Ada Sesuatu di Jogja

1.2K 83 25
                                    

📌 28 Mei 2020

© dhayucaristasy

~

"Dan Palembang muram kehilanganmu"

~

Pritha menatap jalanan malam Kota Yogyakarta yang hari ini tampak ramai. Bibirnya tampak mengukir senyum lebar. Sesekali kedua matanya melirik seseorang yang tengah sibuk menyetir di sampingnya.

Ya, itu Fathur.

Tadi Fathur menjemput setelah maghrib untuk memenuhi janjinya pada Pritha. Hari ini mereka akan menonton teater sekolah Pritha.

Sebenarnya, teater sekolah Pritha akan mulai pada jam delapan malam nanti di Taman Budaya. Namun, Fathur bilang ingin menjelajah jalanan Yogyakarta lebih dahulu. Pritha sih nggak nolak ya, soalnya masih sama Fathur, hehe.

"Udah mulai masuk Malioboro," ujar Fathur tiba-tiba.

Pritha menolehkan kepalanya ke arah Fathur. Kemudian kembali melirik papan jalan yang bertulisan Malioboro.

"Iya," balas Pritha sambil tersenyum kecil.

"Cari parkir di deket sini aja ya?"

"Loh, nanti ke TBY-nya gimana?" tanya Pritha.

Bukannya menjawab, Fathur hanya tersenyum tipis. Membuat Pritha mengernyitkan dahinya heran.

"Dih, malah senyum," ujar Pritha.

"Maunya?"

"Dijawab dong," ujar Pritha.

"Saya jawab, tapi nanti ya," balas Fathur sambil tersenyum kecil.

Mendengar balasan Fathur, Pritha hanya menganggukkan kepala pelan. Kedua matanya kembali melirik Fathur yang masih fokus untuk mencari tempat parkir. Entah bagaimana, tiba-tiba saja memorinya memutar kejadian lima hari yang lalu. Saat ia gagal untuk pulang bersama Fathur dan juga Zahra.

Jujur saja, sampai saat ini masih ada banyak tanya timbul dibenaknya. Ada banyak rasa sesak yang selalu membuat ia ingin melepas air mata. Hanya karena kedekatan Fathur dan Zahra yang sering terlihat di matanya.

Ia ingin bertanya. Memperjelas sesuatu yang ia rasa sangat menggangu pikirannya.

"Kak Fat-"

"Udah sampai," potong Fathur sambil tersenyum kecil.

Pritha menghela napas, kemudian ikut tersenyum kecil. Mungkin bukan saatnya untuk bertanya.

* * *

"Kak Fathur sini!!!"

Pritha melambaikan tangan semangat ke arah Fathur. Meminta lelaki itu mendekat ke arahnya agar melihat apa yang baru saja menarik perhatiannya. Begitu mendekat dan melihat apa yang membuat Pritha melambaikan tangan. Fathur memutar bola matanya jengah sambil menghela napas.

Menolak LupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang