📌 1 Mei 2020
© dhayucaristasy
~
Pritha menatap jalanan yang macet di depannya. Helaan napas keluar dari bibir. Ini udah setengah jam, tapi mobil Fathur masih terjebak macet. Jogja udah berasa Jakarta aja, heran deh.
Perlahan tangannya digunakan untuk menumpu dagu di dashboard mobil. Bosen dia, padahal rumahnya udah nggak jauh lagi, tapi jadi lama gara-gara macet.
Saking bosennya sekarang kepala Pritha gerak ke kanan sama kiri kaya pajangan yang suka ditaruh di mobil. Terus habis itu telunjuknya gambar-gambar di kaca mobil gitu.
Yah, segitu bosen Pritha. Nggak ada kerjaan sumpah. Mau ngobrol sama Fathur tapi dia masih ngambek. Iya, Pritha ngambek. Soalnya udah keburu post story ig tadi. Mana notif nya langsung rame lagi. DI REPOST LAGI SAMA FATHUR.
Plis, Pritha udah mau tenggelem ke rawa-rawa aja.
"Bosen?"
Pritha melirik Fathur sambil memanyunkan bibir. Masih kesel, tapi agak gimana gitu sekarang. Habis Fathur peka banget tau dia bosen. Eh?
"Pritha."
Aduh Pritha pengen pelukin manusia di sampingnya ini. Setelah ribuan purnama, akhirnya Fathur nyebut nama dia. Kan jadi gemes sendiri Pritha.
Karena Pritha anak sopan dan tahu terima kasih udah dijajanin es krim. Dia jawab dong panggilan Fathur, hehe.
"Iya?" tanya Pritha sambil menahan senyum.
"Oh."
Alis Pritha tertaut heran, "Kok, oh?" tanya Pritha.
"Iya oh."
"Iya, maksudnya kenapa oh?" tanya Pritha.
"Oh, iya bener itu nama kamu. Siapa tau saya salah ngehafalin nama Fathur kalem.
Pritha mau nangis Ya Allah. Ini namanya dihafalin bukan biar besok kalo proses pengimaman selamanya ngga lupa namanya kan?
Nggak nggak, bercanda. Sebenarnya Pritha antara senang dan kesal kok. Pritha mikir gitu, tapi agak kesel soalnya sebenernya Fathur lagi ngajak bercanda dia.
Pritha mendengus pelan. Kemudian menatap deretan mobil di depannya.
"Kapan sampenya ya? Pritha pengen mandi," gumam Pritha.
"Loh, belum mandi?" tanya Fathur sambil menoleh ke arah Pritha.
"Belomlah! Tadikan pulang sekolah! Nih, liat! Pita masih pake seragam sekolah tau!" jawab Pritha ngegas.
Tangannya menunjuk-nunjuk rok sekolah dengan kesal. Pritha memanyunkan bibir melihat Fathur yang justru tertawa pelan.
"Kok ketawa?"
"Lucu," jawab Fathur sambil tersenyum kecil.
Pritha terdiam, kemudian tersenyum tipis. Bahkan hampir tak terlihat. Kemudian ia melepaskan senyum kecilnya sambil menatap Fathur.
"Kenapa?" tanya Fathur.
"Makasih," ucap Pritha.
"Makasih buat apa?"
"Tadi. Pita dibilang lucu, hehe," kekeh Pritha.
"Orang yang saya maksud lucu rok Fathur sambil tersenyum kecil, kemudian kembali fokus nyetir karena jalan mulai senggang.
"Ih, ngeselin! Mana ada rok buluk kaya gini lucu!"
Pritha memanyunkan bibirnya sedang pipinya menggembung lucu. Kesal karena mendengar ucapan Fathur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Lupa
Fanfiction[COMPLETE] Semua yang terlihat pada mata dan telinga, hanya bagian kecil dari sebuah kesalahan sebagaimana manusia kecewa. Mereka tidak benar-benar sesakit itu. Sebab semua manis dari manusia penuh cinta seperti mereka selalu tertinggal di setiap su...