, Pritha kembali menangis.
"Lahh, nangis lagi," gumam Diva.
"Gara-gara Kak Bantet nih! Hiks.. hiks ... " tangis Pritha.
"Dih, orang ngasih tahu beneran. Makannya anak kecil nggak usah pacaran!" kata Diva sambil mengusap bahu Pritha.
"Pita nggak pacaran!" balas Pritha.
"Iya juga sih. Emang ada yang mau sama anak TK kaya kamu," ujar Diva.
Pritha memukul lengan kakaknya gemas. Kemudian kembali menangis dan mengusap pipi.
"Cup .. cup .. cup .. Kak Nando mau kok sama kamuuu," sahut Nando.
"Dih, nggak jelas!" balas Pritha membuat semua teman-teman Diva tertawa pelan.
"Heh, seorang Nando yang gantengnya melebihi Fathur dikatain ngga jelas!" kata Nando kesal.
"Iya ganteng! Tapi pahit, nggak kaya Kak Fathur! Manis!" balas Pritha.
Cie-cie memenuhi isi ruang tamu rumah Pritha. Pritha tahu kok ada Fathur, pas di depannya lagi. Meski terhalang meja ruang tamu. Tapi sakit masih mengalahkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Lupa
Fanfiction[COMPLETE] Semua yang terlihat pada mata dan telinga, hanya bagian kecil dari sebuah kesalahan sebagaimana manusia kecewa. Mereka tidak benar-benar sesakit itu. Sebab semua manis dari manusia penuh cinta seperti mereka selalu tertinggal di setiap su...