📌 13 Juni 2020
~
Kepala yang terbalut jilbab merah muda itu tengah menunduk. Melirik setiap pergerakan anak umur lima tahun di sebelah kirinya tanpa menatap lurus ke depan. Jari telunjuknya diketuk-ketukkan di atas meja dan bibir bawahnya digigit pelan.
Bukannya berakhir di dalam bioskop untuk nonton, kini Pritha justru tengah duduk bersama dengan Fathur dan Talya di food court. Tadinya mereka semua sudah siap untuk masuk, tapi tiba-tiba saja Talya meminta Pritha untuk membelikannya es krim. Entah bagaimana ceritanya Fathur tiba-tiba saja mengikutinya keluar.
"Onty! Talya mau cokelat!" pinta Talya tiba-tiba.
"Kan habis beli es krim," ujar Pritha.
"Kan cokelat sama es krim beda Onty!" Talya memanyunkan bibirnya gemas.
"Sama," ujar Pritha.
"Yang sama apanya?" tanya Talya.
"Manisnya."
Mendengar sahutan dari arah Fathur, Pritha tampak mengangkat kepala. Dua pasang iris hitam mereka kembali bertemu.
"Om, beliin cokelat ya?" pinta Talya.
Pritha merasa jantungnya berdebar ketika mendengar kalimat Talya. Maksud Talya memanggil Fathur seperti itu apa?
"Nggak boleh makan yang manis-manis kebanyakan. Nanti sakit gigi loh," ucap Fathur sembari mengusak rambut Talya.
Bibir Talya otomatis manyun, kemudian kepalanya menoleh ke arah Pritha.
"Waktu itu om beliin cokelat Onty banyak banget!" protes Talya.
"Eh, eumm."
"Hayoo Om mau bikin Onty sakit gigi ya?" tanya Talya menyelidik.
Bukannya bikin gugup, jatuhnya malah lucu. Pritha masih saja diam melihat interaksi antara Talya dan Fathur.
Helaan napas lepas dari bibir Pritha. Secara perlahan ia meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai tumpuan.
"Dek."
Pritha masih diam meski mendengar panggilan Fathur. Ia masih tak paham dengan rasa yang ada di hatinya. Untuk berbicara kembali dengan lelaki itu masih sangat sulit. Hatinya ingin, tapi ego menolak.
Pekikan Pritha tiba-tiba terdengar ketika Talya baru saja memukul bahunya.
"Apa sih?!"
"Dipanggil Om Fathur hehe," Talya hanya memamerkan barisan giginya.
"Nggak denger," ketus Pritha.
Padahal tadi telinganya mendengar suara Fathur dengan begitu jelas.
"Onty jangan bobok ih!" teriak Talya sembari kembali memukul bahu Pritha.
"Enggak bobok ini!" balas Pritha kesal.
"Hehe."
"Haha-hehe," cibir Pritha.
"Onty, Talya mau ke Timezoneee," rengek Talya.
Garis melengkung ke bawah muncul di wajah Talya ketika Pritha tak menggubris ucapannya.
"Habisin dulu itu es krimnya," Fathur menunjuk es krim di tangan Talya.
"Tapi habis ini Timezone kan?!" tanya Talya bersemangat.
"Iya," jawab Fathur sembari tersenyum.
Mau tak mau Pritha mengikuti Fathur dan Talya yang akan pergi ke Timezone setelah es krim anak itu habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Lupa
Fanfiction[COMPLETE] Semua yang terlihat pada mata dan telinga, hanya bagian kecil dari sebuah kesalahan sebagaimana manusia kecewa. Mereka tidak benar-benar sesakit itu. Sebab semua manis dari manusia penuh cinta seperti mereka selalu tertinggal di setiap su...