26. Kepribadian yang terungkap!

13K 607 18
                                    

'Terkadang aku berpikir bahwa kamu itu seperti hujan, yang saat akan datang tidak bisa ditebak oleh siapapun, dan saat telah datang memancarkan aura kedinginan disepanjang tetesannya'

•••
Gadis itu membuka matanya secara perlahan saat merasakan cahaya matahari yang menerobos masuk melewati cela-cela jendela berukuran besar itu.

Ia mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling ruangan itu, hingga kini pandangannya jatuh pada sosok laki-laki yang tengah tertidur dengan posisi duduk tepat berada di sampingnya.

'Gavin?'

Perlahan tangan gadis itu pun terangkat dan mengelus pelan puncak kepala laki-laki yang tengah tertidur di sampingnya itu.

Perlahan tangan gadis itu pun terangkat dan mengelus pelan puncak kepala laki-laki yang tengah tertidur di sampingnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu reflek menurunkan tangannya saat melihat pergerakan tubuh laki-laki itu.

'Shit!, hampir saja huft!'

Gavin memang sangat mudah terusik saat sedang tertidur hanya karena pergerakan dari seseorang, ia bisa cepat bangun.

Perlahan pun laki-laki itu membuka matanya dan membenarkan posisinya yang tadinya sedikit membungkuk kini menjadi duduk tegap.

"Kamu suka memperhatikan aku, secara diam-diam seperti itu hm..?"

Zian sontak terkejut saat mendengar ucapan laki-laki itu, hei jadi laki-laki itu sudah bangun tadi?, jadi Gavin hanya berpura-pura tertidur saat gadis itu tengah mengelus puncak kepala laki-laki itu tadi?, sialan memang!

"Aku hanya bertanya Zi, bukankah aku benar?, bahwa kamu mengelus kepala-ku saat aku tertidur tadi?"

"A-aku, a-aku ingin pergi ke toilet sebentar, Vin" ucap Zian, mengalihkan topik pembicaraan itu.

Belum sempat gadis itu bangkit dari tempat tidurnya, Gavin sudah mencekal tangan gadis itu, hingga membuat Zian menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ke arah laki-laki itu.

"M-maafkan a-aku Vin, a-aku hanya.." ujar gadis itu menggantungkan kalimatnya seraya menunduk.

Tanpa membalas ucapan gadisnya itu, Gavin pun bangkit dan mengelus lembut puncak kepala gadisnya itu.

"Bukankah aku sudah mengatakannya Zi?, oh ayolah aku hanya bertanya bahkan aku sama sekali tidak marah pada kamu" balas Gavin, seraya tersenyum manis ke arah Zian.

Cup

"Maafkan aku Zi, maaf karena kejadian kemarin membuat-mu, merasa ketakutan saat melihat-ku" lanjut Gavin seraya memeluk erat tubuh gadisnya itu.

Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang