10. Rp 55.000

159 16 0
                                    

Aku mengetuk pintu kelasku tiga kali ketukan lalu masuk ke dalam.

"Dapat pinjamannya Agatha?" tanya Bu Henny.

"Ini Bu" ucapku lalu memperlihatkan buku yang ku pegang.

"Pinjam ke siapa?" tanya Bu Henny.

"Faisal Bu" ucapku.

Seketika teman-temanku menatapku tak percaya, bahkan Desi dan lainnya sudah membicarakan aku.

"Faisal minjemim lo?" tanya Bagas tak percaya.

"Iya" jawabku seadanya.

"Yasudah sana kembali ke tempat duduk kamu" ucap Bu Henny.

"Baik Bu" ucapku menunduk hormat sekilas lalu kembali ke mejaku.

Zalda langsung saja bertanya mengenai Faisal yang meminjamkan bukunya.
Aku memilih menjelaskannya nanti saja saat jam istirahat.

Desi dan yang lain menatapku dengan pandangan horor dan seolah berkata
"Lo utang penjelasan ke gue" itu yang ada di kepalaku sekarang.

Aku bergidik ngeri dan memilih memperhatikan penjelasan Bu Henny saja.

"Eh Gat," bisik Zalda.

"Apa?" ucapku sama-sama berbisik.

"Si Bagas liatin lo mulu" ucap Zalda.

Aku terkejut dan memilih melihat Bagas.
Benar kata Zalda, Bagas sedang menatapku terang-terangan.

Aku menaikan alisku sebelah, seolah bertanya kenapa dari jauh.
Bagas menggeleng singkat dan mengalihkan pandangannya ke Bu Henny.

"Kalian kenapa?" tanya Zalda.

"Kenapa apa?" tanyaku balik.

"Lo sama dia kode-kodean barusan" ucap Zalda.

"Bukan apa-apa" ucapku.

Zalda hanya memandangku mencari tau apa yang ku sembunyikan. Aku berusaha mengontrol rautku agar terlihat tidak ada apa-apa.

Dua jam Bu Henny mengajar kemudian bel istirahat berdering.
Sekolah kami memang berbeda dari sekolah lain. Setiap dua jam akan ada istirahat. Jadi dalam satu hari ada 4 kali istirahat makan dan 2 kali istirahat sholat atau beribadah.

Setelah Bu Henny keluar, teman-temanku langsung saja mengelilingiku. Terutama Desi yang sudah bersedekap dada.

Aku memutar bola mata malas. Mereka bertingkah seperti istri yang ingin mengancam selingkuhan suaminya.

"Apa?" tanyaku.

"Agatha jelasin sekarang" ucap mereka serempak.

Aku dan Zalda saling bertatapan geli.

"Jadi gini... " aku mulai bercerita panjang lebar tanpa koma, seperti petasan lebaran yang tiada henti.

"Ko dia minjemin ya. Lagian kenapa anak lain pada pelit banget sih ke lo" ucap Desi tak terima.

"Ya aku ngga tau juga, yang lain cuma diem. Aku aja sampe nahan emosi, berasa di kacangin" ucapku.

"Tuh lo udah tau kan gimana anak Mipa 1, masih mau lo masuk ke sana?" tanya Cerry.

"Engga deh. Aku berubah pikiran" ucapku.

"Pantesan Faisal bilang bosen" batinku mengerti.

"Terus lo mau ngembaliin kapan?  Gue ikut ya" ucap Desi.

"Ini mau aku balikin. Beneran ikut?" tanyaku memastikan.

"Iya yuk" ajak Desi.

Aku dan Desi segera ke luar kelas.
Tidak perlu dicari, Faisal sudah berada di luar kelas.
Sedang berbicara dengan Bagas.

"Yaudah gue beli dulu, lo sini aja" ucap Bagas yang terdengar di telingaku, kemudian Bagas pergi entah kemana.

"Ayo Des" ajakku pada Desi yang terdiam.

"Gila Gat, dari jarak segini aja gue ngga kuat. Gue gemeter takut juga, lo aja deh" ucap Desi.

"Ih gimana sih kamu, aku juga ngga berani sendirian" ucapku tak mau.

Desi mendorong-dorong punggungku, aku terjungkal dan nyaris menabrak pintu kelas Mipa 1 jika aku tidak menjaga keseimbangan.

"Desi bikin malu aja" batinku menggerutu.

Faisal berdiri tegap di depanku. Alisnya terangkat melihat keanehan ku.
Tidak sadar, karena gugup aku selalu memilin sesuatu.

Dan yang kupilin sekarang adalah buku paket biologi milik Faisal.
Mataku membola, bukunya sudah tak terbentuk.

Faisal menatapku datar dan sangat tajam.

"Aku janji bakal ganti" ucapku gemetaran sambil menangkupkan tangan seperti memohon.

"Harus" ucap Faisal singkat lalu pergi ke arah kantin.

Astaga Agatha bodoh! Padahal hari ini Mipa 1 ada mapel biologi. Tentu saja Faisal membutuhkan bukunya. Sudah dipinjami malah merusak.

Aku segera berlari ke perpustakaan. Untuk apa? Membeli buku paket baru untuk Faisal. Aku terpaksa memakai uang jajanku.

Di sini kami memang diwajibkan memiliki buku paket pribadi. Khususnya mapel sesuai jurusan. Dan Biologi adalah mapel khusus bagi anak Mipa.

"Permisi Pak, saya mau beli buku paket biologi" ucapku pada penjaga perpustakaan.

"Silahkan ambil di rak nomor 9" ucap penjaga itu.

"Baik" ucapku lalu mulai mencari buku paket baru.

Aku mengambil buku paket baru di rak dan melihat harga yang tertera di baliknya.

Rp. 55.000

"Yah, habis uang jajanku." batinku sedih.

Berarti aku tidak bisa membeli makan di kantin. Karena uangku terpakai untuk mengganti buku Faisal.

"Ini Pak uangnya" ucapku lalu memberikan uang kepada penjaga tadi.

"Terimakasih" ucap penjaga itu.

Aku segera pergi dan mencari Faisal.
Ternyata dia di kantin bersama Bagas.
Aku memberanikan diri untuk menghampirinya.

"Ini, makasih dan maaf" ucapku lalu meletakkan buku di meja lalu pergi.

Bagas dan Faisal menatapku bersamaan. Aku menyadarinya, tapi aku tidak mempedulikannya.








730'Days ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang