📌 12 Mei 2020
© dhayucaristasy
~
Pritha melirik kesal ke arah anak kecil yang tengah tertawa pelan setelah mendapat suapan dari perempuan lainnya.
Ya, pagi ini keluarga Pritha ditambah dengan anak sepupunya, Talya, tengah sarapan pagi. Sungguh, Pritha ingin makan di kamar saja rasanya. Dari tadi tuh dia dicuekin. Pada sibuk gantian suapin Talya. Ayahnya, Mamanya, kakak bantet kesayangannya juga iya!
"Mama! Pita juga mau disuapin!" rengek Pritha.
"Jangan aneh-aneh, ah. Udah gede masa minta disuapin," sahut Mamanya.
"Ih, ya nggak papa!" balas Pritha sambil memanyunkan bibir.
"Malu dong, Pit sama Talya," ujar Ayahnya, "aduhh, Talya gemesin ya, mah! Jadi pengen punya anak kecil lagi!" lanjut Ayahnya.
"Coba aja ya, Pita nggak tambah gede, pasti masih kek anak cicak," timpal Diva.
"Kok anak cicak! Anak mpus dong!" protes Pritha tidak terima.
"Yang kek anak kucing tuh Talya," balas Diva membuat tawa Mama dan Ayahnya lepas.
Pritha semakin memanyunkan bibir gemas. Tapi masih kalah gemes sama Talya, gimana dong? Kan Pritha jadi ngerasa ada saingannya.
"Mam toklat!" seru Talya dengan tiba-tiba.
Membuat Pritha tersedak makanannya. Pritha dengan cepat menoleh ke arah Diva yang asyik mencubit pipi Talya gemas hingga anak kecil itu menjerit antara sakit dan senang.
"Ihhh, Talya!! Kok gemesin sih?!!!" pekik Diva gemas.
"Nanti beli coklat yang banyak sama Onty ya!" lanjut Diva sambil menunjuk Pritha yang terlihat kesal.
"Dih, kenapa sama Pita!"
"Nanti siang habis ngampus kakak ada penutupan, terus masih ada urusan," ujar Diva.
"Masa Pita naik motor sama Talya! Pita ngga mau! Nanti Talya panggil-panggil Onty!" tolak Pritha.
Pokoknya dia nggak mau dipanggil Onty titik!
"Ayah sama Mama nanti nggak bisa nganter, sama kamu ya, Pit," ujar Ayahnya.
"Nggak mau! Nanti dijalan Talya panggil-panggil Onty!!!" rengek Pritha.
"Yaudah naik mobil," sahut Mamanya.
"Pita kan nggak bisa nyetir mobil!" balas Pritha.
Pritha meraih tas sekolah yang terletak di kursi sebelahnya. Menyalami mama dan ayahnya, kemudian meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah.
* * *
"Assalamu'alaikum."
Pritha mendorong pintu rumah perlahan tanpa kebar-baran yang biasa ia lakukan. Sumpah ya, ia masih kesal karena harus mengantar keponakannya membeli coklat setelah ini.
Kedua alis Pritha tertaut ketika mendengar suara tawa yang begitu familiar di telinganya. Membuat ia refleks menoleh ke belakang.
Pritha terdiam, perlahan dadanya menghangat melihat pemandangan di depannya. Fathur tengah bergurau dengan Talya hingga gadis kecil itu menjerit senang. Senyum kecil Pritha terukir begitu saja tanpa diminta. Kedua matanya masih menatap Fathur dan Talya tanpa berkedip barang sebentar.
"Ekhemm! Dilihatin terosss!"
Pritha mengerucutkan bibir ketika mendengar suara kakaknya. Melirik Diva sebentar, kemudian kembali melihat Fathur yang ternyata kini juga menatapnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Lupa
Fanfiction[COMPLETE] Semua yang terlihat pada mata dan telinga, hanya bagian kecil dari sebuah kesalahan sebagaimana manusia kecewa. Mereka tidak benar-benar sesakit itu. Sebab semua manis dari manusia penuh cinta seperti mereka selalu tertinggal di setiap su...