*Budayakan vote sebelum baca!
••
5:00 pm
Gadis itu berjalan menyusuri jalanan yang sangat sepi kendaraan sembari mata dan tangannya tidak lepas sibuk pada benda pipih miliknya itu. Ia mencoba memesan kendaraan online lewat ponsel miliknya, namun hasilnya nihil ponsel miliknya bahkan mati karena lowbat.
'Oh astaga lalu bagaimana caraku pulang!'
Lagi dan lagi ia kembali terjebak di dalam posisi ini, apa kali ini ia juga akan benar-benar akan mengulangi lagi kejadian mengerikan kemarin malam itu? Ayolah siapapun bantulah aku! Itulah isi hati gadis itu sekarang seraya mata yang tak hentinya menatap ke arah sekelilingnya.
Dan hal yang sangat sial kali ini adalah, ia teringat dengan perkataan pria asing yang bertemu dengannya tadi pagi. Kenapa di saat menegangkan begini pikirannya harus mencerna hal-hal menyeramkan seperti itu si?
"Ya tuhan tolong aku, apakah benar jika pria tadi akan selalu mengawasiku?, ya tuhan bagaimana ini jika iya, bagaimana jika kali ini pria itu membunuhku seperti.." sengaja menggantungkan kalimatnya sembari celingukan ketakutan.
Kembali melirik arloji berwarna putih yang melekat di tangan halusnya itu sekilas dan kembali berjalan mencoba melawan sinyalir perasaan takut dan panik di dalam dirinya saat ini.
"Kak alan! Bahkan sekarang kan kak Alan belum pulang ke rumah karena dia ada rapat tambahan di kampusnya. Jadi aku harus bagaimana ini? Jarak dari sini untuk menuju rumahku kan terbilang jauh!"
"Ya tuhan, ku mohon berikan aku tumpang-"
Tintin!
Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti tepat di sampingnya dan mengklakson beberapa kali. Gadis itu menatap mobil di sampingnya dengan perasaan bingung sekaligus sinyalir rasa takutnya yang kembali menguasainya.
Tidak lama kemudian pintu mobil itu terbuka dan seorang laki-laki berbadan tinggi dengan setelan jas berwarna navy turun dari mobil dan berjalan dengan langkah santainya menghampiri gadis itu.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya gadis itu dengan nada gugup dan wajah ketakutannya. Karena takut ia pun memilih untuk menunduk dalam-dalam menghindari tatapan tajam dari lelaki di hadapannya itu.
"Sedang apa kamu di sini?" laki-laki itu balik bertanya seraya melemparkan tatapan tajam ke arah gadis itu.
Masih diam tidak ada sahutan apapun dari gadis itu, karena Zian sejak tadi sibuk tenggelam sendiri dengan pikirannya.
"Tegakan kepalamu saat seseorang sedang mengajakmu berbicara!" tegas lelaki itu dengan nada dingin.
Reflek menegakan kepalanya menatap wajah lugas lelaki di hadapannya itu. Sorot mata keduanya bertemu cukup lama sorot mata tajam dan sorot mata sayu itu benar-benar menyatu dalam keheningan suasana di sekelilingnya saat ini. Sebelum pada akhirnya gadis itu buru-buru membuang pandangan dari lelaki di hadapannya.
Ditariknya pelan dagu gadis itu, hingga membuat sorot mata mereka bertemu kembali, "ada apa? Kau takut hanya dengan menatapku sebentar saja?"
Mendengar itu sontak membuat gadis itu panik sendiri sebenarnya siapa lelaki di hadapannya ini? Ditepisnya pelan tangan lelaki itu, hingga membuat tangan kekar milik lelaki itu melepaskan tangannya dari dagunya.
"Berani sekali kau menepis tanganku!" berkata dengan nada tinggi dan sorot mata semakin menajam. Hal itu pun berhasil membuat gadis di hadapannya meringsut ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Boyfriend
Fiksi RemajaJiwa iblis yang dimiliki Gavin memang sudah muncul sejak ia masih kecil, bahkan hasrat iblisnya lebih mudah menguasainya saat ia sedang frustasi ataupun hanya melihat tetesan darah. Lantas bagaimana jika psycopath gila seperti Gavin bertemu dengan g...